09. Mau Gue Anterin?

2.1K 232 17
                                    

Brendan tiba 20 menit kemudian membuat Kiara punya waktu untuk mencuci muka dan menyikat gigi, dia datang membawa totebag Starbucks.

Hari ini dia memakai jaket kulit yang dibiarkan terbuka, kaos polos hitam dan celana jeans yang membuat kakinya terlihat panjang, Kiara tidak bisa berhenti menahan senyum karena mimpinya tentang Brendan barusan. Maksudnya, sebentar lagi mimpinya menjadi kenyataan, 'kan?

"Lo udah selesai nongkrongnya?" tanya Kiara.

"Gue pulang duluan, yang lain masih pada ngopi."

"Pasti kopinya enak," komentar Kiara.

Brendan melihat Kiara dengan geli, "kopi dingin maksudnya."

Kiara memiringkan kepala ke satu sisi.

"Kopi dingin?" ulang Kiara.

Brendan yang sedang membuka sepatunya memandangi Kiara dengan bingung juga.

"Maksudnya ... mmm, minum-minum," Brendan mengedikkan bahu seakan itu hal yang seharusnya sudah Kiara tahu.

Oh ... pikir Kiara, mabok-mabokan begitu.

Kiara memperhatikan Brendan tapi dia sama sekali tidak tampak mabuk, alih-alih dia tersenyum dengan semua aura bersahabatnya.

"Ini Choco Hazelnut-nya, masukin lemari es aja dulu biar dingin lagi," dia menyimpannya di meja samping wastafel.

"Gampang," ujar Kiara.

"Jadi, kenapa lo belum tidur?" tanyanya sambil membuka jaket dan duduk di samping Kiara membuat Kiara hampir gugup, khawatir Brendan memergoki pikirannya.

"Sebenernya, gue baru bangun," tutur Kiara. "Lo mau minum apa?"

"Minum ... lo?"

Jancok....

Mereka tidak mengambil waktu lama untuk sampai ke bagian favorit Kiara, dan Kiara baru menyadari Brendan sedikit mabuk ketika mereka saling menatap di antara engahan napas mereka; matanya sedikit sayu, setengah sadar, lalu Kiara juga menyadari bahwa Brendan tidak memakai pengaman saat melakukannya. Hal itu membuat Kiara agak resah.

"It's okay," bisik Brendan. "Percaya sama gue."

Betul juga, percaya sama dia ... hari pertama mereka melakukan ini hingga pagi; Brendan juga benar-benar polos semalaman itu.

Akhirnya Kiara memilih untuk menutup matanya dan menjalani mimpinya.

Itu adalah hari pertama Brendan menginap di tempat Kiara, mereka tertidur ketika pukul tiga pagi dalam keadangan mengantuk dan kelelahan.

Besoknya, Kiara bangun pada pukul sebelas siang, perutnya kelaparan dan hampir berteriak melihat ada orang lain tidur di sampingnya. Bukan hanya itu, yang paling membuat syok adalah dia bertelanjang dada.

Oh Brendan, pikir Kiara.

Biasanya Brendan pulang setelah selesai, ini sedikit mengejutkan menyadari dia memutuskan tidur di sini, tapi mengingat kondisi semalam, jelas jika menjadi Brendan, Kiara juga akan menginap.

Kiara lalu memilih turun dari tempat tidur dan mencari makanan di lemari es, pilihannya tertuju pada roti kemudian Kiara memutuskan untuk membuat roti panggang dan meminum susu protein juga. Setelah itu dia mandi berlama-lama dan keluar ketika dirinya merasa bersih alias semua daki di kulitnya telat tergosok menyisakan kulitnya yang merah-merah panjang.

"Udah bangun?" tanya Kiara ketika melihat Brendan meregangkan badannya di balik selimut.

Dia telungkup, menatap Kiara dengan pandangan lemah kemudian bibirnya mendengus saat sadar, "iya, baru bangun."

TemptingWhere stories live. Discover now