21. Gue Mulai Suka Renang

3.3K 232 34
                                    

Playlist:1

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Playlist:
1. Jungkook ft. Latto - Seven
2. Katy Perry - E.T

UNEDITED
Tolong komen kalau kalian gak ngerti paragrafnya atau ada typo, aku belum baca ulang xixi

~*~*~

"Udah sampe," ucap Brendan tepat ketika mesin motor telah mati. Sejak tadi Kiara memeluknya seperti monyet.

Setelah yakin dirinya aman, barulah Kiara mau membuka matanya dan mengintip lalu menemukan tempat ternyamannya dalam radar pandang; parkiran apartmentnya.

Dengan gemetar Kiara turun dari motor sialan ini.

Baru saja akan lari pontang-panting, Brendan menarik kerah belakang baju Kiara.

"Helmetnya dilepas dulu lah, Bodoh."

Setelah ribut sebentar soal helmet dan berniat untuk bertindak anarkis pada Brendan, akhirnya mereka meninggalkan parkiran dengan Brendan yang terkekeh-kekeh menertawakan wajah pucat Kiara bahkan ketika mereka tiba di lift. Resepsionis di lobi menahan dirinya agar tidak memandangi Kiara sementara Brendan  terus mencemooh Kiara hingga Kiara semakin membencinya.

Kiara nggak suka menempatkan dirinya dalam bahaya, sebisa mungkin mencari kedamaian, keselamatan dan ketenangan. Hal ini sangat mengganggu Kiara karena adrenalinnya berpacu, dan Kiara merasa terancam.

Kiara nggak berniat tertawa sedikit pun dan hanya memasang wajah kesal sambil melipat tangan di dada, tapi ketika lift terbuka di lantai lima, Brendan menunduk ke arah perut Kiara dan mengangkat Kiara ke pundaknya.

"Aakh, turunin, Bego!"

Dia tertawa geli, masih lanjut tertawa part dua saat membawa Kiara menuju unitnya.

"Brendan, asu! Ada CCTV!"

Dengan sengaja dia berhenti di depan kamera CCTV dan entah apa yang dia lakukan dengan ekspresinya tapi dia mengangkat ibu jari ke arah kamera. Setelah itu dengan rusuh Kiara menggerak-gerakan kakinya, memukul-mukul punggungnya, tapi Brendan dengan entengnya memegang kaki Kiara dan menepuk-nepuk pantat Kiara.

"Brendan!"

Entah berapa banyak stamina yang dia punya, sehingga dia bisa mengeluarkan kartu akses dan membuka pintu apartment Kiara, tidak memberi Kiara celah untuk turun.

Kiara hanya dibiarkan turun dengan cara setengah dibanting ke atas ranjang lalu dia mendekatkan wajahnya ke leher; menggelitiki leher Kiara dengan napasnya. Dia bahkan bergerak ke atas ranjang untuk melakukan hal menyebalkan lainnya. Ini menyebalkan sebab dia sejak tadi menertawakan Kiara, jadi Kiara merasa geli alih-alih terangsang, atau mungkin dia hanya berniat menggelitiki.

Sampai dimana Brendan menyentuh pinggang Kiara dan menggelitiki Kiara, barulah Kiara tertawa.

"Ampun, please, capek," engah Kiara.

TemptingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt