2. Brand New Day

10.7K 1K 7
                                    

Halo, para pembaca! Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan bahagia.
Makasih udah mau luangin waktunya buat baca cerita saya.
Semoga berkenan, semoga suka😁

Pagi-pagi sekali Raiden dan Keenan sudah terbangun dalam keadaan kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi-pagi sekali Raiden dan Keenan sudah terbangun dalam keadaan kesal. Bagaimana tidak? Suara dari luar kamar mereka yang mereka yakin adalah ulah dari Jenaka terdengar sangat berisik.

Trang!

Tuhkan! Raiden mendecak, memutuskan untuk keluar kamar dan menghampiri sumber keributan.

"Kenapa, Kak?" tanya Raiden pada Jenaka yang sedang memberantaki dapur.

Jenaka berteriak, kaget karena tiba-tiba ada suara.

Setelah tahu kalau itu Raiden, Jenaka menjawab, "Lagi masak ini, Rai."

"Tumben?"

"Iya, ini tuh amunisi perang kakak. Jadi, ceritanya, karena kakak bawa bekal, otomatis kakak makan di meja kerja aja, kan. Nah, ini tuh taktik buat ngebangun image."

"Apa hubungannya?" sambar Keenan yang baru keluar dari kamarnya.

"Biar kakak dikira orang yang dingin gitu, jadi kalo pun gak punya temen gak keliatan menyedihkan. Kalo nanti gak ada yang ngajak makan bareng, kan, bisa ngeles gitu."

Raiden menghela napas, lalu membereskan kekacauan yang dibuat kakaknya. Sedangkan Keenan memeluk kakaknya.

"Utututu, kakak Keenan yang ini lucu banget, sih." ujar Keenan sambil menguyel-uyel pipi kakaknya. "Bukannya ada kak Saba, di sana nanti?"

"Ada sih ada. Tapi, kakak takut ganggu aja. Dia mungkin juga sibuk, paling bisa ketemu bentar pas interviu ini."

Raiden yang sudah selesai membereskan dapur sontak menimpali, "Gak usah overthinking segala macem, Kak. Nanti Kak Saba juga pasti nemenin,"

Jenaka terkekeh, "Iya, sih. Tapi udah terlanjur bikin juga."

Jenaka membawa bekalnya. "Itu banyak kok kakak bikinnya, buat kalian sarapan, ya. Jangan lupa dimakan!"

Setelah selesai dengan persiapannya yang serba ribet itu, Jenaka pergi ke calon tempat kerja barunya.

Lihatlah langit yang berwarna biru cerah tidak berawan ini. Atau jalanan yang lancar sekali sampai-sampai Jenaka curiga kalau dia tidak sedang berada di Jakarta. Semuanya seolah menjadi penanda bahwa hal-hal baik akan mendatangi Jenaka.

Setelah memarkirkan mobilnya di basement, Jenaka menaiki lift untuk sampai ke lobby.

Di lobby, Jenaka bisa melihat Saba yang sedang berdiri memegang dua gelas kopi dari gerai terkenal.

Malam Bicara [COMPLETED]Where stories live. Discover now