TanjiKana : A Sweet, My Pretty Boy (2)

Start from the beginning
                                    

Uang jajannya tetap bernilai lebih banyak daripada harga kedua buku itu. Bahkan jika digabungkan sekali pun.

Usai mengucapkan terima kasih, gadis itu mencari keberadaan Nezuko yang cepat sekali menghilang.
Di bangku halte maupun di badan jalan tidak tampak kehadirannya.

"Kau si Ratu Lebah! Apa kau mengikuti ku?" kedua mata itu berbinar menangkap basah Kanao yang tengah mencari sosoknya.

...

Mereka berdua duduk bersebelahan di dalam bus yang melaju dengan kecepatan sedang. Bus ini menuju ke mana, Kanao tidak tahu persisnya. Dia hanya mengikuti saja saat Nezuko naik dan mengambil tempat di barisan paling belakang. Sengaja dipilih agar leluasa bertukar kata.

"Apa Senpai baru pertama kali naik bus?"

Kepala Kanao ditolehkan dengan cepat. "Ke dua kali. Yang pertama sama Kamado-san. Tapi dia mengacuhkan dan memilih duduk sama anak cowok."

"Sudah ku duga," Nezuko tidak tampak kaget. "Kakak tidak akan mau terlibat dengan orang sepertimu."
"Kau cantik dan anak orang kaya. Jadi dia nggak akan mau dekat-dekat. Temannya pun kebanyakan dari luar sekolah."

Jujur saja perkataan itu membuat Kanao sedikit berjengit kaget.

Orang sepertimu? hanya penggalan kalimat negatif, begitu menurutnya, yang dia dengar dengan jelas.

"Ku pikir kau anak yang pendiam di sekolah. Tapi kenapa banyak bicara denganku? Dan memangnya kenapa, dengan orang sepertiku?"
Pertanyaan beruntun meluncur secara cepat dari bibir Kanao.

Tak ingin salah paham akan kalimatnya, Nezuko balik menatap dan mulai melisan dengan hati-hati.
"Kau mencoba mendekati kakakku. Benar? Aku sering melihat Senpai mengekori kakakku saat ke perpustakaan. Makanya aku jadi segan menghampiri. Apa kau tidak takut jika image mu rusak karena mencoba bergaul dengan anak aneh, seperti kami? Lagi pula... Kakak tidak akan tertarik padamu."

Gadis itu agak syok. Kata-kata barusan persis seperti yang dikatakan Aoi padanya.

Dia melanjutkan lagi, "kakak punya trauma mendalam pada cewek cantik. Jadi ku sarankan, jauhilah kakakku. Jangan mencoba terlibat dengan kami. Kita tidak sefrekuensi dalam hal apapun. Terutama dalam status sosial. Ku harap ini terakhir kali kau menempelinya."
Gadis itu tersenyum manis pada Kanao yang anehnya malah terlihat ganjil. Ada banyak kesedihan dalam garis yang terbentuk. Sangat kontras dengan raut bahagia yang coba ia tampilkan.

Ransel dipangkuan Kanao ia buka. Seraya mengeluarkan dua buku kumpulan soal terbaru kelas X.
Diangsurkannya kedua buku itu pada Nezuko yang kebingungan.

"Maafkan aku dan tolong jangan tersinggung. Ku pikir kau pasti membutuhkan ini saat di toko buku tadi. Untukmu."

Kebingungan menyergap Nezuko. Mendapati dua buku yang sejak lama ia inginkan kini berada di atas pangkuan.
Mata Nezuko mendadak berkaca-kaca. Antara sedih dan terharu bercampur jadi satu. Tidak menyangka jika masih ada seseorang yang seperhatian ini pada dirinya.

"Te--terima kasih. Kakak belum gajian. Dan kedua buku ini harganya cukup mahal. Bagaimana aku harus mengganti uangmu... Kanao-Senpai?"

"Aku membelikannya untukmu. Nggak perlu diganti. Tapi syaratnya, maukah kau berteman denganku? Dan tolong jangan melarangku mendekati Tanjirou, apapun alasannya. Kau mau 'kan, Nezuko?"

Secarik kertas dibubuhi tinta hitam berisikan sebuah alamat Kafe. Lalu Nezuko menyerahkannya pada Kanao. Kini senyumnya mengembang dengan tulus.

"Mungkin butuh usaha agar kau bisa meluluhkan hati kakak. Tapi tenang saja, mulai sekarang aku akan berada di pihak Kanao. Berjuanglah, jika Kanao benar-benar menyukai kakakku."

Kimetsu Academy StoryWhere stories live. Discover now