3. Study

8.3K 886 7
                                    

Kemaren Eros memperlakukanku seperti pasien dengan penyakit kronis yang tidak bisa menggerakkan badan sedikitpun. Ia menggantikanku baju ditempat tidur, memintaku untuk makan dikamar dan diatas kasur. Dan lebih parahnya ia menyuapi ku makan, dan sialnya aku selalu menurut. Aku hanya malas berdebat dengannya karena ternyata Eros cukup pintar berdebat dan keras kepala. Entah siapa yang majikan dan siapa yang pelayan disini.

Jadi dari pada aku berdebat dengan Eros dan menghabiskan tenagaku, aku memilih menurut. Eros lebih banyak bicara dan berani membantah ku, walaupun memang untuk tujuan yang baik. Entah ia merasa kasian dengan Mikhael atau hanya menjalankan tugasnya seperti biasa.

Sekarang aku sedang menyumpal hidungku dengan lengan baju, seperti biasa aku akan mimisan saat bangun tidur.

Setelah beberapa saat Eros meminta izin masuk, ia sudah membawa lebih banyak kain daripada biasanya. Sepertinya ia sudah bersiap jika aku mimisan sewaktu-waktu.

Ekspresinya juga sudah tidak sepanik sebelumnya, dengan tenang ia mengganti lengan bajuku dengan kain yang ia bawa.

Setelah selesai dengan urusan mimisan ia menyiapkan bak mandi dan membantuku mandi serta bersiap.

"Anda ingin sarapan dimana tuan muda?" Tanya Eros sambil mengaitkan kancing pada lengan bajuku.

"Diruang makan ada siapa?" Tanyaku balik. Aku belum melihat ayah dan kakak-kakak Mikhael, mungkin pagi ini akan menjadi kesempatan bagiku untuk melihat salah satunya. Karena kemaren aku sama sekali tidak melihat batang hidung mereka.

"Tidak ada siapapun tuan muda. Tuan duke masih dalam perjalanan pulang setelah melakukan perjalanan bisnis, beliau mungkin akan sampai saat malam hari, tuan muda pertama sedang berada di kerajaan untuk memenuhi panggilan raja dan tuan muda kedua berada di wilayah marquiss Grezee sedang berburu bersama tuan muda Nora Grezee" Jelasnya panjang lebar.

"Aku akan sarapan dikamar" Sungguh sangat disayangkan tidak bisa bertemu dengan mereka. Aku sudah kehilangan waktu satu hari tanpa melakukan hal yang berarti untuk men suksesnya misi.

Sebenarnya aku juga tidak tau bagaimana cara membuat agar keluarga mikhael menyayanginya. Aku tidak punya pengalaman dalam urusan orang tua, apalagi mencoba mendapat perhatian mereka.

Tapi aku akan berusaha untuk anak malang itu, aku memang agak lemah terhadap anak kecil apalagi mikhael yang malang, mengingatkanku terhadap adik-adik dipanti dulu.

Pertama-tama aku ingin melihat secara langsung bagaimana keluarga ini memperlakukan mikhael. Setelah itu aku akan memilih bagaimana cara mendekati mereka satu persatu.

Tapi jangankan memulai langkah pertama, aku saja belum bertemu dengan salah satu dari mereka.

Mungkin nanti malam aku bisa bertemu dengan duke, seperti yang Eros katakan, duke akan pulang nanti malam.

Sarapan hari ini berupa roti gandum, telur dan beberapa sayuran yang belum pernah aku makan di kehidupanku sebelumnya. Dan sejujurnya aku bukan penggemar sayur, apalagi rasa sayur ini lebih buruk dari pada sayur yang aku makan dulu. Walaupun aku tetap menghabiskannya.

Setelah sarapan aku mengikuti kelas wajib diruangan belajar, karena memang hari ini jadwalnya kelas. Beruntung kemaren memang hari libur ku. Kelas yang diikuti Mikhael berlangsung selama 5 jam selama 4 hari dalam seminggu.

Hari ini adalah kelas sejarah dengan Tn. Charente Floyen. Charente adalah anak ketiga dari Count Floyen, karena tidak bisa menjadi pewaris keluarga Floyen, ia memilih menjadi guru privat bagi anak-anak bangsawan sebelum mereka belajar di Akademi.

Anak-anak bangsawan mulai belajar di Akademi saat umur 11 tahun dan akan lulus setelah 5 tahun. Charente sendiri merupakan salah satu lulusan terbaik di Akademi Laurent. Akademi Laurent merupakan akademi khusus bangsawan yang hanya menerima murid-murid berprestasi. Ujian masuknya sendiri dikenal sangat sulit, hanya anak-anak bangsawan yang berprestasi saja yang bisa memasuki akademi tersebut. Menjadikan akademi Laurent sebagai akademi terbaik di Kerajaan Athana, kerajaan yang aku tinggali saat ini. Bahkan banyak bangsawan dari negara tetangga yang belajar di akademi Laurent.

Maka dari itu Charente menjadi guru privat yang sangat dicari bangsawan-bangsawan untuk mengajari anak mereka agar bisa masuk akademi laurent. Karena menjadi salah satu murid di Akademi Laurent merupakan pencapaian dan hal yang mereka banggakan.

Kedua kakak Mikhael juga lulusan dari akademi Laurent, kakak keduanya bahkan baru lulus beberapa minggu yang lalu. Karena itu juga yang membuat Mikhael harus mengikuti pelajaran privat pada umurnya yang ke 7 tahun. Mikhael diharapkan mengikuti jejak kedua kakaknya. Walaupun keluarga Valentine membebaskan anak yang bukan penerus melakukan hal yang mereka inginkan, mereka tetap diwajibkan menyelesaikan pendidikan diakademi. Dan tentu saja bagi keluarga terpandang seperti Duke Valentine, akademi Laurent merupakan hal yang harus dicapai.

Ironisnya hidup mikhael bahkan tidak mencapai usia 11 tahun, yang menjadi syarat wajib untuk mendaftar di Akademi.

"Salam guru" Aku memberikan penghormatan khas bangsawan ke arah Charente, yang dibalas hal serupa olehnya. Walaupun kedudukan bangsawan Mikhael lebih tinggi dari Charente, tapi saat ini Charente adalah guru mikhael, jadi aku harus memberikan penghormatan dulu kepadanya.

Charente Floyen adalah laki-laki berusia awal 30 tahun an, memiliki rambut biru gelap panjang yang diikat dengan rapi, bola matanya berwarna coklat madu, ia menggunakan kaca mata bening khas pengajar. Tubuhnya ideal dengan tinggi yang menjulang, lebih tinggi sedikit dibandingkan Eros. Wajahnya tampan dan berpakaian rapi khas bangsawan.

Charente memiliki kepribadian yang ramah dan bersahabat, walaupun saat mengajar ia akan sangat serius.

Pada 1,5 jam pertama, aku mendengarkan penjelasan dari Charente, ia adalah pengajar yang baik dengan penjelasan yang mudah dipahami. Kemudian ia memberikan beberapa soal yang harus aku kerjakan, untungnya dengan semua pengetahuan dan otak pintar mikhael, aku tidak mengalami kesulitan yang berarti.

2 jam terakhir Charente menyuruhku membaca buku yang ia berikan dan merangkum hal yang penting dari buku tersebut. Buku yang diberikan Charente memiliki ketebalan yang setara 3 paket buku pelajaran waktu di kehidupanku sebelumnya. Bukankah ini agak berlebihan untuk anak berusia 10 tahun. Dan tentu saja aku tidak mungkin menyelesaikan buku tebal tersebut.

Charente menyuruhku meneruskan sebagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pada pertemuan selanjutnya dan menambahkan 1 buku lagi yang memiliki ketebalan serupa dengan senyum ramah diwajahnya. Senyum ramah yang awal terlihat bersahabat tersebut sekarang terlihat begitu menjengkelkan dimataku.
















******

100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang