17. Kota Pesisir Nafplio

964 348 30
                                    

.
.
.

Nafplio, Yunani—30 Juli 1915

    Setelah perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua hari itu, Jongho, Wooyoung dan Yeosang tiba di sebuah kota pesisir yang memberikan sentuhan musim panas yang luar biasa indah. Mereka diturunkan di tepian bukit yang jika mereka menengok ke bawah, terdapat hamparan rumah rumah yang didominasi oleh warna cat putih.

    Air laut yang biru seakan menyatu dengan langit itu tampak berkilauan karena ditimpa cahaya matahari. Wooyoung sempat dibuat terkesima dengan pemandangan itu.

  "Jangan melakukan hal bodoh disini." Jongho memperingatkan, "Aku tidak mau jika harus ditangkap oleh para petugas."

  "Para petugas?" Yeosang bertanya.

  "Ya, kota ini dijaga oleh tentara Turki semenjak Yunani memutuskan untuk turut dalam Perang Dunia. Sembunyikan wajah kalian, terutama kau, Wooyoung.. mukamu terlalu 'Arab' untuk orang Yunani." Kata Jongho.

     Wooyoung memutar mata, "Aku tahu."

    Yeosang pun mulai berjalan mengikuti kedua kawannya itu. Galen membekalinya sebuah tongkat, mengejutkan bagaimana Yeosang sangat terbantu mengetahui medan di hadapannya berkat tongkat kayu itu. Bau laut membuatnya sedikit tidak nyaman, entahlah, mungkin karena memang Yeosang tidak begitu meyukainya.

    Tak lama setelah menuruni bukit, mereka pun menginjakkan kaki memasuki kota pesisir itu. Wooyoung mengamati sekitar, melihat masyarakat kota yang tampak sibuk dan ramai dengan kegiatan masing masing.

  "Entah cuma perasaanku atau bagaimana, tapi kulihat penduduk kota ini tampak ditekan oleh sesuatu.. mereka terlihat ketakutan." Batin Wooyoung.

  "Apakah mereka baik baik saja?" Yeosang bertanya pelan pada Wooyoung, "Suara napas mereka terdengar sangat tegang."

    Wooyoung melirik ke arah Yeosang sebentar, terkagum dengan kemampuan pemuda itu dalam menyadari hal ini.

  "Apakah mereka benar benar tentara Turki, Jongho? Kurasa mereka terlalu banyak." Kata Wooyoung.

    Jongho menatap ke arah para tentara yang lalu lalang sambil bersenda gurau itu.

  "Tidak." Jawab Jongho, "Sebagian besar dari para tentara itu—jika memang benar dikirim oleh Turki, seharusnya mereka tidak ditugasi disini. Tidak ada gunanya menyita kota pesisir yang mayoritas penduduknya asli orang Yunani."

  "Sudah kuduga, mereka bahkan tidak terlihat seperti etnis Turki, mereka orang Yunani, kan?" Tanya Wooyoung.

     Jongho mengangguk, "Banyak ketegangan terjadi antara masyarakat selepas Perang Peloponnesos yang padahal terjadi pada kisaran tahun 431-404 SM, dampak perang yang terjadi antara penduduk Athena (Liga Delia) dan penduduk Sparta (Lipa Peloponnesos) itu tampaknya masih memengaruhi penduduk yang tinggal di Peloponnesia—termasuk di Nafplio sendiri."

  "Mereka ditindas?" Tanya Yeosang.

  "Sederhananya begitu." Balas Jongho.

  "Oleh siapa?" Wooyoung bertanya.

  "Sebuah kelompok rasis yang menganggap bahwa masyarakat di semenanjung Peloponnesia adalah keturunan dari orang Sparta, mereka mengutuk masayarakatnya sendiri." Balas Jongho.

    Yeosang berdeham, "Kau berbohong. Perperangan itu terjadi sudah sangat lama sekali, jikapun ada yang menulis silsilah keluarga mereka dari zaman itu, mereka pasti tidak lagi memiliki kebencian yang sebesar itu."

    Jongho berpaling dari Wooyoung yang seketika menatapnya saat Yeosang mengatakan itu.

  "Kenapa kau berbohong hanya karena masalah itu, huh?" Tanya Wooyoung.

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Where stories live. Discover now