25. Dunia terlalu kejam

132 4 0
                                    

"Jangan salahkan tuhan, ini memang sudah rencana tuhan buat lo yang harus bisa kuat sendirian"-Saturnus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan salahkan tuhan, ini memang sudah rencana tuhan buat lo yang harus bisa kuat sendirian"
-Saturnus

***

Saturnus menatap toples berisi bubuk kopi, ternyata kopi didapurnya Sudah habis aoa yang harus ia lakukan?

Saturnus mulai berjalan kearah ruang Tamu menemui Papahnya, Dengan suara lembut Saturnus berkata, "Pah, Kopi didapur Udah habis"

Rama mulai bangkit, "Kalo habis ya beli lah kewarung! Kamu punya otak gak sih! Sekarang, Kamu beli kewarung! Sebentar lagi Rekan bisinis papah dateng, Kamu cepetan kewarung"

Saturnus mengangguk, "I-iya pah"

Laki-laki bersurai kecoklatan itu mulai melangkah keluar pengkara Rumah besarnya, Saturnus sekarang bingung pasalnya dikomplek sekiatar perumahan jarang sekali ada warung disini banyak yang beli sesuatu kesupermarket.

Saturnus berjalan pelan, Wajahnya masih pucat dia tak tahu harus beli kemana kopi.

Beberapa menit berjalan, Akhirnya Saturnus menemukan Warung ia tersenyum lega syukurlah masih ada warung disekitaran sini.

"Bu, Kopi bubuk ada?", Tanya Saturnus.

"Ah, Ada. Bentar ya Ibu ambilin dulu", Penjula warung langsung mengambil pesanan Saturnus.

Setelah beberapa menit, Penjual ibu-ibu itu langsung menyodorkan satu bungkus besar kopi kepada Saturnus. Laki-laki itu langsung menerima nya dan membayarnya.

"Makasih ya, bu."

"Iya sama-sama"

***

Cklek

Tiga orang yang berada diruang tamu, menoleh kearah Badan pintu yang terbuka menampilakn Badan tinggi Saturnus yang menenteng kresek.

"Anak kamu, Rama?", Tanya salah satu wanita menunjuk kearah Saturnus.

Rama mengangguk, "Iya."

"Ohh, tampan sekali ya kayak kamu Rama", Wanita itu tertawa kecil.

"Apaan kamu, Udah Saturnus ngapain kamu masih diem disitu? Sana kedapur bikinin Kopi buat tamu papah", Saturnus mengangguk mulai melewati keempat orang yang tengah duduk santai disofa.

Menunggu beberapa menit, Saturnus mulai kembali lagi keruang tamu dengan menenteng nampan berisi 4 kopi digelas.

Saturnus meletakkannya diatas meja, Kemudian berpamitan pergi tapi Saturnus tak langsung pergi dia sedang sibuk membersihkan minatur Patung.

"Rama, kenapa kau tidak mencari ART saja?", Tanya pria botak bernama, Yoga.

"Ehh, bukannya kau dulu memiliki ART ya? Kenapa malahan anakmu yang menyiapkan minuman seharusnya kan ART mu? Kemana dia?", Tanya seorang wanita berambut Pendek, Dena.

"Ahh, Itu. Dia pulang kampung dan bilang selama-lamanya takkan kembali kesini yaa, Itu sudah keputusannya sendiri aku tidak bisa melarangnya", Alibi Rama berbohong

Saturnus yang berada dibelakang tembok mendengar obrolan papahnya, Ia amat tak percaya kenapa papahnya berbohong? Ingat kan Bi sumi hanya kekampungnya untuk menengok keadaan Ibunya dan akan kembali lagi kesini tapi apa? Rama memecatnya! Agar Saturnus tersiksa dengan suruhannya.

Dunia kejam saat ini kepada Saturnus, ia merasa sakit kenapa papah berbohong? Tinggal jujur saja, Pasti rekan Rama tak marah mereka tak tahu menahu keluarga Rama edinarta.

"Oh, Begitu. Tapi sangat tidak cocok sekali Anak mu mengerjakan semua pekerjaan rumah, Seperti seorang gadis. Kau cari lagi lah ART aku kasihan melihat anakmu itu"

"Ahh, sudah tak perlu. Aku ingin ia mandiri Selama ini kerjaan putraku hanya Bermain Ponsel, Nongkrong, dan telat pulang aku pun tak tahu kenapa dia menjadi seperti itu?"

"Pergaulan sekarang sangatlah berbahaya Rama, Kau harus menjaga anakmu dalam pergaulan. Bagus kalau kau menjadikan dia mandiri"

"Iya, Aku ingin dia berubah dia sangat keras kepala orangnya"

Saturnus mengepalkan tangannya, Semua yang dikatakan Rama hanyalah omong kosong Selama ini Saturnus tak seperti itu dia bermain ponseln pun itu hanya hal penting-penting saja, dan dia telat pulanf karna ada urusan atau dia mengecek keadaan dia kerumah sakit, Saturnus bukan anak nakal seperti Remaja lainnya Saturnus anak baik, Dia tak tahu menahu pergaulan bebas itu seperti diluar sana yang hanya bermain-main saja itu membuang waktu saja.

"Dia sering nongkrong?"

"Iya, dia tak tahu pulang kerumah dia hanya main saja, Jadi aku menyuruhnya untuk bisa menjadi anak baik"

Saturnus menghela nafas pelan, kini mata nya memerah seperti ingin menangis tapi seberusaha mungkin s
Saturnus menahannya.

Apa dirinya tak pernah diinginkan oleh Rama? Kenapa takdir Saturnus begitu kejam? Padahal Saturnus berharap dia hidup dibumi ini ingin rasanya dimanjakan, diperhatikan oleh Mamah atau papahnya, Hal kecil seperti itu Saturnus yang sangat inginkan, Apakah tidak bisa takdir Saturnus bahagia walau sekali saja?

Saturnus menghapus air matanya yang hampir jatuh dengan kasar, Dirinya tak boleh menangis hanya karena cacian Rama, Sudah biasa Rama mencaci dirinya setiap hari bahkan menyiksa Saturnus.

***

Malam yang indah dengan dihiasi butiran bintang yang amat banyak, Cahaya Bulan menerangi Seluruh Umat bumi, Angin berhembusan menerbangkan dedaunan, Malam ini cuaca sangat dingin tapi itu tak membuat Seorang Laki-laki yang sedang duduk dibalkon Kamarnya menikmati angin malam sembari menatap kertas ditangannya.

Saturnus menatap sendu kertas ditangannya, Dikertas itu menyatakan bahwa Kondisi Ginjal Saturnus semakin kian memburuk, Yang satu Rusak kemudian menyebarlah virusnya keseluruh tubuhnya, Pantas saja Saturnus sering merasa pusing dan hidungnya selalu mimisan bahkan batuk pun Saturnus mengeluarkan darah.

Saturnus menghela nafas lelah, Beban nya semakin berat ia tak tahu harus bagaimana lagi kedepannya.

Dokter aldira pun sedang mencari pendonor ginjal untuk Saturnus, namun sudah 1 bulan Tidak ada yang mau mendonorkan ginjal kepada Saturnus.

"Tuhan... Jika hambamu ini tak bisa sembuh maka, berikanlah hamba kebahagiaan walau kebahagian itu hanya hal kecil...", lirih Saturnus.

"Maaf... Kalo hambamu ini sedang mengeluh..., tapi Hambamu ini betul-betul sedang dalam keadaan yang amat sangat sekali lelah... Maaf", Saturnus menunduk.

Lima menit berlalu hingga seseorang masuk kedalam kamar Saturnus dengan rambut yang acakkan.

"Saturnus", Panggilnya dengan suara berat, Saturnus diam sejenak kemudian menoleh Rama menyuruhnya datang kemari Saturnus mulai mendekat kearah Rama.

"Ada apa pah?", tanya Saturnus.

"Besok, ikut papah makan malam sama Teman Papah direstaurant. Dan besok kamu pakai pakaian ini", Rama memberikan pakaian berupa pakaian Formal seperti Kemeja panjang putih,
Jas Hitam, juga Dasi panjang hitam.

"Besok kamu harus serapih mungkin, papah gamau kamu datang dengan wajah pucat seperti itu", Saturnus mengangguk pelan, "Iya pah."

Rama mulai pergi dari kamar Saturnus dengan langkah lebar.

***

SATURNUS DAN KISAHNYA [END]Where stories live. Discover now