Safety Net | Part 36 - Devil's Plan (2)

1.5K 159 11
                                    

MELIHAT Katherine yang nampaknya tidak senang mendengar ucapannya, Dante berdehem pelan. Sayangnya, kaki mereka terlanjur menyentuh daratan sebelum Dante sempat mengklarifikasi ucapannya tadi.

"Terima kasih, Pak," ucap Katherine setelah seluruh pengaman terlepas dari tubuh mereka.

Tempat mereka turun sudah bukan termasuk area outbound, melainkan di lepas pantai. Bagi para tamu yang menaiki flying fox terpanjang di pulai ini akan mendarat di sebuah gazebo yang jaraknya 20 meter dari pantai, setelah itu kembali ke pantai melewati jembatan kayu. Setiap tamu nantinya hanya akan diberikan 2 kali kesempatan saja untuk menaiki flying fox agar seluruh tamu bisa merasakan flying fox ini.

"Siapa yang akan kamu undang ke peresmian nanti?" tanya Dante ketika mereka mulai berjalan menuju pantai. Pemandangan sekitar jembatan juga mengagumkan. Air laut yang jernih membuat mereka bisa melihat terumbu karang dan ikan dari atas jembatan.

"Tadinya aku ingin mengundang Eros dan Laura saja. Tapi kamu sudah pasti akan mengundang mereka, bukan? Jadi.. mungkin aku akan mengundang Zavier," jawab Katherine setelah berpikir keras.

Dante mendelik tidak suka mendengarnya. Sejak awal, entah mengapa hatinya selalu panas melihat Katherine dengan laki-laki lain. "Kamu masih berteman dengan pria itu?" tanyanya retoris.

"Tentu saja! Aku tidak pernah bertengkar dengannya," balas Katherine dengan dahi berkerut bingung.

"Kamu harus sedikit menjauh darinya. Kalau kalian terlalu dekat, temanmu itu akan sulit mendapatkan kekasih," ujar Dante panjang lebar.

"Benarkah?" gumam Katherine menundukkan kepalanya, namun seketika mendelik kearah Boss-nya itu. "Apapun yang terjadi antara aku dan Zavier bukan urusanmu, Boss!"

  Dante mendengus pelan, lalu menghentikan langkahnya di tengah jalan. Karena melihat Dante yang menghentikan langkah, sebagai bawahan tentu saja Katherine harus mengikutinya.

  "Apa... kamu masih marah?"

  Kali ini, alis Katherine terangkat satu. "Marah? Marah tentang apa, Boss? Kamu sudah membuatku marah dari segala aspek."

  "Tentang aku yang diam-diam menidurimu," ucap Dante hati-hati.

  Katherine terdiam sebentar, kemudian menggeleng. "It's okay. Lagipula, aku tidak hamil dan kejadian itu... tidak akan terulang lagi, 'kan?"

Wajah Dante berubah murung mendengarnya. Sepertinya dia terlalu gegabah karena menjalankan rencana beberapa hari setelah dia dinyatakan sembuh sehingga spermanya belum sekuat itu untuk membuahi Katherine.

"Saat itu, aku baru sembuh dan menyadari kalau cepat atau lambat, kamu akan pergi," ujar Dante sambil mengamati reaksi Katherine lamat-lamat. Apakah perempuan itu senang atau bahkan semakin membencinya setelah mengetahui alasan dibalik pemerkosaan itu?

Sedangkan Katherine, kini perempuan itu melongo mendengar pernyataan Dante. "Memangnya apa yang kamu harapkan jika meniduriku? Aku akan hamil anakmu, lalu menikah denganmu, begitu?"

Kini, giliran Dante yang melongo. "Kenapa kamu bisa mengetahui keinginanku?"

Helaan napas kasar keluar dari bibir Katherine. Dirinya sungguh beruntung karena tidak benar-benar hamil. "Aku memang tidak akan menjadi perawatmu selamanya, tetapi kita bisa berteman, bukan? Kamu tidak perlu melakukan hal sejauh itu."

Dante kembali terkekeh mendengarnya. "Teman? Kamu tahu hubungan kita lebih dari sekedar teman."

"Tapi aku menginginkan hubungan yang berasal dari pertemanan, Dante. Mungkin kamu lebih menyukai hubungan yang terburu-buru, but I'm not."

Safety NetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang