Berlioz 2⚠️

688 22 14
                                    

Mereka berenam akhirnya sampai pada sebuah rumah yang sangat besar, mereka memarkirkan motornya di basement.

Suasana disana sangat gelap, hanya ada penerangan dari lampu motor mereka saja, ternyata basement rumah itu sangat luas disana terlihat ratusan motor yang terparkir dengan rapi.

"Kita dimana?" Tanya Danisa.

"Basecamp Berlioz" sahut Lingga.

Mendengar hal itu, seketika Danisa bergidik ngeri, dia memang sudah tau keberadaan Berlioz namun ia tidak menyangka jika ternyata anggota Berlioz sebanyak ini.

"Ayo" ucap Lingga, ia memimpin mereka untuk naik ke atas.

Sepanjang perjalanan Danisa hanya bersembunyi di belakang tubuh Ravael, dia memegang ujung kaos milik Ravael.

"Kenapa?" Tanya Ravael pada Danisa.

"Gw takut".

"Siapa suruh ikut".

"Ih kan tadi lo bilangnya mau main!" Ucap Danisa sambil mengerucutkan bibirnya.

Kini mereka sampai di depan sebuah lift, setelah masuk Lingga menekan salah satu tombol pada lift tersebut namun setelah itu dia harus scan ID card nya.

Tak lama lift mereka pun sampai, pada saat pintu lift terbuka mereka langsung disambut oleh ratusan anggota Berlioz yang langsung menyapanya dan menunduk hormat.

"Selamat sore bos!" Ucap mereka serentak.

Danisa tersentak karena suara bariton mereka yang begitu keras, dia mengeratkan genggaman pada kaos Ravael.

Ravael yang peka dengan hal itu langsung menyuruh mereka semua untuk memelankan suara mereka.

"Sore".

"Jangan berteriak, Danisa ada disini".

"DN?" Ucap salah satu dari mereka.

Ya mereka tidak tahu jika Danisa ikut, pasalnya Danisa berdiri dibelakang Ravael tentu saja ia tidak terlihat.

Kemudian Danisa muncul dari balik badan Ravael dan menyapa mereka.

"Hai".

Mereka semua langsung menunduk hormat pada Danisa.

"Selamat sore nona".

"I-iya sore".

Mereka pun berjalan melewati anggota Berlioz menuju ke kursi yang berada di tengah ruangan.

"Okay, All team, listen to me!" Ucap Lingga.

"Leader kita udah balik lagi!".

Mereka semua bersorak gembira karena sudah lumayan lama Ravael break akhirnya dia kembali lagi.

Akhirnya mereka semua mengobrol satu sama lain membicarakan misi mereka, namun sesekali mereka juga bercanda.

Awalnya Danisa berpikir mereka sangat menyeramkan dan kaku sama seperti anak buah ayahnya, tapi ternyata dia salah, mereka adalah orang-orang yang sangat menyenangkan.

Danisa juga ikut bercanda dengan mereka karena umurnya juga hampir setara.

Ravael memperhatikan Danisa yang bisa tertawa dengan bebas disini, sebenarnya Danisa adalah anak yang friendly dan mudah akrab dengan siapapun, contohnya ya sekarang ini.

Tapi berbeda dengan di sekolah, saat berada di sekolah Danisa lebih banyak diam dan hanya berbicara dengan satu temannya saja, siapa lagi kalau bukan Caca.

Tidak disadari Ravael tersenyum tipis melihat Danisa yang terlihat begitu senang.

"Shit! Apa gw udah gila?!" Batin Ravael.

Bodyguard Utusan Papa [Vol. 1] : ENDWhere stories live. Discover now