Rumah

846 22 0
                                    

Sesampainya di rumah Danisa langsung berlari dan memeluk erat sang ayah.

"Hey ada apa sayang?."

"Bukannya kalian dari toko buku ya? Tapi kenapa kalian lusuh seperti ini hm?" Sambung Leon.

Ravael hanya berdiri jarak beberapa meter. Lalu Danisa melepaskan pelukannya dan menceritakan semuanya kepada sang ayah.

Mendengar itu Leon langsung menatap ke arah Ravael dengan tatapan bangga.

"Kemarilah nak."

Ravael berjalan menuju ke arah Leon, lalu Leon menepuk bahu Ravael dengan bangga.

"Kau memang benar-benar putraku!."

"Hey! Sejak kapan Danisa mempunyai kakak laki-laki?!" Protes Danisa.

Leon dan Ravael tertawa bersamaan melihat ekspresi lucu Danisa.

"Bukannya kau senang memiliki kakak? Kau tidak akan sendirian nantinya."

"TIDAK! DANISA GA MAU KAKAK ADIK SAMA DIA!."

Leon terkekeh melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.

"Lalu?" Ucap Leon dengan nada mengejek.

Leon menatap kedua insan itu secara bergantian.

Tanpa memberikan aba-aba Ravael langsung menarik Danisa agar mendekat ke arahnya.

"Selamat malam tuan, saya adalah calon menantu anda" ucap Ravael dengan postur tegap seakan-akan dia baru pertama kali bertemu dengan Leon.

Mendengar hal itu Danisa membelalakkan kedua matanya, bahkan tanpa sadar mulutnya terbuka menatap ke arah Ravael.

"Hm apakah kau bersungguh-sungguh? Apa kau tidak tahu aku ini siapa?!."

"Anda adalah ketua mafia yang terkenal kejam!."

Leon sedikit terkekeh.

"Jadi apa kau masih berani untuk mendekati putri ku?!."

"Tentu saja tuan! Meskipun aku harus memberikan nyawaku demi putrimu, aku bersedia!."

"Hey! Kalau kau memberikan nyawamu, lalu siapa yang akan bersama ku?! Bukannya kau akan mati?!" Sahur Danisa kesal.

Mereka bertiga tertawa secara bersamaan. Tiba-tiba Leon kembali mengangkat suara.

"Hey nak, apa kau yakin dengan hal itu?."

Dalam sekejap Ravael langsung terdiam dan menatap ke arah Danisa lalu tersenyum.

"Tentu saja tuan, saya memohon izin untuk mendekati putri anda."

Lagi-lagi Leon menepuk bahu Ravael.

"Jaga dia baik-baik, aku percayakan dia kepada mu" ucap Leon sambil tersenyum.

Danisa pun ikut tersenyum, dia sangat bahagia hari itu, walaupun sebelumnya dia hampir mati namun sekarang dia adalah orang yang paling bahagia di dunia!.

Dia tidak bisa lagi mengungkapkan rasa bahagia itu dengan kata-kata.

"Eits tunggu dulu! Jika kau membuat putriku menangis maka izinku langsung akan aku batalkan pada saat itu juga, apa kau mengerti?."

"Baik tuan!."

Danisa meneteskan air mata karena terlalu bahagia.

"Hey lihatlah dia menangis! Izin ku akan ku-."

"PAPA! INI TUH NANGIS KARENA BAHAGIA TAU!."

Leon dan Ravael tertawa, mereka menertawakan ekspresi wajah Danisa yang sangat lucu.

Bodyguard Utusan Papa [Vol. 1] : ENDWhere stories live. Discover now