Cerita 31- Confession

16.3K 895 166
                                    

Mendung sore ini tengah menghiasi langit yang tadinya cerah dengan sinar matahari yang temaram, tampaknya malam ini akan turun hujan. Kesibukan di dalam Garage Cafe yang tak kunjung sepi pengunjung, banyak yang datang untuk sekedar nongkrong dan mengambil gambar karena usaha yang dibangun Rony itu kian berkembang. Hari ini benar-benar penuh kesibukan bagi semua orang, dan Salma sejak pulang kuliah sudah stay di bengkel bersama Vania dan Yono...sementara Bhumi juga ikut bersamanya, anak itu sudah mulai sekolah hari ini dan tadi dijemput Dandi yang kemudian berakhir di bengkel juga.

"Tuh ..banci ngapain sih?" Senggol Vania pada lengan Salma sambil melirik Yono yang dari tadi duduk bertopang dagu di depan Bhumi sambil memperhatikan anak lelaki yang sedang menikmati eskrim.

"Biarin aja..."

"Takut banget gue, ntar anak lu sawan diliatin sama biji mata banci..." Salma dan Vania terkekeh, Vania melepas apronnya dan berjalan mengikuti Salma menuju meja tempat Bhumi dan Yono duduk. Begitu Salma mendekati meja mereka dan duduk di sofa seberang meja, Bhumi juga ikut memerosotkan tubuhnya turun dari kursinya dan menedekat ke arah Salma sambil terus menjilati eskrimnya, dengan refleks Salma menyambut Bhumi dan membopongnya untuk duduk di sebelahnya.

"Yon... tissue dong" Salma meminta tissue pada Yono dan mengelap bibir Bhumi yang sedikit belepotan dengan eskrim.

"Sal..."

"mmhh..."

"Ini tuyul beneran jadi anak lu..." Vania lebih dulu menyenggol tangan Yono sehingga menyebabkan dagunya terantuk di meja sementara Salma langsung menutup telinga Bhumi untuk menghindari kontaminasi dari semua pertanyaan Yono.

"Kalau ngomong hati-hati Yon.." tegur Salma.

"Lagian lu mah manusia tiba-tiba, dulu tiba-tiba pacaran sama kak Rony, lalu tiba-tiba nikah, nah sekarang tiba-tiba punya anak aje Lo...sementara gue masih aja perawan belum dicolok-colok!!!" Vania memukul bibir Yono yang terus saja nyeronyos di depan mereka.

"Keganggu gak Sal, ada nih bocah..."

"Nggak..."

"Ya iyalah Van, dia kagak keganggu ada kita aja di rumahnya bertamu tapi dia masih bisa juga tuh digas ama lakiknya..." Kali ini Salma yang memukul bibir Yono, bukan hanya karena bibirnya yang tak henti bicara tapi juga malu mengingat insiden waktu itu.

"Napa sih...gue Mulu yang disiksa!!!" Teriak Yono karena merasa dua temannya itu dari tadi memukul bibirnya, belum lagi cubitan dan geplakan yang terus menyerang kepalanya.

"Tapi nih bocah mirip sama kak Rony tau... jangan-jangan..." Salma kini menjepit bibir Yono yang tak henti bicara ngawur, Salma takut Bhumi dengar dan mengerti maksud pembicaraan mereka.

"Lagian udah dibilang jangan ngomong aneh-aneh, masih aja nih banci...gue cabein juga nih congornya" Vania ikut gemas dengan Yono, tangannya sudah mengepit kepala Yono diantara ketiaknya.

"Ketek Lo bau Van..." Dan ucapan Yono yang satu ini membuat Salma tertawa bersama Bhumi yang juga ikut tertawa, entah karena anak itu paham atau hanya sekedar ikutan.

"Enak aja bau...jigong Lo tuh masuk ke hidung jadi kebauan..."

"Om itu lucu..." Bhumi berucap sambil menunjuk Yono.

"Jangan panggil om dong, tapi Mami nak..."

"Heh...laki-laki tuh dipanggil om bukan Tante atau Mami" Salma menegur Yono, dia tak mau Bhumi jadi salah dalam orientasi seksual atau pengenalan perbedaan jenis kelamin sekalipun Yono memiliki jiwa yang kemayu...dia harus tetap mengenalkan Yono sebagai seorang pria demi perkembangan Bhumi.

STORGE - PRAGMA LOVEМесто, где живут истории. Откройте их для себя