4. Kebangkitan Para Pemberontak

1.3K 409 35
                                    

.
.
.

    Perlahan Seonghwa menutup buku jurnalnya setelah dia selesai menuliskan sesuatu yang mungkin orang orang akan sering menuliskannya di buku diary. Yah, Seonghwa tidak terlalu tahu apa beda dua sebutan itu. Dia kembali memasukkan buku itu ke dalam saku sebelum beranjak pergi dari sana.

    Ketika melewati sebuah gang pemukiman, Seonghwa hampir tidak mempercayai matanya. Di dinding sebuah rumah terdapat sebuah poster yang seharusnya tidak boleh ditempel di tempat itu, di tempat dimana banyak orang akan lalu lalang dan melihatnya, sama seperti yang Seonghwa lakukan sekarang.

    Poster baru itu tiba-tiba sudah muncul dan tampaknya telah tersebar ke segala pelosok Jerman. Poster itu tanpa teks dan hanya mempertunjukkan sosok Wilhelm II (Kaisar Jerman) yang tinggi besar, jelek mengerikan, tingginya 3 atau 4 meter, melangkah maju dengan wajah khas Eropa yang tanpa ekspresi dan sepatu boot sangat besar, senjata setengah mesin teracung dari pahanya, dari sudut manapun kau memandang poster itu, moncong senjata itu yang diperbesar karena digambar tampak depan seolah tertodong langsung padamu.

    Seonghwa dengan panik mencoba untuk mencopot kertas poster yang tertempel itu. Berharap cemas belum ada yang melihatnya selain dirinya. Setelah memastikan tidak ada saksi mata, Seonghwa segera berjalan cepat kembali ke kamp tentara, namun naasnya.. poster itu ternyata diletakkan di setiap ruang kosong di setiap dinding dalam jumlah yang bahkan lebih banyak daripada potret penawaran jasa transportasi.

  "Ternyata membiarkannya masuk Jerman adalah pilihan salah."
 
.

    Sementara itu, di sebuah rumah inap sederhana. Hongjoong dan rekan rekannya yang lain tengah duduk di depan tungku perapian sembari memegang gelas berisi kopi hangat di tangan masing-masing—kecuali Mingi yang lebih memilih menyeduh teh daripada kopi.. Well, he's so English, darling.
 
 
  "Kelakuanmu menunjukkan bahwa kau memang benar tidak berpendidikan, Hongjoong." Ucap San.
 
 
    Mendengar komentar pedas itu, Yunho dan Mingi hampir tersedak minuman masing masing karena menahan tawa sementara Hongjoong hanya menatap nanar ke arah San. Dia lumayan tidak menyangka diberitahu begitu tepat di depan matanya langsung.

  "Memang benar aku tidak pernah mengenyam pendidikan formal apapun, makanya aku tidak bisa membaca dan menulis, karena itu pula aku tidak mencantumkan tulisan apapun di posternya." Balas Hongjoong.

  "Bukan itu yang sebenarnya aku bicarakan. Tapi yah, kita akan dihukum mati setelah ini tampaknya." Kata San.

  "Tidak akan, kita tidak akan mengalami itu, untuk saat ini." Balas Hongjoong. "Mereka terlalu sibuk dengan peperangan, mencari segelintir pemberontak bukanlah prioritas mereka untuk saat ini."

  "Bukankah kau kemari untuk membuatnya bergabung dengan kita, Hongjoong? Tapi apa yang kau lakukan sekarang, justru seperti membuatmu terlihat sangat 'pemberontak' untuknya." Komentar San.

  "Justru itu caranya," Hongjoong tertawa, "membuatnya yakin jika kita tidak berpihak pada negara manapun akan meningkatkan rasa ingin tahunya untuk mengikuti kita."

  "Dia seorang nasionalis, dia tak akan pernah mau melawan negaranya sendiri, tak peduli kemiskinan ataupun penderitaan yang sebenarnya dibawa oleh negaranya untuk rakyatnya sendiri." Kata Mingi.

  "Aku rasa tidak, keraguan bisa runtuh karena yakin. Yunho Elshworth adalah bukti nyatanya, dia mencintai negaranya namun tidak lebih besar daripada rasa cintanya padaku." Tawa Hongjoong.

  "Kau sangat percaya diri untuk orang yang jelas jelas akan dihukum mati oleh pemerintah Jerman." Balas Yunho.

  "Itu sebuah pujian?" Tanya San.

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.2 : Wonderland (Warfare)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz