18. Galau dulu gak sich✨

202 44 8
                                    




Di tempat Goo inhyuk.

" Setelah melalui penyelidikan dan setelah menemui nya langsung jelas bahwa Kirana dan Soe jiwoo tidak terlibat dengan kasus yang terjadi saat ini," Jelas Inhyuk.

" Jadi dia hanya kebetulan bertemu dengan Wooin, murid dari Dr.Delein?"

" Benar.
Wooin pindah ke sekolah mereka," jawab Inhyuk.

" Lalu Union?"

" Kurasa mereka belum menyadari keberadaan Ran dan Jiwoo.
Menurut ku akan lebih baik kalau mereka tidak tahu tentang anak-anak itu.
Cara mereka masuk seenaknya ke wilayah kita untuk menangani sang profesor benar benar membuat ku kesal." Jelas Inhyuk dengan ekspresi kesal.

" Ran?"

" Ah.
Itu nama panggilan gadis itu, dia benar benar anak yang menarik.
Dia bahkan mengajakku bertemu lagi jika ada waktu," Jawab Inhyuk

" Dia meminta untuk bertemu lagi dengan mu?"

" Iya.
Sepertinya dia ingin membicarakan sesuatu terkait masa lalunya." -Inhyuk.

" Jadi dia mencoba mengorek informasi dari kita.
Lalu apa jawaban mu?"

" Aku tidak tega untuk menolaknya.
Apa aku harus mencoba menolaknya?
Nona," jawab Inhyuk sambil terkekeh canggung.

" Tidak perlu.
Dia bisa mengetahui apapun yang dia inginkan.
Tapi mungkin akan lebih baik jika dia tidak pernah mengetahui nya."

" Itu benar.
Dia masih terlalu muda untuk ini." gumam Inhyuk.

" Mereka berdua sama-sama memiliki masa lalu yang buruk.
Nona...
Sebenarnya aku juga merasa kita harus melindungi mereka." Ujar inhyuk sambil tersenyum .

" Apa?"

"Mereka anak anak yang baik" ujar inhyuk

"Kelihatannya hatinya baik." Lanjut inhyuk sambil tersenyum teduh.

...




"... Bunga itu ?"

" Ah.
Ini aku mendapatkannya dari Ran.
Sepertinya ini hadiah atas kunjungan ku," jawab Inhyuk.

" Sepertinya kalian sudah dekat ya."

Inhyuk hanya terkekeh kecil sebagai jawaban.

Kembali ke rumah Jiwoo.



'Buk'

" Akh.
Apa yang Kaiden lakukan?!" seruku marah karena Kaiden yang tiba tiba memukul ku.

" Harusnya aku yang bertanya begitu!!!" seru Kaiden geram.

" Apa apaan sikapmu tadi!!!" seru Kaiden kesal.

"Ha? Sikap Ran yang mana?!" tanyaku kesal.

" Bukankah sudah jelas!
Lagipula untuk apa juga kau meminta untuk bertemu lagi dengannya?!
Dan lagi apa-apaan bunga yang kau berikan padanya itu, dari mana kau mendapatkan nya?!
Apa kau juga menggunakan kemampuan mu didepannya?!!" Seru kaiden geram dengan tingkah bocah-bocah dihadapan nya ini.

Aku termenung cukup lama sambil menatap Kaiden lekat.













" Pfft-
Hahahaha... hahahaha..."
Aku tertawa lepas sampai-sampai meneteskan air mata sambil berguling-guling dilantai memegangi perutku yang keram karena tertawa.

" A-apa yang kau tertawakan!" seru Kaiden kesal.

" Hahaha...Hah..."
aku mencoba mengambil nafas panjang untuk bisa berhenti tertawa dan mengelap air mata yang menetes tadi.

Jiwoo hanya menatap ku heran sedangkan Kaiden menatapku penuh selidik.

Aku mencoba menyamakan tinggi ku dengan Kaiden yang masih duduk di sofa.

Aku mengelus pipi gembul Kaiden pelan.

' A-apa yang sedang gadis ini coba lakukan,' batin Kaiden mulai curiga sambil menatap ku yang sedang tersenyum jahil kearahnya.

...















" Apakah Kaiden ku ini sedang cemburu~~~
Hmm?~~~ " Godaku sambil tersenyum jahil.

' Pshh!..'

Wajah Kaiden tiba-tiba berubah menjadi semerah tomat.

" GADIS INI PASTI SUDAH TIDAK WARASSS!!!!!" teriaknya marah, tapi itu tidak bisa menutupi wajahnya yang memerah karena malu.

" Kaiden, jika kau juga mau bunga kau bisa meminta nya langsung padaku, aku pasti akan memberikan 100x lipat lebih banyak dan lebih baik dari itu.
Tidak perlu malu-malu~ " Ujarku lagi sambil menguyel-uyel pipi Kaiden mencoba memanasi nya.

' Hehe.
Itung-itung buat bales rambutku tadi.' batinku sambil tersenyum licik.

' Plak.'
Kaiden menepis tanganku kasar, lalu menunjuk ku marah.

" Dasar gadis gila!
Untuk apa juga aku menginginkan bunga jelek seperti itu!
Dan lagi. Aku ini tidak sedang cemburu tau!
Lagipula aku ini memang lebih baik darinya!
Jadi untuk apa aku harus cemburu!
Dasar idiot! Lainkali berpikirlah dulu sebelum bicara!!" seru Kaiden tak karuan.

Aku hanya menanggapi nya dengan kekehan kecil.
' Aku tahu Kaiden sedang marah, tapi dia malah terlihat semakin menggemaskan (⁠≧⁠▽⁠≦⁠).' batinku gemas.

" Hahaha...Kaiden benar, maafkan Ran.
Ran pasti salah bicara tadi.
Lagipula Kaiden kan sangat luar biasa jadi untuk apa kau merasa cemburu dengannya kan." Jawabku dengan tak bersemangat dan wajah tertekuk.

" Apalagi untuk gadis sepertiku..." gumamku pelan dengan wajah sedikit murung.


' ...kenapa dia jadi begini, akukan tidak bermaksud untuk membuatnya berpikiran seperti itu,' batin Kaiden bingung dan sedikit merasa tidak enak denganku.

" E..
R-Ra-.." Panggil Jiwoo terpotong.

" Jiwoo...Ran mengantuk, Ran mau istirahat dulu dikamar," sela ku dan sebelum Jiwoo sempat mengatakan sesuatu lagi aku segera naik ke kamar atas.

" K-kaiden...apa tidak papa seperti ini.." tanya Jiwoo takut-takut.

" ... Mari berikan dia sedikit ruang." Saran Kaiden.

' Apa aku mengatakan sesuatu yang menyinggung nya?..' batin Kaiden khawatir.


Dikamar Jiwoo

' Jadi itu benar benar nyata!
Ini bukan mimpi sama sekali!' batinku sambil sedang mencoba menahan perasaan ku.

" Fuhh...tenanglah Kirana, kau harusnya senang, mungkin saja kau bisa bertemu dengan mereka lagi.
Lagipula ini bukanlah semacam kutukan kan.haha.." gumamku sambil tertawa canggung.

Aku mencoba menenangkan diri dan berbaring di kasur.

" Sialan.."

•••


Ran lagi galau ges...hibur kek😤








Anything For U.    EleceedXFemale Reader(On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora