CHAPTER 18-Ini Bukan Bahagia, Ini Luka

788 130 20
                                    

Dering alarm ponsel yang terus berbunyi mulai mengusik sesorang yang sedang meringkuk diatas kasurnya. Mata itu masih terlalu berat untuk terbuka, entahlah antara terlalu berat atau terlalu lelah menjalani hari yang terlalu suram tanpa secercah cahaya dialurnya.

Setelah ketiga kalinya berbunyi, sang pemilik ponsel akhirnya mampu untuk bangkit. Sekujur tubuhnya amatlah sakit dan matanya juga sangatlah bengkak. Ia menatap kekacauan yang dipantulan kaca lalu tersenyum remeh pada dirinya sendiri.

Sunoo mulai mempersiapkan dirinya untuk berangkat kesekolah dengan bersusah payah. Ia rasa pergi kesekolah tidaklah buruk dari pada harus terkurung dikamar seharian, untuk lukanya hanya perlu disembunyikan dengan menggunakan hoodie pikirnya.

Sunoo berjalan keluar kamarnya dengan menutup semua bagian tubuhnya selain wajah dan telapak tangannya. Berjalan dengan sedikit gontai karna rasa sakit yang menjalar disetiap tubuhnya.

Langkahnya terhenti ketika supir keluarganya memanggilnya

"Nuu" panggil orang dewasa itu lalu berjalan mendekati sunoo.

"Pagi paman" sapa sunoo dengan senyumannya.

"Pagi juga nuu, ayo paman antar" ucap sang paman yang sontak membuat sunoo menggeleng.

"Ga usah paman, sunoo naik bis aja" tolaknya.

"Tapi ini perintah nyonya nuu" perkataan barusan membuat sunoo menatap tak percaya.

"Ibu yang nyuruh paman?" Tanyanya memastikan.

Sang supir hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai jawabannya.

"Yaudah ayo naik, ini juga kamu sebenarnya udah telat banget kan" ucap sang paman dan menyuruh sunoo yang tersenyum penuh kebahagiaan untuk memasuki mobil.

_______________

Flash back 30 menit sebelumnya

"Pak jang" panggil nyonya kim pada sang supir

"Iya nyonya ada yang bisa saya bantu?" Sigap sang supir

"Tolong hari ini kamu antarkan anak itu" ucapnya cepat dengan wajah dibuat seangkuh mungkin.

Sang supir yang bingung dengan anak mana yang dimaksud hanya melongo, pasalanya kedua anak kesayangan mereka sudah berangkat dengan ayah mereka beberapa menit yang lalu.

"Maaf nyonya anak yang mana?"

"Ck si sunoo, kamu anterin dia hari ini aja" perintahnya.

Tuan jang yang memang kepoan memberi satu pertanyaan lagi karna herannya.

"Kok tiba-tiba ya nyonya nyuruh sunoo untuk dianterin?"

"Saya ga mau dia kenapa-kenapa dijalan dan suami saya yang disalahin karna mukulin dia semalam, lagian itu anak emang pantas dipukul" ucapnya tanpa menyaring ucapannya.

Perkataan barusan membuat sang supir terhenyuk hatinya. Dia kira nyonya nya ini sudah mulai sadar, tapi ternyata ia hanya tak ingin keluarganya terena masalah.

_________________

sunoo memasuki kelasnya tapi kali ini ia tak mendapati pemandangan kekasihnya yang ngapelin jake didepan kelasnya.

Kedatangannya disapa jungwon yang datang lebih awal dari dirinya.

"Morning nuu, gimana keadaan kamu?" Tanya jungwon dengan senyuman diwajahnya.

"Morning won, udah mendingan" bohongnya.

"Morning nik" sapa jungwon pada niki yang tampak menutup matanya diatas meja.

[On Going] Gloomy -Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang