13. As you wish, Kia

2.6K 265 67
                                    

Brendan, gue ikut pergi ke D'Canggu, gue gak bisa nolak Edel sama Patricia
-Kiara

Untuk pertama kalinya Kiara mengirim pesan pada Brendan duluan dengan tujuan agar dia tahu Kiara datang. Bukan ingin disambut, hanya saja Kiara nggak enak. Kiara sudah memikirkan rencana B jika kedatangan Kiara hanya membuat semua orang canggung yaitu pergi diam-diam.

Dan Brendan tidak menjawab bahkan ketika sudah lima menit Kiara berdiri di depan lift parkiran menunggu Patricia mengambil Mercedes-nya hingga Patricia datang di depan Kiara.

"Masuk," Patricia mengedik ke dalam.

Kiara segera masuk dan ternyata tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua.

"Nggak ada yang nebeng lagi?" tanya Kiara.

"Nggak ada," tutur Patricia. "Gue tolak semua."

Kiara mendengus sambil menyimpan tasnya di jok samping, "kenapa?"

"Karena mereka minta," Patricia tertawa dengan humor di kepalanya. "Gue gak suka diminta, gue mau inisiatif."

Suka-suka lu, asli, pikir Kiara.

Sesaat kemudian Patricia menyalakan musik, lalu nggak lama setelah itu mereka meninggalkan parkiran.

Sebelum pulang, Kiara sudah re-touch make upnya, memakai parfum lagi, membetulkan rambutnya, dan memakai ulang lotion jadi dia tidak akan mirip seperti orang yang baru pulang bekerja melainkan berangkat bekerja. Kiara melakukannya karena jarak dari tempat kerja ke D'Canggu yang berada di Grand Galaxy hanya lima belas menit, jadi tidak ada waktu melakukan re-touch di dalam mobil.

Dan karena Kiara mengikuti instingnya, dia jadi bersyukur, sebab yang terjadi di sepanjang perjalanan adalah, Kiara harus fokus pada Edel yang menawarkan Kiara berbagai jenis Om-Om, dan berbagai macam laki-laki yang mungkin saja Kiara minati untuk dikenalkan. Tapi, Kiara tak menggubrisnya dan menganggap Edel sedang menawarkan lelucon. Edel terus-terusan bicara bahwa dia nggak bisa kalau selingkuh meskipun sama Om-Om pemilik banyak rumah sewa di Meadow Green Lippo. Mungkin karena Kiara terlihat tidak punya pawang, Edel berpikir Kiara adalah rekomendasi yang bagus.

"Oke, Edel, lain kali aja kenalinnya," tutur Kiara.

Menurut Kiara, dirinya bukan tipe orang yang sekali dilihat akan dicap cantik—misalnya, dalam keadaan apa pun tetap cantik—Kiara bukan orang yang punya tipe wajah seperti itu. Kiara melihat dirinya sebagai orang yang seksi, cerdas dan ... biasa aja.

Jika Edel yang jelas disebut sebagai orang cantik, mengenalkan Kiara pada orang-orang yang telah mengetahui Edel cantik, itu bukan hal bagus. Maksud Kiara, orang lain akan mengharapkan teman Edel secantik Edel.

"Kenapa? Lo udah punya cowok?" tanyanya ketika dia sedang melihat profil Instagram cowok setengah Jepang yang akan dia kenalkan.

"Sebenernya nggak punya, tapi gue bener-bener nggak desperate pengen cowok, Del," Kiara setengah merajuk. "Lo mending kasih ke Pat buat selingkuhan."

"Udah, kemarin Pat kenalan sama temen gue yang punya rumah di BSD," Edel menyaut dengan bangga sementara Patricia memberi cengiran di spion tengah.

Kiara agak syok tapi memilih tertawa agar Patricia merasa senang dan hebat.

Lima belas menit itu berlalu dan mereka telah tiba di D'Canggu, salah satu galery di Bekasi yang vibesnya seperti di Bali. Kiara memperhatikan luarnya setelah turun dari mobil. Di depan cafenya merupakan pintu ganda yang hanya dibuka salah satu pintunya, sementara pintu satunya digantungi tanda "open", dari luar terdengar instrumental gitar membunyikan nada-nada Autumn Leaves sehingga suasana menjelang malam itu terasa romantis.

TemptingWhere stories live. Discover now