20. Kesepakatan dan Satu Kondisi

893 369 27
                                    

.
.
.

    Hongjoong yang awalnya mengulurkan tangan pun menarik kembali tangannya ketika dia menyadari sebuah kenyataan yang terpampang dari sosok Yeosang. "Maafkan aku." Ucap Hongjoong yang tampaknya tahu bahwa Yeosang tidak bisa melihat uluran tangannya.

    Wooyoung yang menatap Yeosang dan sadar bahwa kawannya itu enggan mengatakan apapun lagi pun, berniat untuk berpamitan dan pergi dari sana. Apalagi saat dia bertemu tatap dengan Jongho yang mengisyaratkan dia untuk segera pergi.

  "Tolong lupakan—"

  "Seorang pangeran dan kesatrianya, apa yang kalian lakukan di tanah Yunani? Tidakkah Valborg akan luluh lantak jika tidak ada kalian disana?" Pertanyaan yang dilontarkan Hongjoong dengan sebegitu entengnya membuat sorot mata Wooyoung dan Yeosang menjadi tajam.

    Pemuda ningrat—Yunho hanya menatap keduanya dengan tatapan datar, begitupun Mingi. Yunho mengenali dua pejabat negara itu, bagaimana tidak? Keduanya sangat terkenal di medan perang, wajah mereka sering kali terpampang di koran berminggu minggu. Kemarin Yunho telah mengetahui wajah Wooyoung dan menebak jika kesatria itu ada disini, maka sang pangeran pun ada di tempat ini. Lantas kemudian itulah alasan Hongjoong mau turun dari kapal dan ikut berkeliling Nafplio, untuk menemui mereka apabila ada kesempatan.
 
 
  "Siapa kau?" Tanya Yeosang sedikit menggeram.

  "Hongjoong Vasco da Gama. Telah aku perkenalkan diriku beberapa saat lalu. Kedua orang ini kawanku, Yunho Elsworth dan Mingi Barnum, sebenarnya ada dua orang lainnya, namun mereka tidak ikut." Jawab Hongjoong masih dengan tenang.

  "Seorang pemberontak, penyeru anarkisme dan seorang anti-hierarki.. aku memperkenalkan diriku dengan sangat baik. Tidakkah itu cukup?" Lanjutnya bertanya.

  "Penyeru anarkisme kau bilang? Kau bahkan tidak tahu pasti apa artinya, kan?" Balas Yeosang.

    Hongjoong kehilangan tawanya mendengar kalimat barusan. "Apa yang membuatmu mengatakan itu? Kau bahkan tidak bisa melihatku."

  "Kau masih dalam sebuah ikatan, kawan kawanmu yang kau sebutkan barusan.. dari sisi manakah kau menyebut dirimu kaum anarkis?" Yeosang balik bertanya.

  "Sebagai kaum anarkis, aku mengutuk otoritas baik dari bawah maupun dari atas. Namun aku tidak sedikitpun menuntut kekuasaan untuk massa, tetapi berusaha untuk menghancurkan semua kekuasaan dan menguraikan massa ini menjadi individu-individu yang menguasai hidup mereka sendiri. Makanya ada yang bilang bahwa kaum anarkis adalah musuh yang paling mutlak dari semua jenis komunisme dan mereka yang mengaku sebagai komunis atau sosialis tidak mungkin menjadi anarkis. Kalian para boneka Rusia pasti tidak bisa memahaminya, bukan?" Jelas Hongjoong.

    Wooyoung yang mendengar ucapan Hongjoong barusan benar benar marah. Dia tengah dihina, begitupun seluruh Thuringbert yang telah binasa mempertahankan kemerdekaan Valborg. Memang betul jika Valborg merdeka atas pemberian dari Rusia, namun apa yang pemuda (Hongjoong) itu ketahui soal berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan mereka yang kurang lebih hampir satu abad ini?

    Melihat Wooyoung melangkah maju membuat Yunho dan Mingi langsung memasang badan. Kedua manusia dengan tinggi sedikit di luar normal untuk anak berumur belasan tahun itu menyembunyikan Hongjoong dibalik punggung mereka yang tegap. Wooyoung sebenarnya bisa menebas kepala dua orang ini dengan senjatanya, Wooyoung tahu itu. Pelatihan yang sangat keras dari suku Rhys memaksanya—atau mungkin membuatnya terbiasa melawan orang orang yang lebih besar darinya. Jangan lupakan juga fakta bahwa Wooyoung memikiki banyak pengalaman dari medan perang, and he's still a knight after all.

    Mingi yang menyadari pemuda itu mencengkram kuat senjata yang dia bawa bawa itupun hanya tersenyum canggung.

  "Kau tahu Yunho? Untuk momen ini saja, aku harap Moran ada disini." Bisik Mingi.

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Where stories live. Discover now