Cerita 28

15K 881 156
                                    

Perjalanan dari Bali ke Jakarta terasa begitu sangat melelahkan, bukan karena jarak tempuhnya tapi keadaan Rony sekembalinya dari pulau seribu pura itu yang sangat mengkhawatirkan Salma.

Rony tiba-tiba muntah dan demam tinggi....mungkin salah makan sesuatu selama di Bali pikirnya!!!

Salma menarik nafas pelan, memperhatikan Rony yang sedang tertidur di atas tempat tidur dengan handuk kompres di dahinya. Mukanya merah dan keringat mengucur dari tubuhnya, seperti sedang menahan sakit. Kekhawatirannya semakin besar karena setiap kali ada makanan yang masuk ke mulutnya pasti akan dimuntahkan dan pria itu menolak di bawa ke rumah sakit dengan alasan hanya butuh istirahat. Tangan Salma terangkat memainkan bulu mata Rony dengan bertopang dagu di pinggiran kasur.

Ini sudah pukul 01.12 dini hari, dan Salma tak bisa tidur....

Geliat tubuh Rony pelan membuat Salma menegakkan tubuhnya, dia takut Rony akan muntah lagi jadi tangannya dengan cekatan mengambil wadah yang sudah disiapkan untuk menampung muntahan Rony.

"Kak mau muntah lagi?" Rony menggeleng pelan, kepalanya terasa sangat berat sehingga matanya terasa sulit untuk membuka tapi mendengar suara Salma yang terdengar panik dia perlahan memaksakan kelopak matanya membuka perlahan.

"Kenapa gak tidur?" Salma menggeleng membuat Rony melepas handuk di dahinya dan menggeser tubuhnya ke tengah kasur sambil menepuk lengannya agar Salma bisa naik ke kasur dan tidur di sebelahnya. Tapi Salma bukannya naik malah hanya memperhatikan Rony, matanya berembun dan bersiap untuk mengeluarkan cairan bening dari sudut matanya.

Entah kenapa dia berubah mellow...

"Kenapa nangis?"

"Aku gak papa sayang..." Dan Salma sekarang sudah berubah terisak kecil, tangannya meraih jemari Rony dan menaruhnya di pipi sambil sesenggukan menahan tangis. Rony tertawa kecil melihat bibir Salma yang melengkung ke bawah, bahkan saat perempuan itu akan menangisinya Rony merasa masih terhibur dengan wajah lucu Salma.

"Jangan ketawa kak, aku itu takut kalau kamu sakit..." Jawabnya menepuk tangan Rony yang malah menertawakan kekhawatirannya.

"Kamu juga gak mau di bawa ke rumah sakit, gak mau minum obat...ja...jadi aku takut" Rony mengusap pipinya pelan, ia tidak tahu sejak kapan menyukai semua hal tentang Salma, ketawanya, mulut cerewetnya, bahkan kekhawatirannya membuat Rony semakin tergila-gila rasanya.

"Kalau gitu ambilin obatnya aku minum..." Salma menghapus air matanya pelan, mengambil obat yang sudah disiapkan sejak tadi lalu menyerahkan pada Rony. Sebenarnya Rony sangat membenci pil-pil kimia yang terasa pahit di lidah itu, tapi demi Salma merasa tenang dia rela memasukkan obat itu ke dalam mulutnya.

"Kak diminum..." Salma berusaha memberikan air putih pada Rony saat pria itu terlihat akan memuntahkan obat dalam mulutnya, tapi melihat ekspresi Rony yang terlihat mual Salma segera naik ke kasur dan menyumpal bibir Rony dengan ciuman untuk menghentikannya. Keberaniannya membuat Rony kaget dan menelan obatnya, Salma bahkan bisa ikut merasakan rasa pahit dari bibir Rony karena aksi gilanya sendiri.

"Minum...." Salma melepaskan ciumannya begitu yakin obatnya telah tertelan, dia mengambil air dan memberikan pada Rony yang masih kaget.

"Aku lebih butuh kamu daripada air..." Dan jangan sebut Rony jika dia tak terpancing dengan hal-hal seperti ini, dia kemudian melanjutkan aksinya untuk menuntaskan apa yang dimulai oleh Salma tanpa peduli dia sedang sakit.

***********************

Dua hari sudah Rony sakit, muntah setiap kali makanan masuk ke perutnya tapi herannya pria itu masih berusahabterlihat baik-baik saja, menolak dibawa ke dokter atau sekedar memeriksakan keadaaanya, dia juga masih bekerja dan melakukan semua aktifitasnya seperti biasa termasuk mengantar dan menjemput Salma kuliah.

STORGE - PRAGMA LOVEМесто, где живут истории. Откройте их для себя