7. Takayuki bukan Takoyaki

8.5K 1K 53
                                    

Halo, para pembaca! Terima kasih sudah mau membaca cerita saya.
Semoga sehat dan bahagia selalu.
Semoga berkenan, semoga suka😁

Napas perempuan itu terengah-engah

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Napas perempuan itu terengah-engah. Rambutnya tidak serapi sebelumnya. Kemeja yang nampak kusut sana-sini adalah akibat dari gerakan berlebihan yang dia lakukan.

Bagimana tidak? Sudah lima menit sejak Jenaka menendang dan meninju angin sambil berteriak di rooftop gedung DOPE TV sebagai pelampiasan emosinya.

Setelah yakin bahwa emosinya stabil, ia merapikan penampilannya.

"Mel, lo keren. Beneran, deh. Gimana kalo lo aja yang jadi ketua tim?" sarkas Jenaka.

Saat ini semua anggota tim sedang melakukan rapat darurat atas pernyataan spontan dan nekat Melani.

"Makasih, Mbak. Tapi saya rasa Mbak Jena lebih mampu."

Jenaka mendecak, "Sejujurnya, gue suka ide lo tentang Bono. But, seriously Takoyaki—"

"Takayuki, Mbak." koreksi Melani.

"Apapun, lah. Dia itu, Mel, gak pernah ada tampil di tv. Mukanya bisa ditayangin di tv, ya, karena iklan ataupun road interview aja. Mana ada talk show yang berhasil ngundang dia? Sepanjang sepuluh tahun karirnya ada nggak, Mel? Nggak satu pun."

Anggota tim yang lain melemaskan bahu mereka, sedih. Sudah seperti kalah sebelum berperang.

"Mbak Jena, gue pengen bicara berdua aja sama lo kalo boleh."

Tanpa menjawab pertanyaan Jenaka tadi, Melani malah meminta ruang untuk bicara secara empat mata saja dengan Jenaka.

Jenaka memandang Melani sejenak. Setelah sampai pada keputusannya, dia meminta anggota lain keluar dari ruang rapat.

"Mbak Jena, sebelumnya gue mau jelasin kalo gue nggak sembarangan asal nyebut Takayuki depan Pak Gama, kok. Gue ngomong gitu karena punya solusi paling efektif buat bikin Takayuki ngeiyain tawaran ini." bujuk Melani.

Jenaka menaikkan sebelah alisnya, "Lo serius? Kenapa baru bilang?"

"Karena kayaknya hal ini emang harus dibahas secara private aja sama Mbak Jena."

Entah kenapa perasaan Jenaka mulai tidak enak.

"Jadi—"

"Stop, Mel. Stop! Kok gue ngerasain firasat gak enak, ya? Apa gue nggak usah dengerin lo aja? Sumpah, Mel, gue yakin apapun yang bakal lo omongin kayaknya bakal ngerugiin gue."

Malam Bicara [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin