Twentieth

74 12 4
                                    

   Suara Kuroo yang sedang bercerita terus ditangkap oleh telinga (Name), ia mendengarkan perkataan kekasihnya dengan seksama. Karena mendengarkan kekasihnya yang bercerita adalah hal kecil yang disukai oleh (Name).

   "Kau tahu? Aku tak menyangka kalau aku bisa bersamamu," senyum terukir di sana, "aku kira menjadi pacarmu hanya angan-anganku. Tapi, sepertinya tidak. Kita di sini sekarang."

   "Dengan hubungan spesial kita, dan hidup baru kita masing-masing," Kuroo mengacak suarai itu dengan lembut. Memberikan (Name) afeksi, agar si perempuan nyaman bersamanya. Kuroo benar-benar mencintai gadis itu.

   "Aku juga, Tetsurou, aku senang karena kita bersama." ujarnya yang tersenyum pada pemuda itu yang masih mengelus pucuk kepalanya dengan lembut. Lalu tangan besar Kuroo mengapit pipi (Name) dengan tangan kanannya saja, lalu mengelus pipi itu dengan ibu jarinya.

   Seringai menggantikan senyumnya, "Boleh aku makan pipimu?" tanyanya dengan jahil.

   "Hah? Pipiku bukan makanan, Tetsurou!" kekeh si perempuan dengan geli, seperkian detik kemudian Kuroo benar-benar melahap pipi si perempuan dan membuat si pemilik meringis kesakitan.

   "Sakit!" (Name) langsung mendorong wajah si pemuda agar tidak menggigit pipinya, lagipula ini masih di kafe. "Sudah kubilang jangan gigit pipiku!" sungutnya dengan kesal.

   Kuroo hanya terkekeh, "Maaf, maaf, habisnya pipimu sangat tembam belakangan ini. Kau makan apa saja, hm?" tanya Kuroo mengelap pipi kanan (Name) yang ia gigit dengan sapu tangan yang ia bawa.

   Si dara bergumam tak jelas lalu membuka suara lagi, "Aku makan dengan porsi normal, tapi berat badanku sedang naik belakangan ini. Aku mau menurunkannya sedikit," katanya.

   "Oya? Bagaimana jika kita olahraga bersama?" celetuk Kuroo yang mengutarakan idenya, "Kau bisa menurunkan berat badanmu sekaligus kau bisa sehat ... Dan," Kuroo menggantung ucapannya. Netra kucingnya itu menatap (Name) dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya, tatapannya kali ini lebih lembut.

   "Aku bisa bersamamu." tambahnya dengan senyum lembut. Kuroo mengelus pipi tembam itu lalu meraih tangan kanan si perempuan, tanpa aba-aba Kuroo mencium punggung tangan (Name).

   Wajah (Name) memerah, afeksi yang diberikan Kuroo membuatnya salah tingkah. Perutnya terasa dipenuhi kupu-kupu yang berterbangan di dalam, dia juga merasakan sengatan listrik saat Kuroo mencium punggung tangannya. Dia malu tapi menyukai hal ini.
Ingin rasanya (Name) melakukan sesuatu untuk membalas perlakuan manis dari Kuroo ini.

   Dengan cepat, (Name) berdiri dari kursinya dan memeluk Kuroo dengan erat. Spontan, Kuroo memeluk balik (Name) dan menepuk-nepuk punggungnya. "Lucunya pacar Tetsurou ini," bisiknya dengan suara yang berat nan lembut di telinga (Name).

   "Berisik, aku 'kan memang pacarmu, Tetsurou ..."

   Tawa geli keluar dari mulut Kuroo, "Iya, sayang. Kau memang pacarku, kok. I love you," bisiknya yang membuat perut (Name) terasa geli lagi.

   Tak kuasa menahan rasa salah tingkah, perempuan itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya di bahu Kuroo. Si pemuda surai jabrik terkekeh melihat kekasihnya malu-malu.






---------------
Bersambung
---------------


Hai!

Jangan lupa vote dan komen yaw

Type [Kuroo Tetsurou]Where stories live. Discover now