18. Soal Untung dan Diuntungkan

803 340 14
                                    

.
.
.

    Di bawah teriknya matahari musim panas, diikat oleh dahaga dan keringat, kedua pemuda itu masih tampak sangat betah saling memandang satu sama lain. Dalam decak kekaguman yang tidak sempat diucapkan oleh lisan masing masing. Keduanya, sejatinya bukanlah para orang religius yang di sela sela kesibukan dunianya bisa berhenti sejenak untuk mengagumi ciptaan tangan Tuhan Yang Maha Sempurna.

     Pemuda yang berambut hitam—Wooyoung menatap lurus ke arah mata hazel yang lawan bicaranya (Mingi) miliki. Sementara Mingi menatap fitur wajah pemuda yang tampak tegas dan menawan itu.

 
  "APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Teriakan seorang petugas mengejutkan keduanya.

  "Nona, ke arah sini." Ucap Wooyoung sambil mengulurkan tangannya kepada si wanita tadi. Setelah si wanita menyambut uluran tangan itu, Ketiganya lantas langsung berlari dari para petugas yang terus meneriaki mereka untuk berhenti.

     Mingi dan Wooyoung beserta wanita itupun kemudian berbelok dan bersembunyi di sebuah gang sempit diantara dua rumah. Ketika seorang tentara ikut berbelok, dia seketika disambut oleh Mingi yang menendang kuat perutnya sebelum kembali berlari.

    Wooyoung bersiul. "Kau seorang tentara? Kau tampak cukup kuat." Tanyanya.

  "Terlihat begitu di matamu?" Tanya Mingi balik.

  "Kau tidak terlihat seperti hanya seorang pendatang." Ucap Wooyoung.

  "Bilang itu pada dirimu sendiri." Balas Mingi.

|

    Akhirnya setelah cukup lama berlarian, mereka lepas dari kejaran para tentara itu. Si wanita yang telah mereka selamatkan tadi pun berterima kasih banyak kepada keduanya dan memaksa keduanya juga untuk menerima ucapan terima kasihnya dengan mengundang mereka ke kedai makan miliknya.

    Karena tak ingin menolak sebuah rasa terima kasih dan tidak pula ingin membuat wanita itu merasa memiliki hutang pada mereka. Keduanya pun mengikuti langkah si wanita menuju ke kedainya.

  "Silahkan masuk, tidak terlalu nyaman tapi saya rasa cukup layak." Ucapnya.

  "Ibu!" Seorang anak kecil berlari ke arah si wanita dan memeluk tubuhnya erat.

  "Syukurlah, aku kira terjadi sesuatu padamu, makanya kau terlambat pulang." Sebuah suara lain terdengar, bersamaan dengan seorang pria muda yang Wooyoung dan Mingi yakini adalah suami si wanita keluar dari balik tirai yang tampaknya difungsikan sebagai pintu.

  "Memang ada yang terjadi tapi kedua pemuda ini menolongku. Aku mengundang mereka untuk berterima kasih." Ucap di wanita.

    Mendengar itu suaminya tampak terkejut, dia lantas membungkuk, berterima kasih banyak untuk kedua pemuda itu.

  "Aa, jangan seperti itu. Kami tak melakukan hal lebih." Ucap Wooyoung sambil menahan bahu si pria untuk tidak membungkuk lebih rendah padanya.

    Melihat kelakuan Wooyoung barusan, entah kenapa Mingi bisa mengetahui bahwa kemungkinan besar pemuda ini dulunya sangat terbiasa mengayomi rakyat kecil, dia tampak seperti seorang pejabat negara yang rendah hati. Entah juga jika itu hanya perasaannya saja.

    Keduanya lantas duduk beralaskan karpet, mereka dijamu dengan teh herbal dan beberapa makanan khas Yunani.

  "Perkenalkan, nama saya Jace dan istri saya yang kalian selamatkan tadi bernama Eros, sementara putra kami yang masih berumur tujuh tahun ini bernama Pierre. Sekali lagi, kami tidak bisa memberikan hal lebih kecuali ini, terima kasih banyak telah menolong istri saya." Ucapnya.

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα