Frustasi

16 6 35
                                    

Saat di mall Salsa nampak menatap keanehan perkumpulan "we are jompo" yang tengah asik memilih kaos, masalahnya ini mau buat sablon kaos bukan belanja pakaian.

"Sayang sini deh, ini ada produk baru dari dior. Kamu mau gak?" Olip langsung berlari menghampiri Joshua yang memegang beberapa makeup.

"Cakep banget, bungkus aja deh!" Joshua mengangguk dan langsung memasukkan makeup yang Olip mau di keranjang.

"Enggak ah, balik lagi coba yang baru" Salsa nampak melenggang pergi dan menggerutu kesal kepada Azriel.

"Nata gue gimana? Cakep pasti, udah mirip Minji newjeans," Nata menatap Irene lekat lekat lantas menggelengkan kepalanya.

"Jelek," sialan memang, tapi Irene tetap melenggang pergi menuju ruang ganti.

"Je-"

"IH UDAH YA!" Azriel meringis kecil sambil mengelus lengannya yang ditampar oleh Salsa.

"Pake yang tadi aja, kaos putih. Couplean kita," Salsa menggeleng dengan cepat lantas langsung mengambil apa yang ia mau.

"Emang gak bener punya pacar, haduh!" Melihat Salsa yang pergi, Azriel langsung menyusul mengikuti kekasihnya. Dengan pedenya tangan kekarnya melingkar di pinggang ramping kekasihnya itu.

"Nah ini baru bagus!" Mendengar ucapan Nata, Irene langsung merasa dongkol.

"ANJING LO, GUE UDAH GANTI SEPULUH KALI BAJU DIBILANG JELEK. TAPI PAS PAKE BAJU DARI RUMAH LANGSUNG BILANG BAGUS!" Irene yang pundung langsung berlari mengejar Salsa, sedangkan Nata hanya bisa meringis kecil. Ya namanya lupa, cewek emang ribet.

"Salah lagi kan, padahal tadi dia yang minta buat ngereviw. Aneh deh."

Dilain sisi Ocha tengah meringis sakit, ia tidak sengaja menabrak tubuh Navier. Untung saja laki-laki itu sigap menangkap tubuh Ocha.

"Lain kali hati-hati, kaki lo keseleo kan!" Ocha hanya bisa meringis kesakitan, tak lama Lady membawakan minyak untuk mengurut kaki Ocha.

"Lagian lo pake sepatu yang ada heels nya, lari-lari lagi. Gimana gak mau jatuh!" Lady mengomel panjang kali lebar membuat Ocha menunduk menatap wajah Navier yang serius mengurut kakinya.

"Sttt, sakit tau!"

"Nanti juga sembuh, lain kali hati-hati. Maaf kalau gue berhenti tiba-tiba tadi,"

"Gak papa kok,"

Dilain sisi Reyhan dan Mina tengah ribut, pasalnya mereka berdua tidak mau mengalah. Sedangkan Dewin dan Galih hanya bisa menatap jengah dua insan itu.

"ENGGAK MAU, KAOS HITAM INI PUNYA GUE!" Reyhan melirik Mina sinis, ia tetap mempertahankan kaos hitam yang ia incar dari beberapa hari yang lalu. Kebetulan kaos itu tinggal satu saja.

"Gak ada, ini punya gue! Gue yang lihat duluan!"

"Kenapa sih mereka berdua itu," Dewin nampak frustasi, padahal tanpa mereka sadari Dewin tengah memegang kaos dengan model yang sama dengan mereka.

"Udah kasih aja kaosnya, nanti beli di store aslinya langsung," Galih nampak lebih frustasi tak kala Mina dan Reyhan mulai saling jambak jambakan.

"YEAY DAPET KAOSNYA!" Mina melenggang meninggalkan Dewin dan Galih, disusul dengan Reyhan. Kebetulan antrean sedang panjang membuat Reyhan tidak mau kalah dengan Mina.

Selesai berbelanja mereka langsung saja pulang, jarang-jarang mereka keluar kos-kosan. Paling jauh juga ke taman.

"Eh, lo lihat gak sih tuh cowok belakangnya Via!" Bisik Tata kepada Vivi, Vivi mengangguk.

We're Friends Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang