6. Kawan Jerman Yang Lain

1.1K 411 55
                                    

.
.
.

    Setelah kepergian Seonghwa, Mingi dan Hongjoong kembali masuk ke dalam rumah inap itu dan menghampiri Yunho dan San yang sedang berada di depan perapian. Luka pukul di tubuh San tampaknya telah diobati karena mereka melihat keberadaan kotak obat di sana. Yunho menatap Mingi dan Hongjoong bergantian, dia cukup dibuat bingung dengan ekspresi Hongjoong yang tidak biasanya itu, dia tampak seperti orang yang baru saja kalah judi.

    Yunho menaikkan alis pada Mingi tanda bertanya dan Mingi hanya tertawa konyol mendapati pertanyaan itu. Hongjoong mendudukkan diri di sebuah kursi yang membelakangi ketiga kawannya, diam disana entah memikirkan apa.

  "Setelah mendengar omongannya tadi, apa kau masih menginginkannya, Hongjoong? Kurasa dia tidak terlalu tertarik padamu.. perang membela tanah airnya tampaknya lebih menarik untuknya." Ucap Mingi setengah tertawa.

  "Metode pendekatan yang kulakukan salah." Kata Hongjoong.

  "Tampaknya memang begitu." Balas Mingi.

  "Dia cerdas." Ucap Hongjoong lagi.

    Mingi mengangguk, "Melampaui dirimu. Memanipulasinya hanya akan menambah keyakinan bahwa dia tidak seharusnya mengikutimu, bukan? Karena dia sadar kau hendak memanfaatkannya. Terlepas dari keinginanmu menjaga dunia tetap aman dengan menjauhkan Seonghwa dari pemerintah Jerman, dia aku rasa tidak menyadari 'bakat'-nya sendiri.. makanya dia tidak ingin mengikutimu."

  "Perang dunia kini kian mengerikan. Jerman berambisi memenangkan perang, yang paling aku takutkan justru bukan pemerintah Jerman yang menyadari bakat Seonghwa dan betapa cerdasnya dia, namun jika Seonghwa ini memiliki inisiatif sendiri untuk membawa negaranya menang. Itu seperti bom bunuh diri untuk peradaban manusia. Membawanya jauh dari cekokan ideologi yang Jerman berikan padanya adalah usaha yang terbaik, namun kini aku disadarkan bahwa aku tidak bisa semudah itu melakukannya." Jelas Hongjoong.

  "Artinya dia harus memiliki inisiatif sendiri untuk mau mengikutimu begitu, kan?" Kata Mingi.

    Hongjoong mengangguk, "Pemaksaan hanya akan memperburuk suasana."

  "Well, cukup lucu jika kau mengatakan itu sementara Seonghwa Moran sendiri memukul San untuk memaksanya pergi dari sini." Ucap Mingi.

  "Aku baik baik saja." San tertawa. "Seonghwa Moran ternyata orang yang menarik, dia sangat kuat."

  "Mengejutkan aku mendengar itu dari orang yang barusan kena pukul olehnya." Batin Yunho.

    Yunho kemudian bangun dari posisinya duduk, dan berjalan mengambil coat panjang, syal dan sarung tangannya. Sebenarnya siapapun pasti tahu jika Yunho hendak pergi namun tampaknya Mingi ingin basa basi dengan itu.

  "Hendak pergi?" Tanya Mingi.

  "Kau bisa melihat dengan mata kepalamu, Mingi." Balas Yunho.

  "Kemana?" Kini San yang bertanya.

  "Membeli beberapa potong roti atau mungkin kentang. Kita tidak tahu seperti apa cuasa besok, jadi kita harus punya makanan cadangan." Balas Yunho.

  "Berhati hatilah dengan wajah Elshworth mu itu." Kata Mingi sambil tertawa.

    Yunho tersenyum sambil mengambil topi bulatnya, "Aku tahu."

.
.

    Seonghwa hanya menatap bosan kawannya yang tampak begitu bahagia dengan kelakuannya. Sebenarnya untuk siapapun seumurannya—tidak, lebih tepat untuk siapapun, orang dewasa sekalipun melakukan sesuatu seperti yang kawannya ini lakukan bukanlah hal normal.

  "Sunwoo, sampai kapan kau akan menguliti kelinci tak bersalah itu?" Tanya Seonghwa setengah kesal, bagaimana tidak? Pemuda itu mengajaknya pergi dari kamp tentara, katanya dia akan mengajak Seonghwa bermain, namun nyatanya, Seonghwa malah dibuat bosan melihat pemuda itu menguliti seekor kelinci hidup hidup.

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Where stories live. Discover now