03.SIAPA DIA?

30 30 0
                                    

Happy reading

Pada malam itu, Sarah langsung memesan tiket kereta untuk menuju kota Jogja dengan barang bawaan seadanya. Sarah menaiki kereta dan langsung duduk di bangku samping jendela.

Tak henti-hentinya Sarah menangisi keaadaan yang selalu dituntut untuk sempurna dalam hal apapun, apalagi ditambah dengan masalah perjodohan itu.

Berjam-jam telah Sarah lalui di kereta dan tiba saat nya ia menginjakkan kaki di jogja. Matahari sudah nampak sebelum memutuskan pergi kerumah nenek.

Sarah memutuskan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu, Sarah mengunjungi berbagai toko buku dan taman. Dan ia pun berhenti disebuah Cafe yang nampak sangat asri.

Nampak dalam caffe itu masih sepi pengunjung hanya ada beberapa barista dan Sarah.

“Permisi,”ujar Sarah.

“Maaf mbak kedainya belum buka,” jawab salah satu barista itu.

“Kalau duduk disini dulu boleh? Nanti kalau udah buka saya mau pesan” jawab Sarah.

“Maaf mbak, ini masih dalam proses bersih-bersih!”sahut salah satu barista perempuan dengan wajah sinis.

“Udah  gak apa-apa, duduk dulu aja” ujar seseorang dibelakangnya.

Sarah sangat terkejut karena lelaki itu tiba-tiba berada dibelakang dirinya. Sarah langsung menghiraukan nya dan langsung duduk di tepian samping jendela Cafe itu.

Tak berapa lama Cafe itu pun buka dan Sarah pun memesan beberapa menu. Terlihat laki-laki tadi yang kian terus mengawasinya.

Dia berada dibarisan barista akan tetapi dia tidak memakai pakaian barista.

“Apa jangan-jangan dia yang punya?” gumam Sarah bertanya.

Langit mulai menampakkan rona mega merahnya. Cuaca yang tadi panas kini mulai reda.

Sarah memutuskan untuk menuju rumah nenek yang lokasinya tidak jauh dengan Cafe yang ia duduki sekarang.

Sesampainya dirumah nenek, alangkah terkejutnya nenek melihat Sarah sampai dirumah nya tanpa sepengetahuannya, Sarah langsung memeluknya dan menangis.

“Kenapa sayang?” tanya nenek memeluk Sarah.

Sarah pun langsung menceritakan semua kejadian yang dialami, semua permasalahan nya terutama tentang perjodohan itu.

“Aku dijodohin nek sama ummik dan Abi, hiks...”adu Sarah.

“Kamu mau dijodohin sama siapa?”tanya nenek.

‘’Bima nek, teman ku itu!”jawab Sarah.

“Oh Bima, kenapa kamu gak mau sama Bima? Bukannya dia anak yang baik?”tanya nenek merasa heran.

Sarah mengganguk. “Bima memang baik nek, tapi Sarah tidak menyukai Bima. Sarah hanya menganggap Bima sebagai teman untuk Sarah,”jelas Sarah.

Nenek yang mengerti pun mengganguk. “Ya sudah, lebih baik kamu istirahat dulu, pasti kamu cape habis perjalanan jauh toh?” saran nenek.

“Ya nek, kalo gitu Sarah pamit ke kamar ya!”balas Sarah lalu berjalan meninggalkan nenek menuju kamarnya.

Hari pun mulai gelap Sarah baru sempat melihat Hp yang ternyata banyak telfon yang tidak terjawab dari ummik, Abi dan Bima. Aku tidak menggubrisnya dan memilih untuk tidur.

Gimana ini bi, Sarah kemana?” tanya ummik sarah dengan gelisah.

“Udah biarin aja, palingan juga kerumah neneknya,” jawab Abi Sarah santai.

“Iya kalau kesana kalau nggak gimana?” bantah ummik Sarah.

Terlihat ummik Sarah yang begitu cemas dengan keberadaan Sarah, disusul dengan Bima yang menghampiri rumah Sarah dan menanyakan keberadaan nya.

“Gimana om, tante?” tanya Bima.

“ Udah Bim, aman palingan juga kerumah neneknya dijogja,” jawab Abi Sarah.

“Yakin om? Kalau Sarah di tempat lain gimana?” tanya balik Bima.

“Udah kalian tenang saja, nanti aku jemput anak itu. Abi yakin dia ada disana!” jawab Abi Sarah yakin.

“Ya sudah, kapan kita jemput dia bi?”tanya ummik Sarah.

“Iya tunggu saja, kita biarkan anak itu bersenang-senang dulu selama beberapa hari kedepan,”jawab Abi lalu Bima dan ummik mengganguk.

....

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN TERIMAKASIH

SEE U NEXT PART ❤️












SARAHEVAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang