12

51 39 31
                                    

Ketika kita hanya bisa berharap

Kau hanya manusia biasa bukan tuhan yang maha sempurna

*
*
*
*

Happy reading.....

---o0o---

"Paa yuna tinggal sama siapa paa, tolong yuna paa" mohon yuna menarik lengan harris.

"Hahhh diam kamu, jangan sebut saya sebagai orang tua kamu, PAHAM ?!?" Bentak harris menghempas cengkraman yuna.

"Cepat ma masuk kedalam mobil" pinta harris.

Sehari setelah yuna mengabarkan dirinya hamil, orang tuanya memutuskan untuk meninggalkan indonesia dan pindah ke malaysia. Menetap selamanya disana. Genta pacarnya hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya dimana, yuna harus merawat bayinya sendiri. Pria yang menghamilinya benar benar tidak bertanggung jawab, janji mereka yang akan hidup bahagia berdua kini hanya usai dengan penderitaan dan tuaian luka.

Dering telfon yuna berbunyi, antusias ia melihat. Pikirnya panggilan dari genta, ternyata salah besar.

"Iya hallo, kenapa sya?" Tanya yuna.

"Eloo enng....gak ke club yun, lumayan loh, ada ya...ng nya....riin lo... tuh" balas sasya tidak jelas agaknya gadis itu tengah mabuk alkohol, kebiasaan sasya jika sudah menginjakkan kaki di club malam.

"Maaf gue gak bisa" tolak yuna menutup telfon.

Yuna sadar selama ini ia memang berada dalam pergaulan bebas, semasa kuliah ia selalu pulang tengah malam, nongkrong ke club dengan teman temannya yang tidak jelas, hingga ia pernah menerima tawaran untuk tidur dengan beberapa lelaki di night club tersebut. Yuna memang sebodoh itu kemarin, hingga akhirnya perutnya memberi tanda bahwa ia tengah hamil. Dan kini semua sia sia, ia memang anak yang tidak berguna, melukai perasaan orang tuanya. Ia harus membesarkan bayi kecilnya tanpa kasih sayang seorang ayah. Sangat tidak adil rasanya. Yuna menyesal mengapa ia sebodoh itu kemarin.

Dering telfonnya berbunyi lagi, sontak menghentikan lamunannya.

"Iya hallo key"

"Hmm, genta gak di indo lagi yun, dia pindah kewarganegaraan di singapur, lo yang sabar ya" tutur keysa.

Yuna terdiam, nyatanya pria yang ia cintai selama ini memang lelaki biadab yang pernah ia kenal, air matanya menetes perlahan membasahi goresan luka yang teramat pedih di hatinya.

"Y-ya-yaudah key, makasih" balas yuna lemas.

Pupus sudah harapan, ia harus menyembunyikan kehamilannya, jika warga tahu ia pasti diusir dari kompleks secara paksa.

~~~

Suasana mesjid malam ini berbeda dari hari biasa. April juga heran parkiran mesjid hampir penuh, dan koridor masjid dihiasi dengan tambler ungu muda yang indah dipandang. April melangkah ragu, ia bahkan berniat untuk berbalik arah. Hingga akhirnya ia bertanya kepada seorang gadis muda tengah duduk di ujung shaf.

"Permisi bole nanya gak? Ini ada apa ya ramai ramai, apa ada acara?" Tanya april kepada si pemilik gingsul manis– ning termuda di pondok darussalam—reni alkarisa, namun april tidak mengenalnya.

Senja dengan LukaWhere stories live. Discover now