Empat Puluh Enam

51 10 2
                                    

Cindy berjalan memasuki kamarnya dengan langkah ringan. Dia duduk di kursi meja belajar kemudian meletakkan boneka minion pemberian Ken tepat di hadapannya. Tak lupa Cindy juga mengeluarkan sebuah photostrip hasil photobox tadi dari dalam tasnya. Cindy menatap foto itu, memperhatikan satu persatu wajah bahagia yang ditampilkan teman-temannya. Cindy tersenyum tipis ketika tatapannya terhenti pada Ken dan dirinya yang berada di bagian pinggir frame.

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Cindy sejenak.

"Kamu sudah makan?" tanya Mama Cindy yang mengetuk pintu. Beliau membuka pintu lalu berjalan masuk ke dalam kamar.

Cindy mengangguk. "Sudah tadi bareng temen-temen."

"Kamu beli boneka minion lagi?" tanya Mama Cindy saat melihat boneka yang ada di meja belajar.

"Nggak, ini dikasih," jawab Cindy. "Sama Ken," sambungnya dengan suara lebih pelan.

Mama Cindy tersenyum jahil. "Kamu pacaran ya sama Ken?"

"Enggak kok, Ma. Cuman temenan," sahut Cindy cepat.

"Yakin?"

"Iya, Ma."

"Ken suka tuh kayaknya sama kamu."

"Yaudah biarin aja, Ma."

"Kamunya nggak suka balik sama Ken?"

Cindy tidak langsung menjawab. Dia menatap boneka di depannya sejenak. "Enggak," jawab Cindy.

"Mama tuh yang ngebesarin kamu. Mama tau kalau kamu bohong."

Cindy meremas tangan bonekanya. Kemudian malu-malu dia menjawab. "hm, suka dikit mungkin?"

Mama Cindy terkekeh pelan mendengar jawaban putrinya. "Aduh, anak Mama sudah gede sekarang," katanya seraya mengusap puncak kepala sang anak.

"Ih Mama ngapain gitu sih," gerutu Cindy. Semburat merah muncul di kedua pipinya. "Udah ah, Cindy mau belajar dulu, Mama keluar aja," pintanya seraya mendorong pelan mamanya untuk keluar dari kamar.

Cindy malu karena ini kali pertamanya membicarakan tentang laki-laki dengan mamanya. Dulu saat dekat dengan Raja, Cindy tidak berani membahasnya karena takut mamanya akan marah kalau Cindy terlalu dekat dengan seorang laki-laki. Berbeda dengan Ken yang sudah kenal baik dengan mamanya terlebih dahulu. Cindy jadi lebih mudah menceritakan perihal cowok itu pada mamanya.

Cindy menatap boneka minion yang ada di meja belajarnya. Mengusap-usapnya sebentar, lalu menyatukan boneka itu dengan semua boneka minion yang ada di sudut ruang kamarnya.

***

Seminggu sudah terlewati. Tujuh hari lamanya siswa siswi Tunas Bangsa berkutat dengan soal-soal ujian. Hari-hari yang terasa lambat berputar berganti menjadi hari yang paling ditunggu. Hari ini, tepat sehari sebelum pembagian rapot sisipan, acara classmeeting berlangsung. Sejak pagi seisi sekolah diramaikan dengan berbagai pertandingan olahraga antar kelas seperti basket, futsal dan voly, acara lalu ditutup dengan acara pensi kecil-kecilan di siang harinya.

"Yuk kita sambut band dari kelas XI IPA 5."

Sorak riuh dari para siswi yang menonton terdengar bergemuruh, terutama saat Ken naik ke atas panggung dan memegang mikrofon.

"HUWAAAAA!!"

"Aduh, Ken ganteng banget."

"Udah cakep, pinter, jago nyanyi lagi."

"Kenapa sih Ken nggak dimasukkan ke kelas gue aja? Biar gue bisa cuci mata tiap hari." Dan berbagai komentar lainnya yang kebanyakan ditujukan pada Ken.

Unperfect PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang