06 ● Tawaran Tasya

30 2 0
                                    

Vlo menjejakkan kaki di parkiran Fakultas Ilmu Keperawatan UI setelah memarkirkan Brio RS Urbanite warna Rallye Red kesayangan yang dibelinya beberapa bulan lalu. Gadis itu tersenyum seraya mengelus bodi hatchback mobil yang terkesan milenial dan cocok buat anak muda.

Kendaraan itu akhirnya bisa Vlo miliki setelah berhasil wisuda S1 Keperawatan dengan membobol tabungan selama kuliah dan juga tambahan dana dari Oma Asmirah, ibunya papa Vlo. Kini, si Brio itu dipakainya untuk kuliah profesi Ners dan wara-wiri praktik klinik di sejumlah rumah sakit yang membutuhkan mobilisasi tinggi.

Sebenarnya, secara perhitungan garis besar, mobil itu bisa dikatakan 95% hasil kontribusi Oma Asmirah. Tabungan yang dimiliki Vlo sebenarnya berasal dari jatah bulanan yang diberikan Oma Asmirah, pengusaha besi tua dan pengolahan sampah plastik bekas, khusus untuk para cucunya yang jumlahnya hanya tujuh orang.

Jika Oma Asmirah selalu rutin pada setiap awal bulan mengirimkan sejumlah dana dengan jumlah yang berbeda ke rekening cucu-cucunya, bisa dibayangkan 'kan, berapa pendapatan Oma Asmirah dari dua usaha yang digelutinya sejak awal menikah dengan Opa Jafar almarhum di bawah bendera CV Jafar Asmirah. Umur Om Rivan, kakaknya papa Vlo saja sudah 52 tahun. Wow, usaha yang sangat stabil dalam kurun waktu melebihi setengah abad.

Vlo, cucu ketiga dalam keluarga besar Jafar, mendapat dana hibah sebesar lima juta setiap bulan, itu di luar jatah dari Firman. Karina, kelas 11 mendapatkan 3 juta, sedangkan Faraz, cucu tertua yang sudah bekerja mendapatkan jatah 7 juta. Wow, ibarat gajian tanpa harus bekerja. Kata Oma Asmirah, akan ada peningkatan jatah untuk yang sedang sekolah dan kuliah sampai akhirnya nanti semua mendapat jatah yang sama.

Sebenarnya, Oma Asmirah menawarkan mobil lain yang harganya lebih mahal, tetapi Vlo tidak ingin aji mumpung dan serakah. Dia sudah merasa cukup dengan kendaraan pilihannya itu. Bagaimana pun juga, dia tidak ingin menjadi omongan sepupu lainnya yang nanti malah akan merepotkan Oma Asmirah.

"Hei, Brio, kamu bilang makasih sama Oma. Akhirnya kamu jadi teman perjalananku. Kita doain semoga Oma selalu sehat, panjang umur, dan ... kaya selalu," gumam Vlo berkata sendiri sambil mengaca pada kaca pintu mobil.

Sesaat kemudian dia mengedarkan pandangan ke sekitar area parkiran yang luas dan penuh pepohonan. Kawasan pendidikan terbaik milik negeri ini memang luas dan sangat asri sekali. Bahkan, hutan kota dan danau yang terdapat di dalam lingkungan kampus menjadi pemandangan alami yang mampu meredam keletihan jiwa mahasiswanya.

Parkiran tampak sepi meskipun mobil-mobil berjajar rapi. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, terlihat beberapa mahasiswa tengah berdiskusi di meja bawah pohon. Pandangan beralih ke arah jam tiga, ada sekitar lima mahasiswa dengan tasnya dan buku tebal di tangan tengah berjalan pelataran, di depan pintu kaca bangunan tinggi yang menjadi gerbang utama FIK.

Gadis itu bergegas. Dia segera menyambar jaket kuning yang tersampir di spion mobil. Flat shoes hitam membungkus kaki panjangnya sebagai penyempurna penampilan gadis yang terbungkus blazer cokelat muda dan gaun warna senada tanpa lengan bermotif bunga-bunga. Vlo sengaja mengikat ke belakang rambut panjangnya membentuk ekor kuda. Wangi parfum menyeruak dari tubuhnya.

Vlo melirik arloji kayu di pergelangan tangan kirinya, sudah pukul 07.29. Dia yakin teman-temannya sudah di kelas atau bisa jadi masih ada di kantin. Gadis itu tidak ingin terlambat pada hari pertama perkuliahan setelah menyelesaikan empat minggu masa praktik klinik medikal bedah. Setengah jam lagi kelas dengan mata kuliah Keperawatan Jiwa akan segera dimulai. Vlo sangat kenal sekali karakter dosen yang satu ini, ramah, tetapi sangat disiplin dan tegas. Vlo bersyukur dia bisa mengikutinya tanpa harus berkeluh kesah apalagi program profesi Ners 80% lebih banyak praktik klinik di rumah sakit yang ditunjuk.

"Wah, artis kita udah datang, nih!" teriak Pepo, gadis berambut pendek, saat melihat Vlo muncul di depan kelas. Pepo dan dua gadis lain sepertinya sedang mengobrolkan sesuatu.  Pada praktik klinik kemarin, Vlo tidak satu rumah sakit dengan gadis itu.

VLO & DAVE  (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang