Cerita 8

11.9K 788 77
                                    

Salma duduk bersama Vania dan Yono di singgasana kursi paling terakhir di dalam kelas seperti biasa sambil memperhatikan Rony yang hari ini menggantikan pak Hakim, ketiga manusia random itu serius menyimak dan sesekali mencatat hal-hal yang dirasa penting, walaupun sesekali ada saja celetukan mereka yang membuat ketiganya harus menahan tawa.

"Sal...liat tuh Jena si cabe kota yang godain cowok Lo..." Senggol Vania pada Salma sehingga gadis itu mengalihkan perhatiannya pada Jena dan gengnya yang berbaju ketat di depan sana, bahkan ada yang sengaja menanyakan hal-hal gak penting untuk menarik perhatian Rony. Pria itu memang terlihat lebih berkharisma saat berbicara di depan kelas, lebih punya manner.

"Cabe kriting yang perlu dicabein kek-nya Sal..." Kompor Yono menambahi, Salma menoleh pada mereka dengan memutar bola mata malas, baginya itu tak jadi masalah tadinya tapi dikompori begitu jadinya agak gerah juga apalagi Rony terlihat meladeni pertanyaan-pertanyaan mereka. Bahkan sesekali dada mereka terlihat secara sengaja disentuhkannya ke tangan Rony yang sedang menopang di meja mereka.

'cih...apa dia tidak sadar sedang dilecehkan atau memang dia juga suka'

Saat matanya terus saja memperhatikan interaksi Rony dengan Jena dan gengnya di depan sana sebuah pesan masuk ke dalam hapenya.

From : Pria 🗿

'jangan melamun nanti kesambit, aku mau konsul setelah ini'

'kamu masih ada kuliah kan?'

'Kalau dah kelar kabarin, aku di lantai 4 nungguin'

Salma kembali mengangkat pandangannya ke depan, melihat pria itu juga menatap padanya dengan senyum samar seolah memberi kode dia akan keluar kelas, Salma baru sadar ternyata kelas sudah selesai saking sibuknya memperhatikan interaksi Rony dengan Jena.

"Lo cemberu???" Bisik Vania yang membuat Salma harus mendorong wajah sahabatnya yang terlalu dekat padanya untuk menggodanya.

'cemburu??? Yah...enggaklah' jawabnya dalam hati.

"Tuh...dia liatin Lo terus..." Salma pura-pura tak ingin menggubris, sehingga kembali hapenya bergetar.

From : Pria 🗿

'kenapa gak dibalas, jarimu cantengan?'

Vania melengok pada handphone Salma dan cekikikan membaca pesan Rony, Salma yang masih berkomunikasi dengan Rony lewat tatapan tak menyadarinya karena sibuk memperhatikan Rony di depan yang akan keluar dari kelasnya.

Males buat bales pesannya...

********************
Salma keluar dari kelas setelah kelasnya bubar, dia pamit pada Vania dan Yono lebih dulu. Kakinya melangkah menuju lantai 4, tempat di mana Rony lebih banyak bersemedi menghabiskan waktunya di kampus selain di ruang kesenian dan laboratorium musik.

Tempat itu jadi secret place bagi Rony.

Salma melangkah menuju ujung ruangan di lantai 4, tepatnya di balkon tempat Rony biasanya sembunyi dari hiruk pikuk keramaian sambil tertidur pulas bersama gitarnya.

Dan benar saja, pria itu sudah berbaring dengan kaki menggantung. Salma mendekat dan duduk di sebelah Rony yang sedang khusyuk menutup mata, entah karena benar-benar tertidur atau hanya pura-pura. Mata Salma beralih pada soft copy skripsi di tangan Rony, pelan dia mengambilnya dan senyumnya melebar melihat kertas itu telah dibumbui tanda tangan persetujuan sidang skripsi.

'ternyata usahanya mengerjakan skripsinya benar-benar berbuah hasil'

Tiba-tiba Rony bergerak dan menguap sambil membuka mata pelan, hal pertama yang dilihatnya adalah Salma yang sedang tersenyum lebar padanya sambil memegang skripsi Rony.

STORGE - PRAGMA LOVEWhere stories live. Discover now