16. Yunani, Panggung Opera Yang Tidur

1K 353 23
                                    

.
.
.

    Seonghwa tidak lagi teringat percakapannya dengan Hongjoong kemarin—atau mungkin malam tadi? Karena dia tiba tiba telah kembali terbangun di dalam penjara itu karen terusik oleh cahaya lampu minyak yang dibawa oleh seorang pemuda bersurai merah, warna mata hazel-nya ditimpa cahaya lampu minyak itu tampak bersinar, mengingatkan Seonghwa pada mata seekor kucing.

    Unik. Seonghwa belum pernah melihat fisik pemuda itu dengan seksama, dan ketika tiba kesempatan untuk menatap pemuda itu dan menelisiknya dengan teliti, Seonghwa terkagum oleh sosoknya yang tampan seperti seorang tokoh negeri dongeng.

    Pemuda itu membungkuk dan menyodorkan sepiring makanan pada Seonghwa lewat sela sela penjara. Dia kemudian duduk bersila bersandar tiang kayu membelakangi penjara Seonghwa. Tanpa bicara apapun, seakan menunggu Seonghwa untuk segera memakan makanan itu.
 
 
 
  "Hongjoong menyuruhmu?" Tanya Seonghwa sambil pelan pelan bangun dari posisi berbaringnya.

  "Aku tidak mau kehilangan Shakespeare-ku, katanya." Balas Mingi.

     Seonghwa kemudian mulai dengan pelan memakan makanan itu. Sesekali dia terdiam karena kagum(?)—rasanya sudah lumayan lama sejak terakhir dia menelan makanan yang layak. Di atas piring itu hanya terdapat beberapa potong roti, kacang almod dan sebuah apel, namun rasanya sangat lezat di lidah Seonghwa kini.
 
 
  "Inggris, apakah kau bahagia disana?" Tanya Seonghwa, dia lumayan tidak nyaman dengan kecanggungan antara dia dan Mingi.

  "Seharusnya begitu, tapi tidak. Kutukan sirkus membuatku tak bahagia." Balas Mingi.

  "Kau tak bahagia makanya kau mengikuti Hongjoong?" Seonghwa bertanya.

  "Aku butuh belas kasihan, makanya aku mengikutinya." Balas Mingi lagi.

    Seonghwa lalu teringat ucapan Yunho kala itu, jadi seseorang yang membutuhkan belas kasihan sebagai utopia sempurnanya itu adalah Mingi?

     Seonghwa menatap punggung Mingi. "Kenapa harus Hongjoong? Bukankah ada orang lain yang bisa melakukannya? Memberimu belas kasihan mereka?"

    Mingi cukup kesal dengan pertanyaan itu. "Memang kenapa jika aku ikut dengannya?"

  "Dia cukup tidak waras, kan?" Tanya Seonghwa.

  "Ya, benar. Namun dia jauh lebih tidak waras karenamu sekarang. Siapa pula yang dengan seenak jidat berpikir akan pergi ke Yunani hanya untuk mencarikan dokter untukmu?" Balas Mingi.

    Seonghwa menaikkan alis sangat terkejut. "Aku bahkan masih belum bisa mengerti kenapa dia membawaku kemari! Kenapa dia melakukan hal itu?!"

    Mingi bangun dari duduknya sambil mendengus kasar. "Kenapa? Jika kau menanyakan itu padaku, lantas kepada siapa aku harus mencari tahu jawabannya, hah?"

    Mendengar jawaban itu Seonghwa terdiam.

  "Dan kau bilang tidak mengerti tadi? Oke, biarkan aku menyederhanakannya untukmu. He loves drama so fucking much and you're a fucking Shakespeare!"  Balas Mingi penuh penekanan sambil menunjuk nunjuk wajah Seonghwa.

    Tampaknya Mingi masih sangat kesal dengan keputusan Hongjoong yang tanpa diskusi langsung menitah mereka untuk pergi ke Yunani, guna mencarikan Seonghwa dokter. Untuk Yunho jelas pemuda itu tidak akan mempersalahkannya, toh selama Hongjoong dalam jangkauan matanya, pemuda itu tidak akan komentar apa apa. Begitupun San justru terlihat sangat bersemangat untuk pergi ke sana, karena Yunani adalah rumah dewa pandai besi (Hephaestus) katanya—alasan konyol kata Mingi.

    Helaan nafas panjang terdengar setelahnya. "Listen, Moran." Aksen elegan pemuda itu kembali setelah sebelumnya mengucapkan dua kali kata umpatan tadi. "I don't care about your past. Aku tahu Jerman negara yang sangat keras, dan kepribadian burukmu dibentuk oleh mereka. Terkadang nasionalisme-mu membuatku jijik dan heran secara bersamaan. Namun yang terpenting sekarang adalah Hongjoong telah menaruhkan empat nyawa untuk menolongmu, jadi gunakan sedikit akal sehat dan budi pekertimu untuk mengerti apa yang hendak Hongjoong inginkan darimu, percayalah padaku dia mengetahui sesuatu sedikit lebih banyak darimu."

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang