With You

104 63 117
                                    

"Raveena!!"

Suara Jonathan menggema di seluruh paviliun kedua dan membuat para pelayan menunduk ketakutan.
Suara sepatu fantofel yang Jonathan kenakan ikut beradu dengan ubin lantai, sehingga menimbulkan suara yang nyaring.

Sementara yang dicari sekarang sibuk menonton drama korea di ruang tengah. Raveena tau jika hal ini akan terjadi dan sampai ke telinga ayahnya.

"Nona t-t-tuan besar n-nampaknya sangat marah." Ucap Hera sambil menunduk ketakutan.

Mendengarnya Raveena hanya mengangguk tanpa menoleh sedikit pun kearah Hera. Hera yang melihat kelakuan si nona muda hanya bisa pasrah, pasalnya Raveena memang dari dulu tidak menaruh sedikit pun rasa takut kepada tuan besar.

"Raveena"

Brakkkk

Jonathan melemparkan sebuah vas bunga hingga membuat tv yang di tonton Raveena meledak dan pecah. Semua pelayan memekik ketakutan, terutama Hera yang di kepalanya sudah dikelilingi banyak rasa khawatir.

"Papa! Papa mau bunuh anak sendiri ya?"

"Apa yang telah kamu lakukan kepada Anne dan ibunya? Kamu permalukan dia di depan banyak orang iya? Semua rekan papa sibuk membahas itu, bahkan semua pekerja di kantor juga membahas perlakuan buruk Anne. Tidak bisakah kamu menutup aib keluarga kita?"

"Nggak." Balas Raveena singkat tanpa sorot mata yang takut.

Jonathan menatap putrinya tidak percaya. Biasanya Raveena yang sekarang akan mengamuk tidak jelas dan meronta karena takut dipukul. "Itu kan salah putri papa, seharusnya dia bisa menjaga attitude. Tidak sepantasnya dia menindas banyak orang, terutama di sekolah. Papa tau? Anne sering kok bully siswa yang masuk sekolah dengan jalur beasiswa setelahnya dia bakal pura-pura baik di depan seluruh warga sekolah. Putri papa bahkan hampir bunuh siswa karena depresi." Lanjut Raveena.

Jonathan mengurut pelipisnya guna meredakan emosinya yang tersulut. "Maka dari itu—"

"Menutup aib dan menyogok korban iyakan pa? Itu namanya bukan keluarga sempurna pa, tapi keluarga kriminal." Potong Raveena.

"Tapi adik kamu bisa kena skors, lalu bagaimana dengan masa depan adik kamu jika dirinya mendapat masa lalu yang buruk?"

"Itu masalah Anne pa, dia yang harusnya bertanggung jawab atas masa depannya bukan orang lain." Jawab Raveena sembari menelan rasa kecewa yang begitu besar. Entah ini perasaan Raveena yang asli atau karena Rara juga merasakan rasa benci kepada sosok ayah di kehidupannya yang asli.

"Jonathan? Ada apa ini sayang?"

Sontak semua menoleh kearah Rianti yang datang dengan wajah sumringah. Tubuhnya yang ringkih di papah pelan oleh salah satu pelayan. "Mama?"

Raveena lantas berjalan di sisi Rianti dan membantunya berjalan. "Ada apa sayang? Kenapa ada ribut-ribut begini?" Tanya Rianti lembut.

Jonathan mengusap wajahnya kasar lantas menoleh kearah istri sahnya yang kini tampak kurus. "Ajarkan putrimu untuk tau bagaimana cara menutup aib keluarga Rianti." Kata Jonathan sebelum akhirnya pergi dari sana.

Rianti menatap nanar kepergian sang suami. Kenapa suaminya menghindarinya begitu saja? Apa ada yang salah?

"Apa yang terjadi Raveena?"

"Papa tau kalo Anne bikin salah di sekolah, papa nyalahin aku karena nggak bisa menutup aib Anne."

"Sudah sepatutnya papamu marah." Ujar Rianti.

Raveena menatap Rianti tak percaya, bagaimana bisa mamanya mengatakan hal itu? "Maksut mama?"

Plakk

Aku Kamu dan SurakartaWhere stories live. Discover now