03 ● Serangan Balik

49 2 1
                                    

"Vlo ... Vlo! Bangun, bangun!"

Sarah berteriak di samping ranjang jati buatan Jepara, tempat Vlo yang sedang lelap memeluk guling. Gadis itu sepertinya tak terpengaruh panggilan kencang disusul guncangan pada tubuhnya. Sleep mask warna biru turkuois terpasang di matanya.

Minggu pagi yang cerah sebenarnya, tetapi Vlo memilih tidur lagi setelah salat Subuh. Sarah berulang kali membangunkan putrinya, tetapi gadis itu hanya menggerakkan kepala sebentar dan mengubah posisi tidurnya.

"VLOOOOO ... KAMU BIKIN ULAH APA?"

Akhirnya, teriakan lebih kencang lagi terdengar tepat di telinga Vlo. Suara Sarah memang sangat dasyat kali ini. Gadis itu tersentak, lantas membuka penutup matanya. Dengan mata setengah terbuka dan wajah cemberut dia menatap Sarah.

"Ada apa, sih, Ma? Pagi-pagi udah konser aja," gerutu Vlo dengan suara parau.

"Lho, mata kamu kenapa, Vlo? Kok, bengkak gitu? Jangan-jangan ada hub--"

"Kak Vlo, gila lu! Lu viral di mana-mana."

Tiba-tiba terdengar suara Karina di depan pintu. Gadis berusia 17 tahun itu mengacungkan telepon genggamnya ke atas.

Vlo perlahan bangkit dan duduk bersandarkan bantal di kepala tempat tidur. Dia mengucek-ngucek matanya yang terasa berat, lalu menggerak-gerakan pundak ke kanan-kiri. Gadis itu terdiam, merasakan kepala hingga leher belakangnya begitu kaku dan sakit.

Sarah dan Karina duduk di bibir ranjang menunggu jawaban Vlo. Wajah mereka terlihat penasaran sekali. Namun, gadis itu tampak tidak menyadari.

"Ma, minta minum, dong. Haus, nih!" pinta Vlo sambil mencondongkan tubuhnya ke kiri.

Tak lama kemudian terdengar bunyi cukup keras yang keluar dari bawah bokong gadis itu disusul bau yang cukup menyengat.

"Gila lu, Kak! Udah bikin rame di luaran, di rumah main kentut gede aja. Bau banget, sumpah!" teriak Karina sambil menjauh seraya menutup hidungnya.

Sarah terbatuk-batuk mual,  hampir saja dia muntah dan ikut berjingkat beberapa langkah. Perempuan berusia 44 tahun itu memang terkadang tidak tahan bau-bauan. Wajahnya tampak memerah menahan napas. Tangan Sarah menutup hidung.

"Karin, bawain kakakmu minum!" pinta Sarah sambil membuka tirai dan jendela lebar-lebar. Dia kemudian menghirup udara segar yang masuk ke kamar.

"Bikin repot gue aja lu, Kak!" protes Karina.

Karina kemudian keluar, samar-samar terdengar suara batuk gadis itu. Sarah melirik putri sulungnya yang terlihat termenung dan tak bergairah.

"Ada apa Vlo? Kamu ada masalah apa?"

"Enggak ada, Ma."

"Kalau enggak ada kenapa matamu bengkak kayak habis nangis? Dan itu ... Mama tadi lihat di Tiktok, kamu dan Dimitri lagi berantem. Emang dia punya gebetan baru, Vlo? fyp tau!"

Vlo mendongak dengan wajah kaget. Matanya yang sembap melemparkan pandangan keheranan. Gadis itu beringsut, dengan cepat dia mengambil ponselnya yang tergeletak di meja rias, lalu membukanya. Banyak sekali panggilan tak terjawab dari Rurin, Faundra, dan teman-temannya.

Dari jendela pemberitahuan ponselnya, dia melihat banyak sekali percakapan dalam grup. Namun, Vlo tidak membukanya. Dia lebih memilih aplikasi berlatar warna hitam dengan logo huruf "d". Jejaring sosial yang awalnya bernama Douyin dan dibuat di Cina pada tahun 2016 memang menjadi aplikasi milyaran umat, termasuk dirinya, sahabat, dan keluarga. Sarah sendiri termasuk orang yang paling sering memposting video masakan hasil karya sendiri ke Tiktok, maka tak heran jika mamanya Vlo itu tahu kejadian viral yang lewat di beranda akunnya.

VLO & DAVE  (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang