12. Drama Pagi

6.9K 879 7
                                    

Citrus selalu menjadi aroma pertama yang memasuki indra penciuman ku 4 hari terakhir ini, kamar cale memang lebih didominasi aroma tersebut.

Aku mencoba duduk diatas kasur masih dengan mata tertutup, masih terlalu mengantuk untuk membuka mata. Terasa ada tangan yang menyumpal hidungku dengan kain, tentu saja cale pelakunya. Anak itu memang selalu bangun lebih dulu, padahal aku juga bukan orang yang termasuk bangun siang.

Aku beringsut mendekat kearah Cale, menyender pada lengannya. Cale sudah terbiasa dengan perilakuku, dia tidak terkejut seperti sebelumnya dan mulai nyaman berada didekatku.

Tentu saja, selama lebih dari seminggu ini, aku selalu mengikuti cale setiap hari, bahkan menemaninya berlatih. Aku harus membiasakan cale dengan kehadiranku dan tentu saja tujuan utamanya untuk misi. Dan terbukti hasilnya cale tidak keberatan dengan setiap tingkahku yang kadang kelewat menyebalkan ini. Bukankah itu kemajuan yang lumayan.

Aku merasakan cale membungkus tubuhku dengan selimut, tentu saja dengan senang hati aku menerima kehangatan itu.

Tentang janjiku untuk tidur bersama Nora, terpaksa untuk dibatalkan. Karena Cale tidak mengizinkan aku tidur dengan Nora, walaupun Nora menyumpahi nya, Cale tetap tidak perduli. Dan sebagai adik yang baik aku hanya menurut saja.

Waktu luang yang kumiliki juga semakin bertambah, karena kelas yang aku ikuti dikurangi, sepertinya cale yang menyarankan hal itu ke arthur. Jadi jika boleh jujur aku semakin bosan dari hari ke hari, kegiatanku sekarang lebih banyak dihabiskan untuk mengikuti cale.

Jadi aku mendapatkan ide untuk mengisi waktu luang ku yang banyak ini untuk melukis, tentu setelah mendapatkan izin dari cale dan arthur. Dulu aku cukup pandai melukis bahkan aku ingin mengambil jurusan seni, walaupun tidak jadi karena biaya yang cukup mahal dan saat itu aku tidak punya cukup uang. Jadi aku harus merelakan cita-citaku tersebut, memilih mengambil jurusan dan pekerjaan yang menghasilkan cukup uang dengan stabil.

Siapa tau kemampuan melukis ku terbawa kesini, dan jika mereka mengizinkan pasti mudah membeli barang-barang untuk melukis. Yang perlu kulakukan hanya mendapatkan izin terlebih dahulu.

"Kau mau tidur lagi?" Tanya Cale sambil membersihkan sisa-sisa mimisan ku.

Aku menggelengkan kepalaku "aku mau mandi"

Cale segera memanggil eros dan menyuruhnya untuk membantuku untuk bersih-bersih.

Setelah selesai mandi dan bersiap, eros mengarahkanku untuk sarapan. Para maid masih mempersiapkan sarapan untukku dan Cale. Cale juga belum datang, mungkin dia masih belum selesai mandi.

Hampir 5 menit, cale akhirnya duduk di kursinya. Ia segera menyentuh makanannya dan mengisyaratkan untuk aku segera mengikuti.

"Kenapa tidak sarapan dibawah?" Jika hanya berdua dengan Cale, ia memang tidak keberatan mengobrol saat makan.

"Hanya tidak ingin" Jawab cale acuh, tapi tangannya aktif memindahkan berbagai lauk ke piring ku.

"Kak Nora sarapan sendirian?"

"Dia sudah besar" Jawab cale "Jangan memikirkannya, makan makananmu"

"Kak Cale sibuk?" Tanyaku, tentunya dengan menuruti perintah untuk makan.

"Seperti biasa"

"Boleh minta sesuatu?" Minta ku memelas tentu dengan membuat wajah polos khas anak kecil.

"Apa?" Jawab cale memusatkan perhatiannya padaku.

"Boleh aku melukis" Minta ku dengan suara selembut mungkin.

"Kau mau melukis?" Tanyanya balik.

Aku menganggukkan kepalaku dengan semangat.

"Baiklah" Aku bersorak dalam hati, ternyata semudah itu mendapatkan izin darinya. Kalau tau seperti ini, sudah dari dulu aku meminta.

100 DaysWhere stories live. Discover now