Bab 2 : Masalah Liptint

69 16 4
                                    

21 Juni 2023

Selamat datang dan Happy reading <3
.....
....
...
..
.


Thea lemas ketika melihat kelasnya. Disana, terlihat beberapa temannya yang lain tengah cemberut dan putus asa.

Ada yang mengomel, menenangkan temannya, panik melihat ke ponselnya, dan sebagainya. Itu menguatkan prasangka Thea bahwa liptintnya ikut menjadi korban.

"San, tadi ada razia ya?" Tanya Thea pada salah temannya.

Yang di tanya mengangguk dengan lesu.

Thea jadi ikut lesu. Ia berjalan menuju bangkunya dan mendapati tasnya yang terbuka. Yang mengecheck tasnya pasti tak menutupnya lagi. Ia benci akan hal itu.

Setelah mengambil napas panjang, dengan hati-hati Thea membuka tasnya itu, dibukanya sebuah tempat pensil berwarna abu-abu dan tak menemukan liptint mahalnya itu.

Thea terduduk di bangkunya dengan lemas.

"Aaaa!" April yang baru tiba langsung berteriak ketika melihat tasnya yang terlihat berantakan, bahkan dari jauh. Ia segera berlari. Berbeda dengan Vania, ia masuk dengan santai karna sudah pasrah. Tadi pagi ia hanya membawa liptint dan sunscreen. Kalau sunscreen masih aman, tapi liptint? Sudah pasti tak aman.

Dari belakang, terdengar suara April yang mengomel.

"Tadi osis datang kesini ya?" April bertanya pada teman lain dan di balas anggukan.

"Kok bisa?! Mendadak banget. Biasanya ada yang ngebocorin kalau bakal ada razia. Ini kok ngga?!" April meledak-ledak.

"Ngga tau. Semua orang aja kaget, jadi ngga bisa nyelamatin apapun." Balas temannya itu.

Kelas itu kini jadi suram karna di penuhi energi kesedihan dan amarah. Ya, campur aduk lah.

"Ngambilnya harus bawa ortu ya?" Seseorang bertanya.

"Iya, kalau ngga ikhlasin aja barang lo." Si ketua kelas tampak enteng mengatakan hal itu karna ia lolos dari razia.

"Kalau gue bawa ortu kesini, yang ada gue ketahuan beli liptint itu sialan. Bisa-bisa ngga di kasih uang jajan lagi." Ucap Thea dalam hati, ia dengan lesu menenggelamkan kepalanya di atas meja.

"Kalau kita deket sama salah satu osis kayaknya enak deh. Tinggal minta aja sama dia buat kembaliin barang kita diem-diem." Orang di samping Thea berbicara hingga terdengar sampai telinganya.

"Deketin aja si Asha. Kan lo sempet jalan sama dia, gas aja kali." Teman di sampingnya menjawab.

Thea mulai mengangkat kepalanya lalu menoleh ke samping, menatap teman di sampingnya yang tadi berbicara seperti itu.

"Rin, emangnya kita bisa ya minta barang kita diem-diem sama osis?" Thea tiba-tiba bertanya.

Kedua temannya itu menoleh.

"Boleh aja sih asal ngga ketahuan guru. Hm... tapi tergantung osisnya mau atau engga, kalau lo deket sama osis ya mudah aja."

"Oke, makasih." Thea memberikan senyuman manis sebelum mengalihkan pandangan pada ponselnya. Buru-buru ia mengotak-atik ponselnya itu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rivalry Where stories live. Discover now