Bab 24

107 21 3
                                    

Tetesan hujan mengguyur permukaan payung di atas kepalanya. Jakun Yun Xingze bergulir, punggungnya menegang dan ia tidak bisa menilai apakah orang di depannya baik atau jahat.

Jika itu seorang alpha, apakah ia akan menandainya?

Yun Xingze melawan ketidaknyamanan itu, perlahan-lahan mendongakkan kepalanya untuk menatap si pria jangkung, kemudian matanya pun membelalak tanpa disadari.

Dari bawah payung, ia bisa melihat jari-jari yang menggenggam gagang payung emas gelap itu memiliki buku-buku jari yang terlihat jelas. Tulang pergelangan tangannya putih dan menonjol, dan mansetnya ternoda oleh tetesan air hujan dan kelopak bunga.

Melihat ke atas, ke lengannya yang ramping dan kuat, ia dapat melihat pundak lebar pria itu. Karena tidak ada dasi, yang mengintip dari kemeja putih di bawah jaket seragam sekolah biru gelap itu adalah sebagian kecil tulang selangkanya.

Lebih jauh ke atas, ada wajah yang familer dan asing.

Garis rahang pria itu tegang, bibirnya terkatup rapat sewaktu ia menatap ke bawah pada Yun Xingze. Alisnya sedikit mengerut, dan tatapan di mata sipit dan indah itu begitu dalam hingga tidak ada emosi yang dapat terlihat.

Memandanginya, otak Yun Xingze pun jadi kosong sejenak.

Ia tidak menyangka bahwa orang yang muncul di depannya adalah Luo Wenchuan, yang takut pada omega.

Ketika Yun Xingze tidak bereaksi, pria itu menahan tangannya tetap diam. Perlahan-lahan berjongkok, ia mengulurkan satu tangan ke samping kelenjarnya, mencoba memindahkan tangan yang menutupi kelenjarnya.

Jari-jari orang lainnya agak dingin, dan kapalan tipis yang kasar di telapak tangannya membuat Yun Xingze menelan ludah tak terkendali sewaktu Luo Wenchuan menyentuh kulit sensitifnya.

Saat ini, Yun Xingze tidak bertenaga, dan gerakan Luo Wenchuan lebih ringan, seperti godaan.

Yun Xingze menatap Luo Wenchuan. Keduanya sangat dekat saat ini. Terjebak di bawah payung dan oleh tubuh pria itu, ia dapat melihat tetesan air yang transparan di wajah si alpha, kelopak mata tunggalnya yang jelas, dan hidung mancung dan tampannya.

"Aku akan membantumu."

Ketiga kata itu diucapkan oleh bibir tipis Luo Wenchuan. Suaranya rendah dan serak dengan emosi yang tak bisa dijelaskan, seolah-olah sedang berusaha menahan sesuatu.

Yun Xingze tidak menyadari keanehan tersebut. Setelah mendengarkan suara Luo Wenchuan, ia tiba-tiba merasakan rasa aman dalam hatinya dan mau tak mau melepaskan tangannya.

Jari Luo Wenchuan mengelus kelenjar Yun Xingze. Setelah memastikan letaknya, ia mengeluarkan sebuah inhibitor otomatis sekali pakai.

Inhibitor itu dikemas dalam jarum tabung transparan. Jarum tabung itu dibuat secara khusus, dan memiliki fungsi mendisinfeksi, menyuntikkan, dan meredakan rasa sakit di tempat yang disuntik.

Sebelum Yun Xingze sempat memikirkan kenapa ia membawa-bawa inhibitor, Luo Wenchuan memegang jarum tabung itu dekat ke kelenjarnya dengan satu tangan, mengusap-usapkan jempolnya ke bagian atas tabung jarum itu searah jarum jam, dan menyalakan tombol inhibitornya.

Selanjutnya, kapas steril dijulurkan ke sisi kanan jarum tabung untuk mengelap kelenjar Yun Xingze. Setelah disinfeksi selesai dalam beberapa detik, Luo Wenchuan pelan-pelan menusukkan jarumnya.

Rasa sakit Yun Xingze melonjak saat ini. Menarik napas dalam-dalam, erangan menyakitkan pun lolos dari tenggorokannya.

Jakun Luo Wenchuan bergulir, tetapi tangannya tidak bergerak sama sekali. Dengan kuat memegang jarum, ia mulai menyuntikkan inhibitornya,

[BL] Bursting After He Transmigrated into the Cannon Fodder OmegaWhere stories live. Discover now