Fourth

338 53 0
                                    

   "Ternyata kalian satu sekolah." Celetuk Papa (Name) dengan senyumnya, dia terlihat senang.

   Berbeda dengan (Name) yang menunduk, dia tak berani menatap mata lelaki di depannya, Kuroo Tetsurou. Sebab dia malu berhadapan langsung dengannya.

   "Ternyata anakmu pemalu, ya?"

   "Hahaha, dia cuma sedikit pemalu. Dia sebenarnya senang datang ke sini."

   Percakapan antara pria yang sudah memiliki keluarga, kalian tahu sendiri bagaimana bapak-bapak sedang bercerita atau bercanda dengan temannya.

   Sesekali (Name) bertanya-tanya dalam hati, kenapa Papanya dan tuan Kuroo tertawa, padahal jokes mereka tidak ada lucunya. Heran.

   'Garing, akward. Kurang apa? Lama-lama aku pulang duluan saja, Papa niatnya makan malam atau apa?!' Batin (Name) menjerit. Dia masih dalam posisi menunduk, dia tambah malu dengan kelakuan Papanya ini.

• • •

   Selesai makan malam, hanya ada Kuroo dan (Name) di ruang tamu. Suasana hening melanda mereka, (Name) yang fokus pada bukunya dan Kuroo yang memperhatikan (Name) dari samping.

   "Kau tidak memanjangkan rambutmu?"

   "Mau sih... Tapi, rambutku gampang rontok. Makanya aku potong." Jawab (Name).

   Kuroo langsung membetulkan posisi duduknya, "Padahal kau cantik kalau rambutmu panjang, Claudia-san juga bilang kalau kau cantik sewaktu rambutmu masih panjang." Celotehnya.

   "Aku penasaran."

   Topik random namun membuat (Name) tersenyum tipis, sifat Kuroo yang satu ini membuat (Name) senang di dekat pemuda bersurai jabrik ini.

   Energi positif dari Kuroo membuat (Name) selalu senang, tak jarang membuat (Name) yang minim ekspresi tersebut menjadi tersenyum atau tertawa. Walau perkataan Kuroo terkesan sangat jujur, apalagi saat memuji.

   Walau banyak yang bilang kalau Kuroo Tetsurou itu orangnya aneh. Tapi bagi gadis bersurai pendek ini, Kuroo Tetsurou adalah sosok yang membuatnya selalu bersemangat untuk rajin belajar dan membuat dirinya menjadi lebih percaya diri karena pujian darinya.

   Bisa dibilang, Kuroo itu adalah support sistem untuk dirinya. Juga, Kuroo berbeda di matanya.

   'Andai aku bisa jadi pacarmu, tapi tidak mungkin.' Batin (Name) yang sambil mengobrol dengan Kuroo.

   "Tipe laki-laki idamanmu apa, (Name)?"

   "Tidak ada sih... Tapi, aku suka laki-laki yang pintar, baik, dan bertanggungjawab. Kalau soal tampan atau tidak tampan itu bukan masalah." Jawab (Name) dengan jujur.

   Kuroo mengangguk-anggukan kepalanya sambil ber'oh'.

   "Kalau tipeku itu juga sederhana."

   "Oh, ya? Tinggi? Manis? Pintar?" (Name) semakin penasaran dengan tipe perempuan ideal seorang Kuroo Tetsurou.

   Kuroo langsung tersenyum, "Aku suka perempuan rambut panjang." Ucapnya.

   "Aku menyukai perempuan rambut panjang, bukan pendek." Lanjutnya. (Name) hanya membalas perkataan Kuroo dengan senyuman.

   "Itu pilihan yang bagus, Kuroo-san."










   Mata (Name) menatap tajam pantulan dirinya di cermin, seolah-olah dia kecewa dengan dirinya sendiri. Memang dia saat ini sedang kecewa.

   Dia mengelus rambutnya yang hanya sebatas lehernya. Dia terus membayangkan rambutnya itu panjang seperti Mamanya.

   "Aku mirip dengannya, ya? Padahal aku mau mirip seperti Mama, bukan bajingan itu..." Lirihnya sambil menatap cermin dengan tatapan amarah.

   "Sialan!"

---------------
Bersambung
---------------


Hai!

Gimana? Bagus atau nggak?

Jangan lupa vote dan komen ya ^^

Type [Kuroo Tetsurou]Where stories live. Discover now