Halo, para pembaca! Terima kasih sudah membaca cerita ini.
Semoga sehat dan bahagia selalu.
Semoga suka😁Jenaka memasuki ruang kendali siaran. Sudah ada Melani dan Saba duduk bersebelahan mengatur sorotan kamera.
"Ini yang jadi FD siapa, Je? Rapi banget," tanya Saba.
"Itu King,"
"Namanya King? Seriusan?"
"Iya, Kahfi Isya Narendra Gemilar. Disingkat King, dijadiin panggilan, gitu katanya. Gue sampe hapal lagi nama lengkapnya,"
"Gue baru liat dia, anak mana, sih?" Saba menatap Jenaka kepo.
"Anak Pak Rafi, emang jauh dia di kuliner. Gue agak skeptis awalnya. Kan, kalo kuliner masak-masak di studio ya, gerak semeja aja gitu apa bisa ngarahin di acara kayak gini? Eh, taunya dia serapi ini. Gue juga kaget, tapi ya bagus. Si Iqbal biar banyak belajar," jelas Jenaka.
"Pantes anak indoor, jadinya nggak kenal," Saba mengangguk.
"Mbak, tiga menit lagi kita on air." Melani mengingatkan.
"Nih, Je, liatin gue kerja. Gue seratus persen bawahan lo hari ini. Boleh tegur, tapi gue yakin lo yang bakal berterima kasih nanti," ucap Saba percaya diri.
Jenaka hanya menggerakkan kepalanya, mengangguk. Dia tidak bisa bicara karena terlalu gugup. Matanya fokus pada layar kaca berbagai ukuran di depannya.
"Stand by, guys, kamera 3—center siap, ya. Satu menit bumper masuk," Saba berbicara melalui talkback sambil melihat skrip dan mencocokkan gerak mereka.
"30," Hitungan mundur terus berjalan.
Jenaka mual, dia merasakan keringat dingin keluar dari tubuhnya.
YOU ARE READING
Malam Bicara [COMPLETED]
ChickLitJenaka Sasmaya, seorang Program Director acara televisi--khusus acara ragam--harus menghadapi krisis dalam hidupnya. Ketika dia dipaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya dan terancam kena blacklist dari industri pertelevisian. Tiba-tiba sebuah jal...