Chapter 10 || Telat berjamaah

77 5 0
                                    


"Ibu, ibu tau gak perbedaan ibu sama jam 12. Kalo jam 12 kesiangan kalo ibu kesayangan Haidar."
~Jafrian Natanio~

*

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG SAMA KOMEN YA!!

KARENA DENGAN KALIAN VOTE DAN KOMEN ITU BUAT AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULIS CERITANYA.

HAPPY READING!!

*
*
*
*
*

"Pak, bukain dong gerbangnya." Ujar Regan membujuk pak Yadi, satpam NHS.

"Iya pak, bukain. Belum juga sampai 10 menit telat. Masaa langsung ditutup sih gerbangnya." Lanjut Giandra memegang besi gerbang dan menggoyang-goyangkannya.

Pak Yadi tak memperdulikan ocehan Regan dan abangnya itu, ia asik bermain game di handpone dengan kopi panas yang ia hirup. Bermain game dengan sangat heboh, menganggap Regan dan Giandra hanya angin lalu di sana.

Regan pasrah, akhinya ia duduk selonjoran seperti orang gila di depan gerbang Neo. Rambutnya yang tadinya rapi sekarang sudah berantakan seperti orang yang baru saja ikut tawuran.

"Kasihani lah kami pak." Bujuk Regan lagi.

"Enggak. Itu resiko kalian, siapa suruh telat?" Balas Pak Yudi.

"Inggik iti risiki kiliin, siipi sirih tilit?" Ucap Giandra mengikuti ucapan satpam di depannya.

"Ayolah pak, gue kasih rokok nih satu batang." Regan mengeluarkan rokoknya dari saku celana.

"Wess, kamu mau nyogok saya? Sogokan tidak saya terima."

"Pelit pelit, pelitt." Ucap Regan.

Giandra ikut duduk didepan gerbang di sebelah adiknya. Menunggu pak Yudi kasihan pada mereka dan akhirnya membuka gerbang. Tapi setelah menunggu, pak Yudi sama sekali tidak berniat membukanya. Ia malah masih asik dengan game yang dimainkan.

Tak lama, empat orang remaja dengan memakai motor mereka menghampiri Regan dan Giandra yang sedang duduk. Mereka adalah Haidar, Hanindia, Jerian dan Jafrian.

"Eh eh, ngapain kalian duduk kayak orang gila disini?" Ucap Haidar saat melihat dua temannya.

"Menurut lo aja," ucap Regan tambah kesal akibat ulah Haidar.

"Kenapa enggak masuk?" Lanjut Jafrian.

"Buta mata lo? Gerbang di tutup mana bisa masuk." Ujar Regan dan Giandra serentak.

Jafrian, Jerian, Haidar dan Hanin menatap satu sama lain. Heran melihat kelakuan kakak beradik itu, jelas-jelas gerbang dibelakangnya sudah di buka lebar.

"Heh!! kalian yang buta. Orang gerbang udah kebuka kok," ucap Haidar menancapkan gas motornya masuk meninggalkan Regan dan Giandra. Di ikuti oleh Jafrian dan Jerian dengan motor mereka. Regan melihat mereka masuk ke dalam gerbang yang telah terbuka lebar.

"Lah, kok kebuka? Bang, kenapa lo gak bilang sih kalo gerbangnya udah buka." Ujar Regan memarahi Giandra.

"Tadi gerbangnya belum kebuka. Wah pak Yudi ngerjain kita nih," ucap Giandra menepuk-nepuk pantatnya akibat duduk di bawah tadi.

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Mar 13 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

ALGRAVIAN (ON GOING)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum