Fifteenth

141 24 2
                                    

   "Dari semua murid kelas 3, hanya Kuroo Tetsurou yang memiliki nilai yang tinggi di mata pelajaran kimia, fisika, matematika, dan—" wanita tua itu memperbaiki letak kacamatanya, "dan (Surname) (Name) yang mendapatkan nilai tertinggi di mata pelajaran sosial, bahasa Jepang, bahasa Inggris, dan sejarah."

   "Selamat untuk kalian berdua, semoga kalian bisa bersaing sehat lagi," timpal kepala sekolah yang memberikan applause untuk mereka berdua.

   Wanita yang di sebelah hanya menggulirkan matanya ke arah jendela, "Maaf, kami tidak bisa mengumumkan ini di depan seluruh murid-murid, hujan kali ini tidak terduga," desisnya yang menyayangkan hal ini. "Padahal kalian murid yang berprestasi, seharusnya kalian pantas mendapatkan atensi dari orang-orang."

   Kuroo dan (Name) menggeleng, "Tak apa-apa, sensei." ujar mereka berdua bersamaan.

   "Eh, kenapa kau mengikutiku?" sungut (Name).

   "Aku tidak bermaksud, itu kebetulan," tukas Kuroo.

   Dua orang dewasa itu berdehem bersamaan, membuat Kuroo dan (Name) langsung mengalihkan atensi mereka ke sumber suara.

   Kepala sekolah tersenyum, "Terima kasih atas beberapa tahun di SMA ini, kalian termasuk murid-murid yang mendapat top 10 di peringkat leader board," kata kepala sekolah yang masih tersenyum dengan senyum khasnya.

   Remaja perempuan itu langsung tersenyum gembira, "Tidak masalah, kami senang berada di sini. Bisa menghabiskan waktu emas kami sebagai murid SMA yang berprestasi," kata (Name).

   Tanpa sadar, Kuroo tersipu saat melihat senyuman itu. Dia merasa larut dalam senyuman yang indah itu.

▪︎▪︎▪︎

   "Anu... (Name)—" Kuroo langsung mengurungkan niatnya saat melihat (Name) yang sedang berbicara dengan teman-teman sekelasnya. Diam-diam ia sengaja menguping pembicaraan (Name) dan teman-temannya.

   "Katakan padanya, atau Alisa yang mengambil dia dari kau, (Name)!" seru Claudia yang menepuk-nepuk punggung, "Sejujurnya aku takut kalau kisah percintaanmu itu kandas seperti Shin-chan yang ditikung oleh laki-laki!" Claudia langsung memeluk (Name) dramatis.

   Melihat temannya itu menjadi dramatis, (Name) hanya bisa sweatdrop. "Te-tenanglah, aku yakin kalau itu tidak akan terjadi. Tenang saja—"

   "(Name), Kuroo-san mau bertemu denganmu, lhoo!" sorak sorai langsung memenuhi kelas tersebut.

   Taketora yang tiba-tiba masuk kelasnya langsung menambah keributan di kelas, "(NAME)-SAN, KUROO MENYUKAIMU! DIA TERLALU MALU UNTUK MENGATAKANNYA!"

   "Ara, ternyata Kuroo menyukaimu— (NAME)?!" Claudia langsung panik saat melihat wajah (Name) yang memerah seperti kepiting rebus.

   Sialnya, suasana semakin ribut. Dan banyak dari mereka yang menge-ship Kuroo dan (Name).

▪︎▪︎▪︎

   Kuroo menunggu (Name) di depan gerbang, sementara yang ditunggu sedang mempersiapkan dirinya untuk ledakan yang kapan saja terjadi.

   "Hei, kau terlalu lama, sebentar lagi aku akan terbang ke Paris." ketus Claudia yang melemparkan tatapan tak senang, "Cepatlah, sebelum doaku benar-benar terkabul!"

   "Kau berdoa apa?" tanya (Name) keheranan.

   "Aku berdoa if Kuroo and Kenma are gay," wajah Claudia tidak bersalah ketika mengatakan hal tersebut. (Name) yang mendengarnya hanya bisa menatap datface temannya itu.

   Claudia langsung menarik (Name) ke gerbang, tak peduli kalau temannya itu terseret atau lecet. Yang terpenting asmaranya Kuroo dan (Name) berjalan mulus.

   "Kuroo-saaaaan!" panggil Claudia dari kejauhan. Tentu si pemilik nama langsung menoleh ke arah sumber suara, bukan dia saja sebenarnya. Tapi, semua anggota klub voli laki-laki juga langsung menoleh ke arah dua perempuan itu.

   Sadar akan teman-teman Kuroo ada di sana, (Name) meminta Claudia untuk mengurungkan niatnya yang membawa dirinya ke gerbang. Claudia tak menanggapi (Name).

□Kuroo POV□

   "Lihat, sebentar lagi kau akan— Oi! Wajahmu memerah!" seru Yaku yang mana suaranya membuat telingaku berdenging.

   "Berisik, Yaku," ketusku yang bisa merasakan betapa panasnya pipiku. Kalau boleh jujur aku memang salah tingkah, aku tidak menyangka kalau dia mau menemuiku.

   Suara nyaring Claudia masuk ke pendengaranku, ternyata sudah di depanku saja. Wajahnya juga memerah, bahkan lebih merah dariku.

Kuroo POV end

   Dua orang yang dimabuk asmara itu saling menatap sembarang arah, asal tak menatap satu sama lain.

   "Hei, seharusnya kau bilang sesuatu," ujar si gadis yang mencoba untuk menatap pemuda di depannya. Walau rasanya sangat malu, belum lagi mereka di depan gerbang, juga banyak murid yang menatap mereka.

   Kuroo memberanikan dirinya menatap gadis pujaan hatinya. Mulutnya terbuka untuk berbicara, "Apa kita bisa berbicara berdua saja?"

   "Wah, kapten kita ternyata tidak berani mengatakannya saat ramai," celetuk Taketora. Yaku hanya tertawa, sementara yang lain hanya menyimak.

▪︎▪︎▪︎

   'Tangannya kecil,' pikir Kuroo yang menggandeng tangan (Name) yang lebih kecil dari miliknya. Sementara (Name) mencoba tetap tenang dan menetralkan jantungnya yang kapan saja bisa meledak.

   "Aku sudah lama menyukaimu..." gumam Kuroo yang masih bisa didengar oleh (Name), "Sejak SMP, cukup lama. Dan mungkin kau sudah melupakannya, tapi tak apa."

   "Aku juga," Kuroo langsung berhenti. Dia melepaskan genggamannya dengan (Name), berbalik badan untuk menatap (Name).

   Kuroo tersenyum lembut, "Sudah lama, ya? Akhirnya kau kembali juga," ujarnya yang memberikan afeksi kepada (Name).







---------------
Bersambung
---------------





Hai!

Sumpah coggg, ini waktu aku sama ex ku duluuuu TwT

Jangan lupa vote dan komen, agar Ai bisa move on🙂🙏

Type [Kuroo Tetsurou]Where stories live. Discover now