Chapter 5 || Harga diri Jerian

117 15 1
                                    

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG SAMA KOMEN YA!!

KARENA DENGAN KALIAN VOTE DAN KOMEN ITU BUAT AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULIS CERITANYA.

HAPPY READING!!

*
*
*
*
*

"Hah?!" Beo Serlin, masih mencernah apa yang dimaksud orang asing yang di depannya.

Jerian ingin kabur dari sana namun, kakinya tiba-tiba terasa kaku untuk di gerakkan. Jerian memekik dalam hati, dia bersumpah akan menonjok kakaknya itu jika sudah berada di rumah.

"Maksudnya?" Tanya Serlin sekali lagi.

"Iya, Jerian dulu itu--"

Brakk

"Heyoo, what up bro." Ucapan Jafrian lagi-lagi terpotong, melihat Fikri yang tiba-tiba datang menggebrak meja. Jerian bernapas lega, ia benar-benar berterimakasih kepada Fikri yang menyelamatkan dirinya dari Jafrian.

"Fikri sialan, lo ganggu gue aja. Ngapain lo disini?" Geram Jafrian saat melihat adik kelasnya yang kurang ajar itu.

"Gue mau gabung, emang salah?" Fikri mendudukkan dirinya dan menaruh makanan yang sebelumnya ia pesan.

"Gak asik lo Fik," ujar Giandra, yang dari tadi semangat menunggu ucapan Jafrian.

"Apaan sih?" Heran Fikri.

"Eh... kita tadi lagi nunggu sebuah fakta tentang Jerian ya, lo datang-datang gebrak meja aja. Jadi kepotong kan," omel Hanindia.

"Iya, iya maapin." Ucap Fikri.

"Ayo, lanjut-lanjut gue juga mau denger." Lanjut Fikri lagi.

"Gak ada gak ada. Lebih baik kita lanjut makan," tolak Jerian, jangan sampai mulut-mulut ember itu bocor.

"Lama, gue udah selesai. Gue pamit, bye." Ucap Serlin, telah selesai menghabiskan makanannya dan beranjak dari sana untuk membayar pesanannya.

"Yah yah yah, kan kelamaan lo. Orangnya jadi pergikan," keluh Giandra.

"Ini semua salah lo Fikri." Jafrian menatap Fikri.

"Gue lagi? Kayaknya dimana lo gue selalu salah," ucap Fikri mendramatis keadaan.

"Emang." Sepertinya mereka semua kecuali Jerian punya dendam yang terpendam kepada Fikri.

"Ya udah, kalo gitu gue pergi." Fikri berdiri dan berjalan dengan sangat pelan.

Fikri diam sebentar merasa tak ada pergerakan dari orang-orang yang ada di sana. Ia menoleh ke belakang, melihat keenam remaja itu menatapnya, "tahan gue napa?" Ucap Fikri.

"Dih.." seru mereka.

Fikri mengurungkan niatnya untuk pergi dari sana dan kembali duduk bersama enam remaja itu. Ia melanjutkan makannya yang sempat tertunda tadi.

"Emang lo, mau ngomong apa bang?" Kepo Fikri. Jafrian melihat ke arah Giandra seakan tau apa yang Jafrian katakan. Giandra mengangguk tersenyum penuh arti.

ALGRAVIAN (ON GOING)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt