Pembalasan

1K 42 53
                                    

Keesokan paginya Danisa bangun lebih awal karena dia tidak mau terlambat ke sekolah lagi, kemarin dia masih beruntung karena guru sedang rapat.

Jam menunjukkan pukul 06.10, Danisa sudah rapi mengenakan seragam abu putihnya sedangkan Ravael dia masih tertidur dikamarnya.

Danisa turun ke lantai 1 untuk sarapan dan dia tidak melihat keberadaan Ravael disana.

"Loh bi, Ravael mana? Udah berangkat ya?" Tanya Danisa kepada kepala pelayan disana.

"Oh itu non kelihatannya mas Ravael belum bangun"

"Lah gimana si"

Danisa pun bergegas kembali ke atas untuk membangunkan Ravael.

"El bangun woi"

"El bangun!!"

"WOI SEKOLAH!!"

"Ni orang tidur apa simulasi meninggal si"

"RAVAEL BANGUN!!"

Duakk duakk duakk

Danisa menggedor-gedor pintu kamar Ravael, sampai akhirnya sang pemilik kamar pun keluar dengan celana hitam pendeknya dan parahnya dia tidak memakai baju, ya memang itu kebiasaan Ravael ia tidak pernah memakai baju saat tidur dia lebih nyaman telanjang dada.

"ASTAGA! MATA GW TERNODAI" Ucap Danisa sambil menutup kedua matanya menggunakan tangan.

"Apasi pagi-pagi udah ribut"

"Sekolah nyet!"

"Jam berapa sekarang?"

"06.15"

"Oh"

Kemudian Ravael menutup pintu dan kembali masuk ke kamarnya.

"Dih udah dibangunin juga" Ucap Danisa ketus sambil mengerucutkan bibirnya.

Danisa pun turun untuk melanjutkan sarapannya yang tertunda tadi.

"Huh males banget ke sekolah pasti Zahra bakal bully gw lagi" Batin Danisa.

Beberapa menit kemudian Ravael sudah rapi, tidak bukan rapi, bayangkan saja dengan rambut yang masih berantakan seragam yang dikeluarkan tidak memakai dasi dan bahkan baju seragamnya tidak dikancingkan dan memperlihatkan kaos polos warna hitam yang melekat bagus ditubuhnya, and ya tentu saja tas ransel hitam yang ia bawa di bahu kanannya.

Dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.30.

"Ayo"

"Lo ga sarapan El?"

"Ga nanti aja"

Danisa menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Ravael menuju ke garasi.

"Ngapain pake mobil?" Tanya Danisa karena biasanya Ravael lebih suka naik motor.

"Pengen aja"

Danisa hanya ber'oh' saja mendengar jawaban Ravael tanpa curiga sedikitpun.

Sebenarnya alasan Ravael membawa mobil adalah untuk membawa alat-alat yang dia butuhkan untuk menjalankan aksinya nanti dan tentu saja tak lupa dia membawa senjata untuk berjaga-jaga, dia sudah menyiapkan semuanya tadi malam saat Danisa sudah tertidur.

Ravael pun mengegas mobil sport berwarna hitam itu dengan kecepatan sedang membelah keramaian di ibu kota karena pada pagi hari seperti ini semua orang beraktivitas mulai dari berangkat kerja, sekolah, dll.
.
.
.
Sesampainya di sekolah Ravael memarkirkan mobilnya, bukan dia tidak memarkirnya di parkiran sekolah melainkan di warung Mak Mi karena Danisa tidak mau orang-orang disekolah mengetahui bahwa dia berangkat bersama Ravael bisa-bisa Danisa diserbu oleh fans Ravael disana ah itu sangat menyebalkan.
(Biasa sultan mah bebas mobil sport diparkir dimana aja santai kalo hilang tinggal beli)

Bodyguard Utusan Papa [Vol. 1] : ENDWhere stories live. Discover now