Lima belas

161 10 0
                                    

Seminggu berlalu sejak kejadian lamaran antara dua pak duda. Kini kedua keluarga tersebut sudah menentukan tanggal yang pas untuk menikah. Lamaran bareng, apakah nanti pernikahan nya akan bareng juga? Kita tidak tau,author pun tak tau.

Kembali dengan rutinitas kantor dan berhadapan dengan berkas berkas membuat Riris mengantuk, sebab tadi malam ia begadang menyelesaikan drama Korea yang ditonton nya bersama Galena.

"Huuaaah,astagfirullah ngantuk banget gue" Riris menguap memejamkan mata sejenak sambil bersandar pada sandaran kursi kerja.

Baru saja terpejam tiba tiba...

BRRRAAKKK..

"Riris Aira Sukma, ikut saya sekarang juga" suara bariton dengan nada rendah maupun tegas membuat semua terkaget kaget.

Riris langsung berdiri dengan kepala pening akibat terkejut dengan suara yang ditimbulkan oleh Arfi.

"Ada apa sih pak,ngagetin aja" Riris mengikuti Arfi dengan wajah sebal.

"Pusing nih kepala saya" sambungnya saat sudah berada didalam lift

"Kamu kerja atau numpang tidur" Arfi

"Kerja pak" Riris menunduk

"Kenapa tadi tidur" Arfi

"Ngantuk" Riris

"Huft" Arfi menghela nafas,sepertinya nyawa Riris belum terkumpul seutuhnya.

Arfi dan Riris sampai di parkiran langsung memasuki mobil BMW berwana silver duduk dibagian belakang berdampingan.

"Mau kemana pak?" Riris

"Ketemu WO" Arfi, hanya diangguki Riris sebagai respond. Riris lalu menyandarkan kepalanya ke kaca jendela mobil lalu terpejam kembali.

Arfi yang tak tega melihat kepala calon istrinya terpentok pentok kaca,alhasil ia mendekat ke arah Riris dan menyandarkan kepala Riris pada bahu nya.  Wajah damai Riris saat tidur begitu sangat menggemaskan bagi Arfi.

"Nah kalau gini kan enak" gumam Arfi mengelus kepala Riris yang tertutup jilbab.

"Cantik bener calon bini gue,ga salah pilih emang" puji Arfi memandang wajah damai Riris yang tidur.

"Harus diabadikan dong" CEKREK  Arfi memotret lalu ia jadikan walpaper pada ponsel nya. Sungguh manusia tidak estetik duda satu ini.

________

Galena memarkirkan motor matic kesayangannya, melepas helm menata kembali jilbab nya yang meletot kesana kesini saat dipakaikan helm. Dirasa sudah rapi Galena melangkahkan kakinya menuju gedung milik calon suaminya tersebut, ekheem calon suami.

"Dari karyawan,naik jabatan ke asisten sekertaris terus ngaku jadi baby sitter eh tau tau sekarang calon istri. Dasar murah" Avi, berada satu lift dengan Galena dan menyindirnya

"Ooh katanya kemarin ga ada apa tuh sama pak boss,kok sekarang malah naik pangkat jauh banget " saut Yunia

"Sebenarnya saya tuh salah apa sih sama kalian" heran Galena

"Salah Lo itu,kenapa karyawan yang dibawah lima tahun bekerja bisa naik jabatan secepat diri Lo" Avi menunjuk wajah Galena

"Sedangkan kita sudah bekerja lebih lama dari Lo tapi ga pernah naik jabatan" Yunia ikut ikut an

"Ooh, makanya mba,kalau kerja itu yang kompeten yang profesional. Junior naik pangkat duluan kok ngamook" balas Galena

"Jangan sok sok an deh Lo" Yunia

"Mon maap ni ya,saya naik jabatan itu karena kerja saya rajin bukan seperti kalian yang hanya bisa mencibir tanpa mau berkembang" Ucap Galena langsung keluar lift karena sudah sampai.

Tiba-tiba Pak Duda Where stories live. Discover now