17

15.2K 1.5K 41
                                    

Graziano mengusap lehernya yang sudah diberi tabir dari tabib, perbuatan Matteo berbekas.

Graziano termenung, sekarang ia tak memiliki cara apapun untuk membantu keluarganya. Kaisar? Pemimpin yang ia pikir bijaksana itu, nyatanya hanyalah sebuah angan.

Bagaimana keadaan orang tuanya? Bagaimana jika mereka terkena wabah mengerikan itu, Graziano putra tunggal dari duke bagian timur itu hanya diam dan tak memberi bantuan apapun, apakah pantas ia menjadi seorang putra bangsawan? Ia terlalu lemah.

"Yang mulia." Elena menghampiri Graziano, ia menundukan kepalanya.

"Ada apa?" tanya sang Duchess.

"Duke mengerahkan para penjaga dan beberapa tenaga medis milik keluarga Lareon untuk berangkat ke Gardenia bagian timur, Duke benar-benar mengeluarkan pemberontakan pada Kaisar, menurut kabar yang saya tahu, akan ada kontroversi dan ada dua pendukung, antara pendukung Duke dan Kaisar," tutur Elena menjelaskan apa yang ia tahu.

Graziano meremat seprai, ia tak habis pikir jika keinginannya benar-benar menentang Kaisar, ini akan memicu pertumpahan darah, Kaisar akan merasa tak dihargai, dan tindakan Matteo sangat melawan Kaisar.

"Dimana Duke sekarang?" tanya Graziano.

"Duke sedang dibarak bersama dengan kemiliteran pimpinannya, ia benar-benar tengah menyiapkan segalanya," ucap Elena.

Tampa pikir panjang Graziano beranjak, ia dengan tergesa pergi. Apa yang Matteo lakukan pasti itu karenanya, ia yang telah melakukan kekacauan ini.

Grazino pergi diantar kereta kuda, barak lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki, Graziano tak memiliki kesabaran untuk berjalan ke sana.

Saat sampai dibarak, ia dapat melihat banyak penjaga yang tengah latihan, dengan berbagai senjata perang.

Graziano mengedarkan pandangannya saat turun dari kereta, ia mencari-cari keberadaan Matteo.

"Jangan remehkan kekuatan lawan!"

Suara itu, Graziano segera melangkah mencari sumber suara keras itu, yang ia yakini suara Matteo. Dan benar saja, Matteo tengah melatih beberapa pria dengan wajah tegasnya.

"Duke." Graziano menghampirinya, dengan ragu memanggil Matteo.

Matteo menggulir matanya, keningnya mengerut. Sedang apa omeganya dibarak?

"Boleh aku bicara?" tanya Graziano.

"Selesaikan latihannya, aku akan pergi dulu!" teriak Matteo pada orang-orangnya.

Ia membawa Graziano ke tenda, dibenaknya penuh tanya tentang kedatangan Graziano.

"Ada apa kau sampai kemari?" tanya Matteo, Graziano menunduk takut.

"Ak-aku hanya ingin membicarakan tentang masalah yang ku dengar," ucap Graziano.

"Bicaralah, dan tatap lawan bicaramu," ucap Matteo, membuat Graziano langsung mendongak. Seumur hidup, Graziano selalu berpegang teguh dan kepribadian tenang, tapi entah kenapa jika bersama Matteo ia selalu merasa takut dan jantungnya tak berhenti berdetak cepat, seakan akan meledak jika ia menatap Matteo terlalu lama.

"Apa kau benar-benar akan membuat pemberontakan pada Kaisar?" tanya Graziano.

Matteo menghela napas, "menurutmu, apa perbuatanku ini sebuah pemberontakan?" tanyanya.

"Tentu saja, kau melanggar perintah Kaisar, dan ini akan membuahkan kontroversi dari berbagai pihak, Duke jika ini akan membahayakan kedudukan dan Gardenia barat ini, lebih baik hentikan, aku akan memikirkan cara lain untuk membantu Gardenia timur," tutur Graziano.

Duke's Life Prophecy Where stories live. Discover now