3. Menyusup Ke Negeri Para Penyair Dan Pemikir

1.2K 449 64
                                    

.
.
.

Jerman, Januari 1915

    Sebuah kapal menepi ke pantai Jerman. Para tentara memasang ancang ancang, mengarahkan senjata tercanggih pada masa itu ke arah tubuh kapal, menunggu aba aba untuk melakukan langkah selanjutnya.

    Diantara orang orang yang berumur pada kisaran 25-40 tahun itu, tampak seorang pemuda berumur hampir 18 tahun dalam posisi tengkurap di sebuah dataran yang lebih tinggi, tertutupi oleh semak belukar dan ilalang yang sedikit menggelitik wajah rupawannya.

    Mata bulatnya menatap lurus lewat kaca pembesar di senjatanya. Mengamati kapal yang hedak bersandar di pelabuhan negeri tercintanya.

  "nicht schießen!" Teriak salah seorang.
 
 
*tahan tembakan
 
 
  "Itu kapal Jerman!" Sambung suara lain.

    Pemuda itu kemudian menjauhkan matanya dari kaca pembesar lalu menghela nafas panjang. Dia bangun dari posisinya dan dengan beberapa penembak jarak jauh lainnya turun menuju bibir pantai.

  "Seonghwa Moran!" Panggil sebuah suara yang pemuda itu—Seonghwa kenal sebagai suara rekannya.

  "Kau kedinginan?" Lanjutnya kembali bertanya.

  "Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Seonghwa balik.

  "Sup kacang hangat, pulang bertugas." Ucapnya.

    Namun Seonghwa menggeleng, menolak ajakan itu. Tanpa memberi alasan apa apa, dia berjalan menuju bibir pantai berkumpul bersama tentara lain yang mulai memeriksa para penumpang kapal itu satu per satu. Seonghwa pun tanpa komando turut serta dalam pengecekan itu.

    Dia memeriksa seorang pemuda, seumuran dengannya mungkin yang berpakaian khas petugas Jerman yang memasok makanan dari Denmark.

  "Nama?" Tanya Seonghwa.

  "Hongjoong Vasco da Gama." Balas penuda itu.

  "Orang Portugis?"

    Hongjoong menggeleng, "hanya nama, tidak menunjukkan kebangsaanku. Lagipula aku seorang petugas yang telah Jerman sendiri pilih untuk memasok makanan, kenapa kau harus curiga?"

  "Kau bukan orang Jerman." Seonghwa berucap namun dengan nada lirih, membuat Hongjoong sedikit terkejut dengan ucapannya. Sebenarnya masuk akal jika pemuda itu atau siapapun mengenalinya ataupun ketiga kawannya sebagai orang 'luar' Jerman. Sederhana, dari logat mereka bicara.

    Apalagi jika diposisi Hongjoong sekarang adalah Mingi. Mungkin sejak kali pertama dia memperkenalkan diri, siapapun tau kalau dia orang Inggris.

 
  "Apa tujuanmu menyusup ke kapal Jerman dan datang kemari?" Lanjut Seonghwa.

    Hongjoong tersenyum lebar, "Dirimu."

    Mendapatkan jawaban yang sebenarnya Seonghwa boleh marah karenanya dari Hongjoong membuat Seonghwa terdiam kebingungan. Apakah ini sebuah cara baru untuk seorang penyusup masuk ke Jerman? Dengan menaruh sugesti pada tentara sepertinya bahwa mereka orang orang baik?
 
  "Seorang penyusup akan dihukum gantung. Persiapkanlah dirimu selama aku belum bicara pada pimpinanku." Ucap Seonghwa.

  "Kau tidak menanyakan kenapa aku mencarinu?" Tanya Hongjoong.

  "Aku yakin aku tidak memerlukannya." Balas Seonghwa.

  "Entahlah.. kau mungkin ingin mendengarnya." Ucap Hongjoong.

 
    Seonghwa menengok kanan kiri, ketika dia sadar semua tentara lainnya sedang sibuk mengecek para penumpang kapal itu, dia menghadap Hongjoong lalu bertanya, "kenapa?"

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang