TanjiKana : A Sweet, My Pretty Boy

Começar do início
                                    

Tatapan kesal dihadiahi oleh Kanao pada Rui. Bagaimana tidak. Dia yang hanya seorang Sekretaris kelas harus ikut membantu Rui, si Ketua Kelas sok pintar untuk mengumpulkan buku tugas teman-temannya.
Hanya karena tulisan Kanao yang bagus dan rapi, serta public speaking nya yang jempolan, sudah cukup sebagai alasan untuk memilihnya menjadi Sekretaris kelas tanpa punya kesempatan untuk menolak.

Kode mata dari Rui mengharuskan Kanao untuk mengambil buku tugas yang tersisa. Di bangku belakang yang hanya menyisakan satu orang. Sebenarnya Kanao enggan sekali menuju ke sana.
Demi cepat menyelesaikan tugas menyebalkan ini, dia pun mengesampingkan ego.

"Maaf Kamado-san. Aku harus mengumpulkan buku tugas kalian ke ruang guru."
Pemuda itu bergeming. Fokusnya masih tertuju pada langit biru yang cerah.

Untuk kedua kali, Kanao meminta. "Kamado-san, jika ingin mengumpulkan tugas sendirian, kau bisa langsung pergi ke ruang guru."

Kanao hendak berbalik. Namun langkahnya tertahan oleh sebuah buku yang dijulurkan oleh sang pemuda. Buku berwarna hitam yang sejak tadi bertengger di atas mejanya.

"Apa kau buta? Dari tadi buku tugasku sudah siap untuk diserahkan. Jadi sekarang, pergilah, Lebah berisik."

Dengan sorot kesal Kanao meraih buku Tanjirou lantas berlalu menyusul Rui keluar kelas.
Berani sumpah, pemuda itu bahkan tidak menatap pada matanya saat dia berbicara dengan Kanao.
Selalu seperti itu. Dia seolah enggan bertatapan dengan siapapun dan lebih memilih menatap hal lain. Daripada harus bersitatap dengan lawan bicaranya.

...

"Kanao, buruan ikut!" seru Nichika Ubuyashiki tatkala Kanao baru kembali dari ruang guru.

Gadis manis itu ikut duduk lesehan sambil membentuk lingkaran dengan ke empat temannya.
Mereka sedang memainkan suatu permainan yang tampak seru.

"Nggak ada guru. Jangan sok alim," kata Susamaru terkekeh.

Aoi Kanzaki langsung menyambar. "Sekarang giliran kamu Nao. Pilih Truth or Dare?"

"Aku? Kok aku?"

Daki Ume menyahut, "aku, Aoi, Nichika, sama Susamaru udah dapat giliran. Jadi sisanya kamu doang. Nah, Truth or Dare?"

Ini seharusnya menjadi permainan yang paling dihindari oleh segelintir orang. Tidak ada keuntungan apapun dari mengambil pilihan antara Truth or Dare. Keduanya sama-sama merugikan dan menjebak. Mesti membagi dan melakukan hal yang diperintahkan oleh kelompok mayor.

Sejenak Kanao berpikir. Menimbang-nimbang pilihan apa yang harus ia ambil. Truth sepertinya punya resiko lebih besar mengingat ia punya banyak rahasia dan hal memalukan, untuk dibagi pada semua orang. Jadi rasanya, Dare adalah pilihan yang bijaksana saat ini.
Dia yakin sepenuhnya. Teman-temannya tidak akan membiarkan ia melakukan hal memalukan atau kejahatan kecil, mungkin.

"Dare," ucap Kanao tegas.

Daki Ume paling bersemangat langsung memberi ultimatum, "Dare! Kanao, kau harus pacaran sama Tanjirou Kamado!"

Sesaat Kanao terperangah. Tidak demikian dengan kelompok kecilnya. Jadi dia yakin pasti mereka sudah merencanakan hal ini sebelumnya. Menumbalkan dirinya dengan alasan sedemikan rupa.

"Kalian gila! For God shake, big No! Yang normal aja bisa kan, tantangannya? Ngobrol saja aku nggak pernah sama cowok aneh itu. Kalian pun nggak pernah terlihat berbicara sama dia."

Daki dan Aoi terlihat kecewa. Namun tak patah arang untuk membujuk Kanao.

"Come on. You just choose Dare. Nggak lama, Kanao. Kamu hanya samperin dia, bilang menyukainya, lalu ngajak dia pacaran. Nanti pas dia udah bilang Iya, kamu bebas putusin," pinta Aoi.

Kimetsu Academy StoryOnde histórias criam vida. Descubra agora