03 ● Serangan Balik

Mulai dari awal
                                    

Mama benar!

Wajah Vlo, Dimitri, dan Evelyn terlihat jelas sekali dan itu tidak hanya dalam satu arah, tapi berbagai sudut pengambilan kamera. Bahkan, tindakan Vlo yang menampar wajah Dimitri dan ekspresi lelaki itu setelahnya terlihat begitu dramatis. Persis dalam film dan sinetron.

"Tuh, lihat, Vlo! Tanganmu punya kekuatan hebat dengan gerakan kilat. Bayangin, wajah kamu mana ada yang nyangka bisa galak kayak harimau. Hih, kamu benar-benar emosi banget, deh!" cetus Sarah di samping Vlo sambil melihat video yang tengah diputar di ponsel gadis itu. "Leluhur mana yang datang bantuin? Eh, ternyata omongan kamu juga nusuk banget, deh. Wih, Dimitri kaget, dong?"

"Banget, Ma! Dan aku yakin dia enggak bakalan lupain semua yang terjadi kemaren."

"Wah, segitunya. Berarti mata kamu kayak gitu ada hubungannya dengan kejadian kemaren?"

Vlo menatap Sarah sejenak, perlahan kepalanya mengangguk. Sarah mengembuskan napas panjang. Tangannya berlabuh di pinggang.

Pandangan Vlo kembali ke video yang diputar ulang. Kejadian kemarin di casual store itu viral sekali. Banyak akun yang memposting ulang tindakan yang dilakukannya dengan berbagai caption. Vlo melayangkan kembali memori ke sore itu yang dia sendiri merasa kaget setelah menyadarinya.

Vlo kini ingat orang-orang yang menyaksikan hal itu, yang ada dekat kasir dan di belakang Dimitri, mengangkat ponsel sejajar mata dan merekamnya.

"Perempuan cantik melabrak pacarnya yang selingkuh!"

"Gaskan, Sis! Cowok selingkuh mesti dikasih pelajaran."

"Gila! Pacar secakep gitu masih aja diselingkuhin."

"Mereka itu siapa, sih? Lagi syuting atau emang kejadian beneran?"

"Emang ya, sering banget cewek yang diselingkuhin itu justru cantik dan menarik. Heran sama mata cowoknya."

Ribuan komentar membanjiri postingan-postingan itu. Berbagai ekspresi kegeraman dan puas atas responnya melabrak Dimitri. Rata-rata, sebagian besar komentator itu kaum hawa dan membelanya. Namun, tak sedikit juga yang memprovokasinya untuk melakukan hal lain kepada Evelyn.

Evelyn ...

Mengingat gadis seksi berambut cokelat terang itu membuat Vlo kembali sakit hati. Dia memang cantik dan sensual dengan tubuh proporsional, nyaris sempurna. Namun, bukan berarti Vlo tidak menarik. Gadis itu melemparkan pandang ke arah cermin. Pantulan tubuh dan wajah dari bidang datar yang satu sisinya tertutup cat air raksa itu memperlihatkan sosok gadis cantik dengan bibir tebal seksi, bermata bulat, dan memiliki hidung bangir. Tak ada yang mengatakan dirinya jelek selama ini. Lalu, kenapa Dimitri menduakannya?

****

"Vlo, keren! lu beneran kaya Wonder Woman, Cat Woman, dan segala macam nama cewek jagoan pantas lu sandang. Sumpah, gue enggak nyangka lu bisa ngelakuin semua itu. Gue rasa, Dimitri bakalan diam tak berkutik dan menghilang dari jagad medsos!"

Ceracau Rurin terdengar nyaring di seberang sana. Perempuan itu terdengar puas dan senang saat tahu Vlo mendamprat Dimitri dan Evelyn.

"Gue enggak tahu, Rin. Yang jelas, setelah kejadian itu, Dimitri enggak ada niat baik hubungi gue buat minta maaf."

"Lu emang berharap dia mengiba gitu dan nangis-nangis minta lu enggak putusin dia? Vlo come on, Baby. Coba lu pikir, deh. Orang yang udah pernah berselingkuh itu diduga bakalan ngelakuin hal sama di masa akan datang. Kasarnya, selingkuh itu kambuhan. Gue pernah baca 'Once a cheater, always a cheater'. Sekali selingkuh, akan terus selingkuh."

"Masa?"

"Gue enggak bilang ini kata gue ya, Vlo. Tapi, berdasarkan beberapa kejadian yang pernah ada dan juga hasil riset seorang psikologi, orang yang ngelakuin hal itu termasuk manusia rumit dan punya banyak alasan. Dia, kalau ketahuan pasangannya, enggak akan pernah ngerasa jera, apalagi kalau dimaafkan. Justru, dia makin lihai dan jago nutupin kebohongan."

Vlo mengangguk, tetapi dia tersadar jika Rurin tak akan melihat gerakan kepalanya. Vlo kemudian berkata, "Iya, sih."

Rurin kembali benar dalam argumentasinya. Namun, Vlo tetap berharap Dimitri datang dan menjelaskan semuanya. Sedikit harapan dalam ruang hati terdalam, lelaki yang dicintainya itu hanya khilaf sementara dan butuh penyegaran dalam hubungan mereka. Bagaimana pun juga, ikatan yang telah terjalin selama tiga tahun telah membawa gelombang kebahagiaan yang membawanya pada satu titik, Vlo dibutuhkan Dimitri.

Setitik harapan itu kembali mencuat saat Dimitri menghubunginya malam hari. Meskipun masih sedih, Vlo menerima panggilan itu dengan suka cita.

"Vlo, kurang ajar kamu! Kamu yang nyebarin video kemaren ya? Kamu pasti sengaja nyuruh seseorang ngerekamnya lalu diposting di medsos. Sialan! Enggak puas kamu menamparku dan membuat Evelyn menangis tersakiti. Sekarang namaku hancur dan Papa marah besar!"

Tuhan! Ternyata ....

"Dim, kamu memang manusia picik dan sumbu pendek. Kamu tahu artinya apa? Manusia yang gampang termakan isu dan terprovokasi tanpa nyari kebenaran. Selain itu, kamu manusia playing victim banget. Sudahlah! Kita putus!"

Vlo menutup pembicaraan meskipun Dimitri berteriak-teriak di seberang. Gadis itu meraba dadanya, rasa nyeri yang tercabik-cabik menyembul kembali. Hatinya tergores dan tersayat.

Vlo membuka fitur kontak, matanya menyusuri nama-nama. Hingga pandangannya tertumbuk pada nama kontak "Sayangku", jemari Vlo bergetar hingga akhirnya dia memencet tanda tempat sampah. Nomor kontak Dimitri pun hilang dan dia memblokir semua akses percakapan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VLO & DAVE  (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang