BAB 35-Bertemu dan Tidak

769 133 21
                                    

"KIM SUNOO"

suara terikan dari seseorang yang paling ia rindukan dapat didengar rungu nya. Spontan sunoo membalikkan badannya, mencari dari mana sumber suara itu berasal.

Masih diujung sana dapat ia lihat sosok tinggi kurus itu berlari luar biasa cepat hingga membuat setiap helaian rambut hitamnya bergerak terombang ambing mengikuti hentakan badan sang empunya sembari terus memanggil manggil namanya.

Bagaimana mungkin sunoo pergi lagi, ketika mendapati bahwa ternyata bukan hanya dia yang merindu, bagaimana mungkin sunoo acuh pada orang-orang yang nyatanya selalu memperhatikan dan menjaganya dengan baik.

Sunoo sudah menangis diatas tempatnya berpijak, tak lagi sanggup mendekat kearah datangnya niki.

Dan entah sejak kapan, tubuh kecil sunoo kini telah sepenuhnya dilahap oleh pelukan niki. Debaran dari jantung niki terasa menumbuk jantung sunoo menunjukkan sehebat apa niki berlari.

Sunoo dapat merasakan air mata niki terjatuh membasahi ceruk lehernya yang terbuka. Seketika perasaan bersalah muncul melingkupi perasaan nya. Pasalnya ia tak pernah mendapati niki menangis barang sedetikpun, seberat apapun masalah yang ia lalui yang sunoo tau niki selalu mencoba terlihat tegar.

"Maaf" cicit sunoo pelan, tapi masih mampu niki dengar.

Niki tak menjawab, hanya gelengan kepala yang dapat sunoo rasakan.

"Jangan menangis iki" ucapnya menenangkan, sembari mengelus lembut punggung lebar sahabatnya.

Perlahan niki melepas dekapannya, untuk memandang lebih jelas rupa dari sosok yang sudah tak pernah ia lihat 6 bulan ini.

"Kau baik-baik saja nu?" Tanya niki, sembari menatap lekat netra kecoklatan milik sunoo.

"Eum, aku baik-baik saja. Maka dari itu jangan menangis iki" ucap sunoo, tanggannya ia bawa menghapus derasnya air mata niki yang terus mengalir.

"Aku bahagia nu, aku bahagia. Melihatmu dengan keadaan yang baik seperti ini membuatku bahagia" niki berucap.

"Maaf aku pergi tanpa bilang ki" sesal sunoo.

Niki menggelengkan kepalanya, seolah menentang ucapan yang barusan terikhrar.

"Bukan salah mu nu, saat itu semua terlalu berat ya?" Tanya niki yang kembali membuat hati sunoo terenyuh, diikuti dengan setetes cairan bening dimata kanannya.

Belum sempat sunoo menjawab, sosok jungwon yang terduduk ditanah tak jauh dari berdirinya niki dan sunoo terlebih dahulu mencuri atensi semua orang disana.

"Jungwon"

ucap sunoo lembut pada sahabatnya yang ternyata menangis lebih deras dari pada anak 5 tahun yang tak diberi lolipop oleh orang tuanya.

"Kamu jahat nuu, kamu jahat. Kenapa pergi ga bilang-bilang, kenapa ninggalin kita. 6 bulan nuu, 6 bulan kamu pergi entah kemana. Aku kira kamu udah pergi jauh ninggalin kami dan ga akan balik lagi. Aku--" ucapan jungewon sempat terhenti, tersedak oleh sesenggukkan tangisannya.

"--Aku kira, aku ga akan jumpa kamu lagi selama-lamanya. Aku takut nuu" jungwon mengoceh panjang lebar dalam tangisnya.

Sunoo segera mendekat kearah jungwon, mensejajarkan diri dengan sosok yang bersimpuh itu. Pelukan erat sunoo berikan, berharap pelukan itu dapat menghapus semua kecemasan jungwon selama ini.

"Maaf won, maafin sunoo. Maaf karna pergi dan ngak ngasih kabar selama 6 bulan ini. Aku hanya ingin beristirahat sejenak" ucap sunoo lembut.

"Won, coba lihat aku" pinta sunoo.

[On Going] Gloomy -Kim SunooWhere stories live. Discover now