01.CERITA SARAH

128 31 0
                                    

Halooo...

Aku kembali lagi dengan cerita ketiga!
Aku harap kalian suka ya😁♥️

VISUAL:
Naufal Samudra as Evan
Nadzira Shafa as Sarah
Ari Irham as Bima
Amanda Rawles as Bilqis
Beby Tsabina as Destya
Salsabila Andriani as Destyra


Happy reading...

Seringkali, tidak semua yang kita inginkan, yang kita cita-citakan, yang kita harapkan, dan yang selalu kita sampaikan dalam setiap doa kita adalah yang terbaik untuk kita.

Tuhan memang tidak pernah salah. Tuhan tahu apa yang kita harapkan, tapi Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita dan apa yang seharusnya kita dapatkan. Memang rumit, melelahkan, mengecewakan alurnya seperti itu, kita harus terima.

Ya, itu kita, hanya kita yang menerima. Lain halnya dengan mereka-mereka di luar sana. Ya, mereka.

Seringkali kita tidak sadar, mungkin beberapa harapan, impian, dan cita-cita bukanlah suatu hal yang murni. Dalam arti murni apa yang sebenarnya berasal dari kita.

Dewasa ini, kita dituntut menjadi pribadi yang sempurna, tangguh, dan mandiri seperti kebanyakan orang tua inginkan pada umumnya.

Tidak lupa ikut campur orang luar yang hanya mengenal dan mungkin mengerti kita secara garis besar saja tanpa mengerti bagaimana kita.

'Makhluk hidup' yang sering kita jumpai di kehidupan sekitar kita dan juga orang tua kita, bisa kita jumpai dalam wujud benda padat berbentuk manusia yang memiliki sebutan tetangga, teman, atau mungkin saudara.

Sebagai anak tentunya kita semua wajib berbakti pada orang tua. Umumnya orang tua akan mengarahkan, memberi nasihat dan dukungan untuk anaknya agar ke depannya bisa menjadi pribadi yang tangguh menghadapi kerasnya kehidupan.

Sebagai anak, tidak asing jika menjalani hidup dengan tuntutan orang tua ini dan itu, sehingga secara tidak langsung, kita sebagai anak tentunya ingin membahagiakan orang tua dengan ekspektasi mereka ke depannya pada kita, yang kemudian hal tersebut menjadi harapan, impian dan cita-cita kita.

Sebut saja aku Sarah, dengan segala impian masih ingin kuraih tapi orang tua memaksakan kehendaknya untuk segera menjodohkan ku dengan sahabat ku sendiri, yup... Sebut saja dia Bima.

Aku dan dia sudah cukup dekat sedari kami lahir dikarenakan orang tua ku dan orang tua Bima juga dekat sedari kecil.

Aku masih duduk di bangku perkuliahan tepatnya di kota Surabaya. Rumah ku dan Bima cukup dekat hanya dengan beberapa langkah saja, jadi tak heran jika aku sering bermain dengan Bima, akan tetapi hatiku hanya menjadikannya dia sahabat bukan lebih dari itu.

Setiap hari aku dan Bima selalu berangkat dan pergi kuliah bersama. Dan tepat pada hari ini adalah perayaan ulang tahun ku yang ke 21 Tahun, umur yang masih muda bukan untuk menjalin kehidupan berumah tangga.

Pagi ini aku berangkat kuliah dengan Bima dengan mengenakan motor kesayangannya.

"Ummik, Sarah berangkat!" ujar Sarah lalu ummik pun menjawab. "Iya, nduk! Hati-hati dijalan, maaf ummik sibuk masak di dapur jadi gak usah salaman langsung berangkat aja kamu,"

Terlihat Bima yang sudah menunggu ku di depan teras dengan mengobrol dengan Abi ku yang tengah mencuci motornya.

"Sarah berangkat ya, Abi,"pamit Sarah sembari bersaliman kepada ayahnya.

"Berangkat dulu om," pamit Bima juga lalu menjabat tangan Abi Sarah.

"Iya, hati-hati ya Bim bawa motor nya!"peringat Abi.

"Pulang nya jangan telat loh, nanti malam kita makan-makan bersama!"tambah Abi.

"Siap om!" jawab Bima lalu Sarah dan Bima pun pergi menaiki motor kesayangan Bima.

Saat ditengah perjalanan suasana nampak hening, Bima yang merasa awkard pun mencoba berbincang tipis dengan Sarah.

"Sar, lo kelas jam berapa?"tanya Bima.

"Jam 9, kenapa?"jawab Sarah balik bertanya.

"Mau sarapan dulu gak?"ajak Bima.

"Boleh, mau dimana? Kantin kampus kah?"balas Sarah.

Bima menggeleng. "Kita ke bubur Abah Yasin langganan kita aja,"ujar Bima.

"Boleh deh, udah lama juga gak makan bubur abah Yasin!"sahut Sarah membayangkan bubur fenomenal kesukaannya itu.

Setelah mendapat timpalan persetujuan dari Sarah dengan segera Bima membawa motornya untuk mampir sarapan bubur abah Yasin.

Sesampainya mereka disana, Bima langsung mengajak Sarah untuk duduk di meja yang masih kosong.

"Bah, bubur nya 2 ya!"ujar Bima pada abah Yasin.

"Nggih mas!"sahut Abah Yasin sambil menoleh kearah pelanggan nya.

"Eh mas Bima, Mbak Sarah. Udah lama gak kesini, ini buburnya seperti biasa kan? Untuk Mbak Sarah gak pake kacang dan Mas Bima gak pake daun bawang?"ujar Abah Yasin menebak.

Bima dan Sarah lantas mengangguk. "Hehe iya Abah, kita lagi kepengen makanya kesini. Betul sekali! Abah ternyata masih ingat ya,"

"Iya lah, kalian berdua ini kan dulu hampir setiap hari makan disini!"jawab Abah.

"Ya sudah, kalian tunggu sebentar, Abah buatkan buburnya dulu!"ujar Abah lalu keduanya pun mengangguk.

Sempat terjadi keheningan sejenak, lalu datanglah abah sembari membawa dua mangkuk bubur dan memberikannya ke mereka.

"Ini buburnya ya, selamat menikmati!"ujar Abah lalu pergi meninggalkan keduanya karena ada pelanggan lain yang datang dan memesan buburnya.

Seusai sarapan, mereka langsung berpamitan dan membayar pada Abah Yasin dan pergi menuju kampus mereka.

"Abah, jadi berapa semuanya?"tanya Bima.

"Seperti biasa Mas Bima, harganya gak naik kok!"canda Abah Yasin.

"Hahaha... Bisa aja Abah! Ya udah kita pamit mau ke kampus dulu, assalamualaikum Bah,"pamit Bima dan Sarah.

"Waalaikumsalam... Hati-hati ya!"balas Abah, mereka pun mengiyakan.

Sesampainya di kampus Sarah langsung melepas helm dan memberikannya kepada Bima.

"Ini Bim,"ucap Sarah.

Bima menerimanya lalu berujar. "Nanti kalo kelar kelasnya langsung kesini aja Sar,"

"Iya, ya udah duluan ya. Takut telat!"jawab Sarah.

"Iya, semangat belajar Sar!"ucap Bima namun tak ada sahutan dari Sarah karena ia telah pergi meninggalkan Bima sendirian.

.....

Hai gimana part 1?

Jangan lupa vote dan komen terimakasih 🙏😁

See u next part ❤️











SARAHEVAN (SUDAH TERBIT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt