"Kamu ini, seriusan aku gabisa nahan rindu sama kamu walau cuma sedetik aja dev".

"Iyaa sayangku, aku bobo dulu yaaaaa. Ucapin dulu".

"Ckkk kebiasaan".

"Ayo arsennn".

"Selamat bobo good night sayangku, cantikku, matahariku, duniaku, semestaku. Nice dream. Muuuuuuaaahhhhhhh".

"Akhirnya bisa bobo dengan nyenyak. Lopyu muaahhhh".

Tuttttt...

Panggilan berakhir, selalu seperti itu. Tidak ada kata - kata selamat tidur untuk arsen. Apalah devina yang tidak bisa menahan ngantuknya. Bahkan dia bisa tidur dimana saja alias pelor.

Keesokkan harinya, devina sekeluarga sudah bersiap - siap untuk menuju bandara. Kebetulan pak hasan sudah kembali lagi untuk menjadi satpam di rumahnya. Karena dia baru saja dipecat karena ada sedikit masalah.

Pak hasan tidak hanya menjadi satpam tapi juga supir pribadi keluarga friska. Tapi semenjak pak hasan pamit untuk tidak bekerja lagi di rumah friska. Pak rahmat yang menggantikan semua posisi pak hasan.

"Ini langsung ke bandara ya bu?". Tanya pak hasan yang sudah bersiap - siap menyalakan mesin mobil.

"Iya pak".

Mereka berangkat pukul 08.00 WIB, karena masih harus menyewa hotel untuk mereka bermalam dan juga bertamu ke rumah shanaya calonnya angga. Sesampainya di bandara friska hanya berpesan kepada pak hasan untuk menjaga rumahnya selama mereka di bali 2 hari.

"Wah kalo ini mah vibes nya liburan". Ujar rio sambil mengedarkan pandangan di bandara melihat orang yang sedang berlalu lalang.

"Iya yaa ri, gak sia - sia jodoh bang angga orang bali".

"Yoi dev".

"Kamu udah booking hotelnya kan ngga?". Tanya friska.

"Iya bun udah booking 2 kamar disana. Gak terlalu juga sih sama rumah shanaya".

"Yaudah kalau begitu".

Jadwal penerbangan mereka pun telah tiba, waktunya mereka naik ke pesawat. Selama di dalam pesawat. Devina dan arsen terjeda dulu chattingannya. Karena tadi arsen sudah kesal dengan devina namun tertunda.

Sesampainya di bandara Ngurah Rai bali. Mereka langsung menuju ke hotel yang sudah mereka booking. Selama diperjalanan pun mereka sangat senang dan menikmati suasana di bali.

Setelah memasuki hotel yang telah mereka tuju. Devina langsung merebahkan diri di kasur. Dan lanjut perdebatan dengan arsen. Devina sekamar dengan friska. Sementara kamar angga dengan rio letaknya tepat di depan kamar devina.

"Halo, udah ya aku cape ngetik".

"Pokoknya awas aja kalo kamu sampe kepincut cowok bali".

"Mana adaaa".

"Ya siapa tau kan, disana kan orangnya cakep - cakep".

"Iya juga yaaa".

"Nah lohh kannn, ah udahlah. Aku udah pasrah lillahi ta'ala kalo kamu kepincut orang sana. Dahlah aku cape mau tidur".

Tut..

"Lah gila ni anak. Ngomel - ngomel sendiri. Mati - matiin sendiri. Udahlah ntar juga nyariin". Gumam devina dan kembali rebahan di kasur.

"Nanti ke rumah shanaya enaknya jam berapa ngga?". Ujar friska yang berada di dalam kamar angga dan rio.

"Sorean aja bun habis - habis ashar gimana ?".

"Boleh, kalau begitu nanti oleh - olehnya jangan lupa dibawa. Sama jangan lupa kalian makan dulu habis itu istirahat. Oke".

EccedentesiastUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum