DWC 24 - Aku

33 10 2
                                    

Buat tokoh DWC 21 (Fatherless aku) dan DWC 9 (aku yg sudah menjadi stri bahagia) bertemu

Aku kesal pada teman-temanku! Mereka kerap memperolokku hanya karena Ayah tak pernah hadir dalam setiap acara sekolah!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kesal pada teman-temanku! Mereka kerap memperolokku hanya karena Ayah tak pernah hadir dalam setiap acara sekolah!

Aku selalu kesepian! Padahal aku sudah berusaha!

Lihat! Aku sudah berusaha tampil modis! Aku juga sudah belajar dengan rajin agar orang-orang menyadari keberadaanku!

Aku mematut diri di depan cermin. Aku cukup cantik! Kenapa tidak ada yang peduli padaku?

Katanya mereka akan datang untuk bermain bersamaku. Nyatanya tidak!

"Yakin?"

Aku mendengar suara dari balik cermin. Bayanganku tiba-tiba berubah, meliuk sedikit sebelum kembali normal.

Mataku membeliak penuh keterkejutan. Ada seorang wanita. Wajahnya mirip denganku, mungkin berusia sekitar tiga puluh tahunan.

Aku tidak merasakan bahaya darinya. Pandangan mata itu begitu teduh dan penuh welas asih.

"Kamu siapa?! Kenapa di cerminku?!"

"Aku adalah dirimu lima belas tahun mendatang."

Aku mengerutkan kening heran. "Bagaimana bisa?"

"Bukan bagaimana, tapi mengapa aku sampai harus menemuimu. Karena aku harus meluruskan sesuatu. Mencabut duri dalam dagingmu. Aku khawatir jika dibiarkan ia akan membuatmu busuk."

"Aku tidak punya duri!"

"Ya! Kau punya. Aku tahu, karena kamu adalah aku dulu."

"Sok tahu!"

"Aku dulu selalu merasa kesepian. Selalu merasa tidak punya siapa-siapa. Selalu merasa usahaku sia-sia. Apa aku benar?"

"..."

"Diammu berarti setuju, bukan? Aku selalu menyalahkan sekitar. Mengatakan betapa mereka tidak peduli!"

"Tapi itu benar! Tidak ada yang peduli kepadaku!"

"Tidak ada?"

"Ya! Tidak ada!"

"Bagaimana dengan buku novel terbaru di meja belajarmu? Atau ... ucapan selamat Idulfitri dari teman-temanmu?"

"Itu bukan cuma untukku!"

"Kamu ingin semua untukmu sendiri? Ya ... aku pun baru sadar saat kuliah ketika semua menjadi individualis. Bahwa selama sekolah, meski tidak banyak, ada teman-teman yang hadir untukku.
Memang tidak selalu. Tapi, aku ingat betul saat aku sakit, mereka datang menjenguk. Hanya sekali dari beberapa kali aku sakit, tapi bukankah itu sebuah kebaikan?"

"Itu hanya basa-basi! Toh, buktinya setelah itu, mereka tetap tidak mau bermain denganku!"

"Apa kamu pernah berterima kasih pada kebaikan yang temanmu beri? Meski hanya sekali? Meski kamu rasa itu bukan hal penting?"

"...."

"Aku dulu terlalu fokus pada apa yang aku inginkan. Dipuja banyak orang. Punya banyak kawan! Tapi, pada kenyataannya, aku mengabaikan satu yang memberiku perhatian. Satu yang diam-diam memberiku dukungan.
Hingga akhirnya dia menghilang. Apa kau tahu kalau ada yang peduli denganmu?"

"..."

"Dunia tidak berputar dengan aku sebagai porosnya. Begitu aku terlambat menyadari kebaikan seseorang, mengabaikan, meremehkannya, maka dia akan menghilang."

"...."

"Saat itu aku sadar. Aku kesepian bukan karena tidak ada yang peduli. Karena aku yang menyingkirkan mereka yang peduli."

Seketika itu, mendadak bayangan di cermin kembali bergetar dan berputar sejenak sebelum kembali memantulkan bayanganku sebenarnya.

Aku melirik novel yang dia maksud di meja. Aku tiba-tiba teringat bagaimana pemberi novel itu mengajakku untuk ke mal, tapi kutolak karena aku sedang malas.

Juga saat dia mengajakku ke pesta kebun temannya, aku menolak. Aku bahkan menegurnya karena kuanggap lancang telah mengajak aku ke pesta, padahal aku tidak kenal dengan si Tuan Rumah.

Ah, sejak itu dia menghilang.

Tak lagi mengajakku pergi, tak lagi mengajakku bicara. Aku telah menghilang dari kehidupannya.

Mungkin memang aku di masa depan benar. Aku lah yang menyakiti mereka yang peduli hingga akhirnya mereka pergi.

 Aku lah yang menyakiti mereka yang peduli hingga akhirnya mereka pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23 June 23

23 June 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bertunas Setiap HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang