Cerita 27

17K 846 195
                                    

Dengan mata yang terpejam erat, menikmati lelap yang tak pernah senyaman ini hingga mimpi tak Sudi hadir untuk sekedar mengganggu nyenyak. Rony sudah lama tak menikmati tidur yang begitu menenangkan, tanpa riuh di kepalanya, tanpa mimpi buruk, tanpa bayang-bayang yang mengerikan. Tubuhnya nyaman memeluk guling dengan wajah tidur yang damai.

Heningnya kamar membuat segala indera-nya ikut tenang tanpa gangguan. Tangannya meraih guling untuk didekap semakin erat, tapi kemudian menyadari sesuatu. Matanya langsung membuka, menatap kasur kosong di sebelahnya, tak ada Salma di sana bahkan tadi dia tak menyadari jika yang didekapnya adalah benda mati bukan istrinya. Matanya berkeliling mencari di setiap sudut kamar hotel, berharap ada tanda-tanda keberadaan Salma. Mengusap wajahnya pelan, lalu memasang kaosnya dan turun dari kasur, memeriksa kamar mandi dan membuka jendela balkon tapi hasilnya nihil.

Kemana dia???

"Sal....sayang...Salma!!!" Tak ada sahutan sama sekali yang menandakan bahwa Salma tak ada dalam jangkauan yang dekat, handphonenya segera dia raih untuk menghubungi sang istri tapi sialnya hape Salma malah ditinggal di kamar hotel.

Dengan wajah yang lumayan panik, Rony segera keluar kamar untuk mencari keberadaan Salma.

"Mbak boleh tanya tadi ada yang keluar gak tamu hotel, dia istri saya pake kerudung gitu" Rony mencoba bertanya pada resepsionis dan bagian informasi hotel untuk mendapatkan petunjuk kemana Salma pergi.

"Tadi kayaknya keluar Mas..."

"Kemanaa???"

"Kurang tau mas, mungkin sekitar 30 menit lalu..." belum juga selesai bicara, Rony sudah meninggalkan meja resepsionis, berjalan keluar dari hotel dengan mata terus menyusuri setiap tempat yang kemungkinan di datangi Salma.

"Sal...kemana sih kamu??" Rony berbicara pada diri sendiri, langkahnya sesekali memasuki beberapa tempat seperti toko, cafe, tempat makan, dan tempat-tempat yang lumayan ramai untuk menemukan Salma.

Dia panik...

Dalam kepanikan yang memenuhi segala pikirannya tentang kemana Salma dia terus menyusuri setiap jalan. Langkah kakinya kemudian terhenti dengan nafas yang lumayan tersengal, tangannya bertolak di pinggang kemudian menghembuskan udara dari mulutnya ketika dari jauh melihat sosok yang dari tadi membuatnya kebingungan, Salma ada di seberang jalan depan sebuah coffee shop.

Rony lega bisa melihat istrinya kembali...

Tapi kelegaannya kemudian berubah saat Salma disana tak sendiri melainkan berbincang dengan seseorang, tampak mereka membicarakan sesuatu bahkan sesekali Salma terlihat tersenyum pada pria berkaos biru di depannya. Dengan langkah cepat Rony menghampirinya, dan begitu sudah dekat dia segera menjangkau pinggang Salma untuk melingkarkan satu tangannya di sana.

"Kamu disini ternyata, sayang..." Rony mengecup pipinya tiba-tiba sehingga Salma kaget dengan kedatangan Rony yang tak dia sadari.

"Kak..."

"Aku cariin ternyata kamu kejauhan mainnya sayang...." Nada suaranya lembut tapi ada penekanan yang terasa agak sarkas dalam setiap pengucapannya, apalagi saat pria di depan Salma mengerutkan kening melihat Rony menyentuh Salma dengan sangat leluasa.

"Aku beliin kamu ini, kopi yang kemarin kamu minum..." Salma mengangkat bungkusan berisi dua cup kopi yang dibelinya, dia sengaja keluar untuk membeli itu karena merasa kemarin Rony terlihat sangat menyukainya, jadi ketika Rony tertidur sangat nyenyak dia memutuskan keluar sendiri apalagi sore ini cuaca terasa sangat dingin setelah Bali diguyur hujan.

"Sal...siapa?" Suara pria itu menginterupsi dan membuat Salma kembali pada eksistensi pria itu, dengan cepat dia mengenalkan Rony.

"Ah...iya, kak kenalin mas Hadi tadi gak sengaja kete..."

STORGE PRAGMA LOVE AS IMAN RASAKde žijí příběhy. Začni objevovat