Kembali?

651 28 24
                                    

Ravael dan Lingga tengah berada di ruang operasi, sudah beberapa jam berlalu namun dokter tak kunjung keluar dari ruang operasi.

Danisa hanya mondar mandir di depan ruang operasi menunggu kabar dari dokter.

"Dan, lo ga mau makan dulu?" Tanya Devan.

"Ga usah".

Devan memanggil seorang anggota Berlioz untuk memintanya membeli makanan di kantin rumah sakit.

"Van, gw boleh pinjem hp lo ga?".

"Boleh".

Devan pun menyodorkan handphone nya pada Danisa, dia mengetik beberapa digit nomor disana dan meneleponnya.

"Hallo pa, ini Danisa".

"Halo sayang, bagaimana disana?".

"Ga baik pa, Ravael kritis" Ucap Danisa dengan suara bergetar menahan tangis.

"Sekarang kalian ada dimana?!".

"Di rumah sakit Farma".

"Kamu tenang dulu ya sayang, papa pulang secepatnya!".

"Hati-hati pa".

"Pasti nak".

Tuttt

Panggilan itu pun terputus.

"Ini hp lo, makasi ya".

Devan hanya mengangguk dan menerima kembali handphone nya.
Tak lama anggota Berlioz yang diminta Devan membeli makanan tadi pun datang.

"Ini makanan nya".

"Thanks han" Ucap Devan.

"Yoi".

"Dan, lo makan dulu ya".

"Ngga Van, gw ga laper makasi".

"Tapi lo harus makan, inget lo punya sakit maag".

"Gw ga-".

"Makan dan biar lo bisa tungguin Ravael disini, kalo lo ga makan lo ga ada tenaga buat nunggu dia".

Akhirnya Danisa pun mau memakan bubur yang sudah dibelikan oleh anggota Berlioz tadi.
.
.
.
Di Italia Leon sudah bersiap untuk kembali ke Indonesia untuk menemui putrinya.

"Siapkan jet pribadi saya sekarang juga!".

"Baik tuan".

Dan setelah itu Leon pun berangkat, diperjalanan Leon hanya memikirkan bagaimana putrinya, Ravael sekarang tengah kritis ya meskipun disana ada pengawal dan anggota Berlioz namun tetap saja Leon khawatir jika Danisa tidak diawasi langsung oleh Ravael karena Ravael adalah tangan kanannya.
.
.
.
Setelah 8 jam berlalu dokter pun keluar dari ruang operasi, Danisa yang tertidur di kursi tunggu mendengar suara dokter sedang berbicara dengan Devan ia langsung terbangun.

"Bagaimana dok?" Tanya Danisa.

"Teman anda sudah berhasil melewati masa kritisnya, dan kita tinggal menunggu dia sadar".

"Ah syukurlah, terimakasih banyak dok" Ucap Danisa.

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit".

Dokter pun melenggang pergi dari sana, dan tak lama perawat pun keluar dari ruang operasi dengan mendorong bed Ravael dan selanjutnya Lingga.

Mereka berdua akan dipindahkan ke ruang rawat, dan sengaja dipindahkan ke satu ruangan yang sama agar lebih mudah mengawasi dan menjaganya.

Sekarang mereka sudah berada di ruang rawat VVIP, dan dijaga ketat oleh anggota
Berlioz dan juga anak buah Leon.

Bodyguard Utusan Papa [Vol. 1] : ENDWhere stories live. Discover now